Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Punya Image Tegas di MCI, Chef Juna Ungkap Pengalaman Setiap Kali Makan di Luar

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/@junarorimpandeyofficial
Chef Juna pamitan ke Chef Arnold dan Chef Renatta.
|
Editor: Rintan Puspita Sari

JAKARTA, KOMPAS.com- Memiliki gambaran kesan yang tegas dan galak saat menjadi juri MasterChef Indonesia (MCI), Juna Rorimpandey atau Chef Juna ungkap pengalaman setiap kali makan di luar rumah.

Berbeda dengan karakter tegas yang terlihat di televisi, Chef Juna mengaku sebenarnya cukup santai saat sedang makan di luar, terlebih jika itu warung kaki lima.

"Kalau kita lagi makan di kaki lima, gerobak, makan- makan aja," kata Chef Juna dikutip dari YouTube Musemediaid.

"Tapi, makan sama chef Juna di warteg atau bakso pinggir jalan, kayaknya tetap beban yang dagang. Terus abang baksonya, 'gimana chef garamnya pas? (atau kalau di warteg) 'kerang gue udah pas belum ya tingkat kematangannya?'" kelakar Kemal Palevi.

Baca juga: Chef Juna Lempar Piring Peserta MasterChef Indonesia Season 8

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendengar hal itu Chef Juna spontan tertawa dan mengaku memang beberapa hal seperti itu sering ditemui saat makan di luar.

"Tapi ada mereka kayak gitu. Saya mah santai," ucap Juna.

Hanya saja memang, respons Juna akan berbeda saat sedang makan di restoran kelas menengah ke atas.

Mempertimbangkan harga mahal yang harus dibayar, harapan chef Juna atas suatu makanan menjadi lebih tinggi.

"Kalau sudah restoran menengah, menengah keatas, kita tahu bahwa kita keluar duit banyak, kalau ternyata 'waduh gini doang nih,' waduh," ucap Juna.

Baca juga: Bandingkan Komentar Juri MasterChef Indonesia dengan Cabai, Lord Adi: Chef Juna Cabai Kering Rawit

"Kenapa itung-itungan? Karena kita bisa buat itu, ngapain kita bayar mahal," lanjut Juna.

Diakui juga oleh Juna, popularitasnya terkadang dirasakan seperti pisau bermata dua setiap kali datang ke tempat makan.

"Kadang-kadang dapat luxury-nya, dalam artian satu meja, tiba-tiba makanan saya duluan yang datang," kata Juna.

"Tapi kadang-kadang jadi pisau bermata dua, enggak enaknya adalah, karena di belakang terlalu lama (disiapkan) jadi lama," sambungnya.

Selain itu, Juna juga terkadang tak dibiarkan membayar makanan yang sudah dipesan, di mana hal itu justru membuatnya merasa tidak nyaman.

"Terutama yang menengah atas, meskipun enggak kenal dekat, tapi tahu-tahuan, seringan enggak dikasih bayar, jadi enggak enak," ucap Juna.

"Dan harganya itu enggak murah. Enggak enak utangnya ini," imbuhnya.

Juna mengaku lebih senang saat dia tetap dibiarkan membayar makanannya.

"Saya lebih suka kayak di bintang lima atau resto kelas atas apa yang kita pesan tetap bayar," tutur Juna.

"Tapi mungkin di belakang si Chef ngeracik yang berbeda, 1 -2 dish, dessert jadi complimentary, lebih enak, dibanding 'enggak usah chef,' aduh," sambungnya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi