Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Penjelasan Maudy Ayunda Usai Pernyataan soal Hapus Pilihan Ganda Tuai Pro Kontra

Baca di App
Lihat Foto
Instagram @maudyayunda
Maudy Ayunda
|
Editor: Rintan Puspita Sari

JAKARTA, KOMPAS.com- Aktris Maudy Ayunda berikan penjelasan usai ucapannya di salah satu konten media sosial menjadi viral dan menuai pro kontra.

Dalam konten tersebut, Maudy sebenarnya hanya menjawab pertanyaan cepat, tentang 'seandainya' dia menjadi menteri Pendidikan dan kebijakan yang akan diambil.

Maudy saat itu memberikan jawaban soal opsi menerapkan open ended question dibandingkan pilihan ganda. 

Namun ternyata jawaban singkatnya itu menimbulkan pro kontra dan ramai dibahas di media sosial. Bahkan tak sedikit menyebutnya tidak membumi. 

"Awal viral itu aku sebenarnya agak kaget, karena kan itu konteksnya aku lagi ditanya, kita lagi bikin konten," ucap Maudy dikutip dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Andai Jadi Menteri Pendidikan, Maudy Ayunda Ingin Tiadakan Soal Pilihan Ganda, Kenapa?

"Itu konteksnya aku merasa harus jawab cukup cepat dalam berapa detik. Jawaban yang aku come up with adalah sesuatu yang hari itu lagi muncul di kepalaku, aku pernah nulis paper soal itu," ujarnya.

Bicara tentang dunia pendidikan di Indonesia, Maudy juga sadar betul ada banyak hal yang perlu diperhatikan, mulai dari soal kesejahteraan guru, infrastruktur.  Tapi konten singkatnya itu membuat orang salah berasumsi. 

"Kontennya akhirnya di judge, jadi satu-satunya kebijakan," kata Maudy.

"Padahal sebenarnya kalau aku ditanya dalam konteks kebijakan, pasti jawaban aku enggak cuma satu itu, kan masalah pendidikan banyak banget," imbuhnya.

Baca juga: Respons Maudy Ayunda Dicap Sombong gara-gara Video Viralnya Terlihat Abaikan Sapaan Penggemar

Lebih lanjut Maudy menjelaskan maksud ucapannya saat itu tentang sistem evaluasi pendidikan yang perlu diubah 'andai' dia menjadi Menteri Pendidikan.

"Aku juga sebenarnya enggak pernah bilang kita harus menghapus pilihan ganda, aku cuma bilang, kayaknya assessment itu satu hal yang bisa kita improve on," ucap Maudy.

"Dengan cara dibuat lebih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang mengarah ke critical thinking, yaitu salah satunya open ended question," jelasnya.

Waktu yang singkat membuat Maudy saat itu tak bisa menjelaskan lebih detail maksud ucapannya. 

Karena itu, dengan terjadinya kesalahpahaman ini, Maudy mengaku tak ingin kedepannya membicarakan hal yang serius tanpa bisa memberikan keterangan lebih jelas. 

"Aku bener-bener enggak bermaksud menyampaikan, kayak lebih enggak menyangka, dan tiba-tiba aku jadi lebih sadar akan the weight of my words, pengaruhnya bisa sebesar itu," ujar Maudy.

"Pelajaran aku adalah, jangan mengangkat sesuatu yang serius kalau dalam platform, medium tersebut, kalau aku enggak bisa memberikan konteks yang sepenuh-penuhnya, orang (bisa) salah ngerti atau miss interpretasi," tuturnya.

Sebelumnya, dalam konten Short YouTube Felicia Tjiasaka, Maudy ditanya soal seandainya dia menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dan kebijakan yang akan diambil.

Maudy mengatakan ingin mengubah assessment atau evaluasi pendidikan yang menurutnya sebagai proses penting dalam sistem pendidikan.

"Aku pasti akan mengubah, satu, assessment (evaluasi pendidikan)," ujar Maudy Ayunda dikutip dari YouTube short Felicia Tjiasaka.

"Kalau assessment-nya itu open ended question dan bukan multiple choice, pasti murid juga belajarnya beda," ucap Maudy.

Dengan mengubah bentuk assessment menjadi open ended question, menurut Maudy itu akan memberi banyak perubahan.

Dalam video singkat itu sebenarnya Maudy juga sudah mengatakan ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan di Indonesia.

"Tentunya akan ada banyak lainnya, maksudnya, pendidikan enggak cuma itu," kata Maudy.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi