Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Cerita di Balik Lagu "Pantang Mundur", Titiek Puspa: Itu Bikinnya di Becak

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM / DINNO BASKORO
Selebritas senior Titiek Puspa
|
Editor: Rintan Puspita Sari

JAKARTA, KOMPAS.com- Penyanyi senior, Titiek Puspa bagikan cerita di balik lagu "Pantang Mundur" ciptaannya.

Lagu yang diciptakan tahun 1964 itu ditulis setelah melihat seorang istri yang ditinggal suaminya ke Irian Barat.

"Itu bikinnya di becak," kata Titiek Puspa dikutip dari YouTube Alvin in Love.

"Habis nonton adegan seorang ibu yang mengandung mengantar suaminya ke Irian Barat tahun 1964," imbuhnya. 

Baca juga: Punya Hobi Beri Makan Semut, Titiek Puspa: Semut Itu Ngambil Bukan Buat Dia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebetulan waktu itu Titiek sudah pernah ke Irian Barat (sekarang Papua Barat). 

Sehingga ketika melihat hal itu, Titiek sudah memiliki bayangan seperti apa kehidupan di sana saat itu.

"Sedangkan aku (tahun) 1963 udah ke Irian, jadi aku tahu Irian kayak apa, pokoknya nakutin wis," ucap Titiek.

Diceritakan Titiek, seperti apa kondisi Irian Barat saat dia datang di tahun 1963 bersama beberapa penyanyi lainnya, salah satunya Bing Slamet. 

Baca juga: Putri Ariani Kini Tinggal di Rumah Mewah dari Rudy Salim, Titiek Puspa: Rudy Salim Itu Siapa?

"Aku teko (datang) aja udah diserang," ucap Titiek. 

"Karena Belanda bilang jangan mau jadi orang Indonesia, orang Indonesia makan orang katanya, jadi aku mau dibunuh," tutur Titiek menceritakan kejadian saat itu.

Titiek bersyukur karena saat itu selama menyanyi di sana mereka dikawal tentara yang memastikan mereka selamat hingga akhir acara.

"Nyanyi ditungguin tentara," kenang Titiek.

"Begitu habis nyanyi itu, bapak ibu yang masih koteka, 'jangan balik, jangan balik, tinggal di sini sama kami, jangan tinggali kami,' itu nangis, sampai merinding saya," lanjut Titiek.

Penyanyi yang kini berusia 86 tahun itu mengatakan ikut menangis ketika mendengar rengekan masyarakat di sana yang menginginkannya tak pulang. 

"Itu dia nangis, aku melu (ikut) nangis. 'Saya nanti datang lagi,'" ujar Titiek saat itu berjanji. 

"Saya ke sana lagi (menepati janji), dipanggil sama bapak-bapak tentara (untuk tampil lagi)," lanjutnya.  

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi