Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Cerita Dokter Tirta “Tertampar” Ucapan Tukang Parkir dan Mau Jadi Karyawan Biasa

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/VINCENTIUS MARIO
Dokter Tirta saat ditemui wartawan di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (19/1/2022).
|
Editor: Dian Maharani

JAKARTA, KOMPAS.com- Kreator konten yang juga lulusan kedokteran, Tirta Mandira Hudhi atau dokter Tirta membagikan pengalaman hidupnya.

Dokter Tirta mengakui bahwa dirinya dulu begitu arogan alias sombong karena merasa memiliki banyak ilmu dan lainnya. Mengingat kala itu, Tirta justru malu dan enggan menjadi dirinya yang dulu.

Dokter Tirta juga menceritakan pengalamannya kembali bekerja sebagai karyawan serta sudah tak mau mengisi seminar tentang kesuksesan.

Baca juga: Dulu Arogan, Dokter Tirta Ungkap Ucapan Tukang Parkir yang Hilangkan Egonya

“Ditampar” dengan ucapan tukang parkir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Tirta menyadari dirinya yang dulu dikuasai oleh kesombongan dan ego yang tinggi. Hal ini yang kemudian Tirta mudah menyenggol orang karena merasa paling hebat. Namun semua itu berubah secara drastis setelah dia mendapat pengalaman hidup yang tak pernah ia bayangkan.

Dokter Tirta bercerita, waktu itu dia tengah menempuh perjalanan gowes atau bersepeda dari Yogyakarta menuju Jakarta.

Saat sampai di Kebumen, Jawa Tengah, Tirta harus menempuh dengan hujan deras serta melewati tanjakan.

"Aku ketemu bapak-bapak tua, nyeker, naik ontel, gowes di tanjakan. Itu udah down duluan, sepeda gue mahal, fisikku kuat, kalah sama bapak-bapak petani," kata Tirta dikutip dari YouTube Kasisolusi baru-baru ini.

Bapak tua itu justru turun dari sepeda ontel dan menemani Tirta berjalan kaki melewati tanjakan tersebut. Merasa heran, Tirta malah menyebut itu sebagai tamparan pertama di hidupnya.

Baca juga: Tak Mau Lagi Isi Seminar Bertema Kesuksesan, Dokter Tirta: Karena Aku Itu Beruntung

“Lucunya, aku gowes buat hobi, dia gowes buat hidup. Itu tamparan pertama," ucap Tirta.

Ketika sampai di sebuah minimarket dan tertidur, Tirta mendapat perlakuan yang tak pernah ia bayangkan dari seorang tukang parkir. Ia disuguhi jahe dan gorengan.

"'Mas jenengan tadi ketiduran, ini saya beliin, ini udah ada kardus, hape enggak ada yang hilang, tak jagain sepedanya,'" ucap Tirta menirukan ucapan tukang parkir saat itu.

Saat hendak mengganti uang susu jahe, Tirta ingat dengan jelas ucapan tukang parkir itu yang kemudian meruntuhkan ego dan sikap arogannya yang dulu.

"'Mas, enggak semua hal harus dinilai pakai uang, saya tahu jenengan punya uang, sepedanya mahal, tapi ini setoran saya belikan gorengan sama susu jahe. Ini penanda bahwa di jalan, mas itu juga sama kayak saya,'" kenang Tirta atas ucapan tukang parkir itu.

Sejak saat itu yang mengubah Dokter Tirta yang tak mau arogan dan sombong lagi.

Melamar jadi karyawan biasa

Meski sudah memiliki usaha dan menjadi bos, Dokter Tirta kini melamar menjadi karyawan biasa.

Hal itu dilakukan Dokter Tirta untuk kembali meruntuhkan egonya. Bagi dia, terlalu lama menjadi seorang pemimpin tidaklah baik.

“Karena kelamaan jadi bos itu enggak baik," ujar Tirta.

Dia pun mengaku melamar pekerjaan di empat kantor dan mau menerima gaji berapa pun.

"Mau digaji Rp 4, juta, Rp 5 juta, Rp 6 juta, aku cuma butuh kerja sama orang. Aku ngelamar kerja empat kantor," ucapnya.

Adapun keputusan Tirta kembali melamar pekerjaan agar bisa lebih memahami sebagai karyawan biasa.

"Kelamaan jadi owner itu enggak baik, karena kita nanti tidak bisa memanusiakan orang. Kita hanya menganggap karyawan jadi angka," tutur Tirta.

“Selama jadi bos, CEO, CMO, COO, CFO, CBDO, menganggap semua data sebagai angka," tambah Tirta.

Baca juga: Sudah Jadi Bos, Dokter Tirta Ungkap Alasan Tetap Melamar Kerja di Perusahaan Lain

Tak mau lagi isi seminar kesuksesan

Dokter Tirta menegaskan bahwa ia sudah tak mau lagi mengisi seminar tentang kesuksesan.

Baginya popularitas, kesuksesan yang ia dapatkan bukan hanya karena kerja keras, tapi ada faktor keberuntungan di dalamnya.

“Sejak saat itu aku enggak mau ngisi seminar-seminar kesuksesan. Karena aku sadar, aku bisa duduk di sini karena luck, ada namanya keberuntungan," ucap Tirta.

Tirta juga berujar pertemuannya dengan tukang parkir mengubah cara pandangnya tentang kesuksesan.

"Apakah orang yang gagal tidak bekerja keras? Bekerja keras, semua orang bekerja keras. Tapi hanya segelintir orang yang mendapatkan keberuntungan untuk mendapatkan posisi menjadi pengusaha kaya," tutur Tirta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi