Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Diduga Lakukan Lip Sync, Grup Band Populer Taiwan Diperiksa dan Terancam Kena Denda

Baca di App
Lihat Foto
Instagram @imayday55555
Grup band Taiwan Mayday
|
Editor: Rintan Puspita Sari

KOMPAS.com- Band rock populer asal Taiwan, Mayday, sedang diselidiki oleh pihak berwenang China atas tuduhan melakukan lip sync saat konser baru-baru ini.

Tuduhan tersebut berpusat pada pertunjukan Mayday baru-baru ini di Shanghai, di mana band ini tampil delapan kali selama 10 hari pada pertengahan November, di hadapan lebih dari 360.000 penggemar.

Band yang telah berkiprah selama lebih dari dua dekade dan terkadang dijuluki sebagai "The Beatles Asia" ini memiliki basis penggemar yang sangat besar di China, di mana tiket pertunjukan mereka sering kali terjual dengan cepat.

Biro Kebudayaan dan Pariwisata Shanghai, sebuah departemen pemerintah kota yang mengawasi pertunjukan komersial, mengatakan bahwa mereka sangat mementingkan reaksi publik terhadap klaim "lip-synch".

Baca juga: Suami Karina Coser, Cosplayer Populer China, Meninggal Usai Terseret Ombak di Pantai Bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka juga telah meminta penyelenggara konser untuk bekerja sama dalam penyelidikan, demikian laporan kantor berita pemerintah Xinhua.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin malam, perusahaan rekaman Mayday, B'in Music, menepis tuduhan online tersebut.

Menyebutnya sebagai "serangan jahat, rumor dan fitnah," dan mengatakan bahwa hal itu telah merusak citra band tersebut secara serius.

"Perusahaan kami secara aktif bekerja sama dengan otoritas penegak hukum yang relevan untuk melakukan investigasi," kata perwakilan band di Weibo.

"Kami yakin pihak berwenang terkait akan memberikan hasil yang adil untuk meluruskan masalah ini," sambungnya.

Baca juga: Dua Selebritas China Dikabarkan Masuk Blacklist Usai Dituding Menonton Lisa Blackpink di Crazy Horse Paris

Untuk diketahui, dalam Peraturan Administrasi Pertunjukan Komersial, secara eksplisit melarang para artis untuk menipu penonton dengan lipsync, dan penyelenggara tidak boleh mengatur artis untuk melakukan lipsync.

 

Disebutkan juga bahwa pelanggar dapat dikenai denda maksimal 100.000 yuan (sekitar Rp 218 juta).

Dalam pedoman pemerintah tersebut, mendefinisikan lip sync sebagai 'menggunakan lagu-lagu yang sudah direkam sebelumnya sebagai pengganti nyanyian langsung.'

Kontroversi ini dimulai pada hari Kamis lalu ketika seorang vlogger musik di Bilibili, salah satu platform berbagi video terbesar di China.

Vlogger itu mengunggah sebuah video di mana ia menggunakan perangkat lunak komputer untuk menganalisis vokal dari 12 lagu yang direkam secara langsung oleh seorang penggemar pada konser Mayday di Shanghai pada tanggal 16 November 2023.

Dia mengklaim bahwa analisisnya menemukan bahwa vokalis band tersebut, Ashin, melakukan lipsync pada setidaknya lima lagu selama tiga jam pertunjukan.

Kemudian mengatakan bahwa nyanyian vokalis tersebut sangat selaras dengan nomor-nomor tersebut, sementara di lagu-lagu lainnya vokalis tersebut naik dan turun secara drastis.

Tuduhan vlogger tersebut dengan cepat menjadi viral di Weibo. Bahkan kontroversi ini telah menjadi topik tren teratas, dengan lebih dari 300 juta penayangan.

Beberapa penggemar Mayday mengaku kecewa, sementara yang lain membela band ini, termasuk dengan mengunggah cuplikan penampilan live mereka di mana Ashin terdengar jelas bernyanyi tidak selaras.

Lembaga penyiaran pemerintah CCTV melaporkan pada hari Senin bahwa rekaman video dan audio dari konser Mayday di Shanghai telah diserahkan kepada pihak berwenang setempat untuk "evaluasi dan analisis ilmiah," dan hasilnya akan diumumkan.

Mayday umumnya bernyanyi dalam bahasa Mandarin dengan beberapa lagu dalam dialek Hokkian.

Lagu-lagu mereka sangat menarik dan membuat ketagihan, happy-go-lucky, anthemic rock yang dipadukan dengan pop, mirip dengan U2 atau One Direction.

Dengan judul-judul seperti "Party Animal," "Cheers" dan "Here, After Us," mereka memproyeksikan kepolosan generasi muda, dengan semua harapan dan patah hati yang menyertainya.

Band ini terkenal sebagai pembawa acara musik maraton yang energik, dengan setiap pertunjukan biasanya berlangsung selama dua hingga tiga jam.

Sejak debut mereka pada akhir 1990-an, band ini telah menarik banyak penggemar tidak hanya di kalangan generasi milenial, namun juga dengan basis penggemar muda dari generasi Z yang berusia hampir separuh dari usia para anggotanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: CNN, SCMP
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi