Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Tora Sudiro Akui Sindrom Tourette yang Ia Idap Kerap Ganggu Pekerjaannya

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Cynthia Lova
Tora Sudiro di daerah Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (31/1/2024):
Penulis: Cynthia Lova
|
Editor: Andi Muttya Keteng Pangerang

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktor Tora Sudiro mengaku mengidap sindrom tourette.

Sindrom tourette adalah penyakit neuropsikiatrik yang membuat seseorang mengeluarkan ucapan atau gerakan yang spontan (tic) tanpa bisa mengontrolnya.

Tics adalah kedutan, gerakan, atau suara tiba-tiba yang dilakukan berulang kali.

Pria berusia 50 tahun ini mengatakan, sindrom ini sempat kambuh dua hari yang lalu.

Baca juga: Putri Tora Sudiro, Jenaka Mahila, Rilis Mini Album di Hari Ibu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Yang (kambuhnya) bangetnya baru dua hari, kadang hilang lama terus muncul lagi,” kata Tora Sudiro di daerah Duren Tiga, Rabu (31/1/2024).

Tora mengaku sindrom tourette yang dialaminya memang kerap mengganggu pekerjaannya.

Jika sindrom tourette-nya mulai kambuh, Tora pun sering menahannya.

“Ganggu, gue kalau mau akting nahan tuh,” ucap Tora.

Baca juga: Kebahagiaan Tora Sudiro Melihat Anak Sulungnya Dilamar Sang Kekasih

“Pernah, kadang tuh (mata gue) jadi kecil yang biasanya gue tahan jadinya begini (ngedip mata). Gue terus jadi kayak aduh muncul lagi, semoga enggak ada yang lihat ya,” lanjut Tora.

Anggota klub motor Prediksi ini mengatakan, tak tahu betul apa penyebab ia mengalami sindrom tersebut.

Namun, sindrom tourette ini muncul jika sedang capek.

“Trigger gue mungkin karena kecapekan kali, terus banyak pikiran, itu yang muncul di gue. Soalnya kemarin pas nganggur lama enggak keluar tuh, tapi masa gue harus nganggur terus ya. Setiap ada kerjaan baca skrip panjang itu keluar (kambuh),” kata Tora.

Baca juga: Kembali Main Sketsa Komedi, Tora Sudiro Janji Tak Akan Terlibat Cinlok

Tora mengatakan, ia sempat mengkonsultasikan sindrom tourette yang dialaminya ke dokter.

Namun, menurut dokter, sindrom tersebut tidak bisa diobati, hanya bisa dikurangi dengan obat penenang.

Meski begitu, Tora memilih untuk tidak menguranginya. Tora malah menyebut sindrom yang dialaminya sebagai hadiah dari Tuhan.

“Iya katanya sih di saraf ya dan enggak bisa disembuhin bisanya dikurangin,” ucap Tora.

“Terapi enggak bisa, ini sudah gift yaa. Bisa dikurangin tapi pake obat penenang, kalau minum penenang terus enggak akan pinter gue,” tutur Tora.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi