JAKARTA, KOMPAS.com- Pelawak Muhammad Akri atau dikenal sebagai Akri Patrio mengaku rindu tampil bersama di televisi seperti dulu saat masih di acara Ngelaba.
Tak seperti Parto dan Eko yang sampai saat ini masih sering terlihat di dunia hiburan, Akri kini diketahui menjadi seorang pendakwah.
"Gua bilang sama Eko, gua kemari bukan nyari duit, gua kangen," ujar Akri dikutip dari YouTube FYP Trans7.
"Kalau bilang duit, kekecilan. Tapi kalau bicara hati, bicara moral sama teman, dua sahabat gua itu yang bikin gue Fiddunya wal akhirah enggak bakal lupa," sambungnya.
Baca juga: Yakin Bukan Pelawak Sombong yang Dimaksud Uus, Parto Patrio: Di OVJ Enggak Ada yang Manggil Kang
Meskipun beberapa kali terlihat kembali kumpul dengan Eko dan Parto, Akri berharap mereka bisa kembali seperti dulu.
"Terutama buat Patrio, yuk pulang ke rumah yang dulu lama sudah kita tinggalkan, rumah kita namanya Patrio," tutur Akri.
"Yang sekarang di dalam rumah itu ada satu keluarga, silsilah yang namanya Akri Patrio, Parto Patrio, Ekor Patrio," imbuhnya.
Sementara itu, Eko mengatakan, bukan tak ingin kembali dengan program lawak mereka, tapi kesibukan masing-masing anggotanya membuat hal itu sulit diwujudkan.
Baca juga: Akri: Patrio Masih Hidup
"Iya (kangen), banyak yang minta kita, cuma problem-nya kesibukan," ujar Eko.
Eko kemudian mengungkap alasan Patrio masih ada sampai sekarang ini meskipun sibuk dengan dunia masing-masing.
"Kita selalu punya idiom, satu untuk tiga, tiga untuk satu," ucap Eko.
"Ibarat meja dengan tiga kaki, kalau kaki satu ilang pasti jatuh, makanya tiga kaki ini harus kuat," sambung Parto melengkapi.
Kesuksesan program lawak Ngelaba yang bisa bertahan selama 13 tahun menurut Parto juga karena adanya kerjasama yang baik di Patrio.
"Eko adalah motornya Ngelaba atau Patrio. Karena Eko itu yang paling gesit kemana-mana, jadi segala sesuatunya, motornya itu Eko," ucap Parto.
"Kalau saya hanya stangnya, (Akri) busi," imbuhnya sambil tertawa ketika menyebut peran Akri.
Sebagai informasi, Ngelaba merupakan acara komedi yang populer sejak tahun 1995 dan tayang di stasiun televisi swasta Indonesia hingga tahun 2008.