JAKARTA, KOMPAS.com- Ratih Kumala, penulis buku Gadis Kretek yang ceritanya diangkat menjadi serial yang tayang di Netflix, tanggapi kabar yang mengatakan cerita serial dan di buku berbeda.
Beberapa orang yang sudah membawa novel tersebut, mengatakan ada perbedaan yang ditampilkan ketika Gadis Kretek diangkat menjadi serial.
Namun hal itu dibantah oleh Ratih sebagai penulis novel Gadis Kretek.
"Itu tidak berbeda. Kalau teman-teman baca, itu enggak berbeda," ujarnya dikutip dari YouTube TS Media.
Baca juga: Respons Dian Sastro Saat Suami Memilih Tak Tonton Gadis Kretek
Tapi memang, secara alur berbeda. Ini karena dua medium yang berbeda, antara buku dan serial televisi.
Berbeda dengan buku di mana penulis bisa panjang lebar menjelaskan cerita dan karakter.
Ada keterbatasan durasi dan waktu ketika cerita itu diangkat menjadi sebuah film atau serial.
"Secara plot berebda, tapi memang period yang kami semua sepakati memang kita ambil (tahun) 1960 dan modern, di shrinken (menyusut)," ucap Ratih.
"Kita punya keterbatasan waktu dan durasi," imbuhnya.
Baca juga: Bintangi Gadis Kretek, Tissa Biani: Memberikan Waktu dan Jiwa Raga
Hanya saja, meskipun cerita dipersingkat, Ratih menegaskan tidak ada yang berubah dari Gadis Kretek versi novel dan serial.
"Tapi kalau secara cerita, alur, semuanya masih sama," ucap Ratih.
"Kita menjaga itu. Itu lah yang dicintai sama pembacanya Gadis Kretek. selain dua tokoh ini Jeng Yah dan mas Raja, itu yang kita jaga," imbuhnya.
Gadis Kretek merupakan novel setebal 288 halaman yang diterbitkan pada 2012 oleh Gramedia Pustaka Utama.
Kisah Gadis Kretek ini kemudian diadaptasi menjadi serial orisinal oleh Netflix.
Serial garapan sutradara Kamila Andini dan Ifa Isfansyah tersebut sudah dapat dinikmati di Netflix sejak 2 November 2023.