JAKARTA, KOMPAS.com- Bicara tentang adegan dicium Sherina di film Petualangan Sherina 1, aktor Derby Romero ingat perasaan saat itu sebagai anak laki-laki yang masih berusia 10 tahun.
Bagi Derby, adegan dicium Sherina menjadi salah satu kenangan yang paling tak terlupakan dari seluruh proses syuting Petualangan Sherina 1.
"Itu syutingnya gue inget banget. Di cie-cie in, orang dia (Sherina) sempet kejeduk karena malu," kata Derby dikutip dari YouTube Arief Muhammad.
"Itu salah satu core memori gue, karena menurut gue itu gemes banget," tutur Derby.
Baca juga: Heboh Diary Sherina 22 Tahun Lalu, Benarkah Cinta Pertamanya Derby Romero?
Saat harus menggambarkan kembali perasaannya ketika dicium Sherina, Derby tak bisa berhenti tersenyum.
"Pasti malu, nervous gimana. Malu, nervous, seneng," ujar Derby sambil tersenyum.
"Lo anak cowok, umur segitu, ehm malu, ehm seru," lanjut Derby yang akhirnya tertawa.
Tapi satu perasaan yang diingatnya dengan jelas adalah rasa malu.
Bahkan bagi Derby, adegan itu satu yang terberat untuk dijalani selama syuting Petualangan Sherina 1.
Baca juga: Ungkap Kesamaan Sikap Derby Romero dengan Sadam, Sherina: Dia Act of Service, Suka Bikinin Aku Kopi
"Namanya anak kecil, tetap malu, malu banget," ucap Derby.
"Itu menurut gue dari semua Petualangan Sherina 1, itu salah satu adegan paling susah," imbuhnya.
Diakui Derby, itu juga menjadi momen pertama kalinya mendapat ciuman dari seorang perempuan.
"Apa itu pertama kali?" tanya Sherina.
"Aku rasa begitu ya. Pertama kali dicium cewek. Itu lo pertama nyium enggak tapi?" tanya Derby pada Sherina.
Mendapat pertanyaan tiba-tiba dari Derby, Sherina langsung terdiam dan memilih tak memberikan jawaban.
"No comment," kata Sherina singkat sambil tersenyum.
Sementara itu, setelah penantian selama 23 tahun, Petualangan Sherina 2 tayang perdana 28 September 2023.
Film Petualangan Sherina 2 menggambarkan kehidupan Sherina (Sherina Munaf) dan Sadam (Derby Romero) yang sudah melaju ke masa depan dengan tampilan yang dewasa.
Sherina menjadi seorang jurnalis televisi, sementara Sadam menjadi kepala lembaga konservasi orangutan di Kalimantan.
Sekilas terasa jauh berbeda kehidupan mereka, tetapi di sinilah alur keduanya kembali bertemu dan mengulangi nostalgia petualangan mereka.
Menjadikan petualangan sebagai inti cerita membuat penonton kembali bernostalgia tanpa harus melakukan kilas balik perjalanan keduanya.