Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Review Film Women from Rote Island, Kisah Pilu dari Timur Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Goodwork
Linda Adoe berperan sebagai Mama Orpa dalam film Women from Rote Island.
|
Editor: Kistyarini

KOMPAS.com - Pilu mungkin menjadi kata yang tepat untuk merangkum keseluruhan film dari Women from Rote Island.

Karya dengan status Film Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2023 ini menawarkan rasa pilu bagi setiap penonton yang menyaksikannya.

Cerita dimulai saat Orpa (Linda Adoe) yang baru ditinggal suaminya, Abraham, untuk selamanya.

Delapan hari berlalu, Orpa tak kunjung menguburkan Abraham meski desakan datang dari keluarga.

Satu-satunya alasan Orpa adalah menunggu putri pertamanya, Martha (Irma Rihi), pulang dari perantauan di Sabah, Malaysia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kini Bintangi Women from Rote Island, Van Jhoov Ungkap Pernah Jadi Debt Collector

Martha menjadi TKI ilegal yang akhirnya dipaksa untuk pulang dan menyaksikan pemakaman sang ayah.

Kepulangan Martha ternyata menyimpan segudang misteri. Tatapannya kosong, tubuhnya pun penuh luka.

Martha mengalami trauma mendalam dari majikannya yang dipanggil Datuk selama di perantauan.

Belum kering air mata setelah ditinggal sang suami, Orpa dihadapkan pada masalah-masalah pelecehan seksual yang dialami oleh Martha dari lingkungan tempat tinggalnya.

Jeremias Nyangoen selaku sutradara sekaligus penulis menangkap permasalahan yang kerap terjadi di Rote, Nusa Tenggara Timur, dengan sangat baik.

Baca juga: Cerita Irma Novita Rihi Ditodong Casting Film Women from Rote Island hingga Jadi Pemeran Utama

Masalah patriarki yang mengakar, pelecehan seksual, hingga TKI ilegal dipadukan dalam cerita sederhana yang mendalam.

Penggunaan long take dengan pergerakan pemain yang dinamis membawa penonton benar-benar masuk ke dalam cerita Women from Rote Island.

Perasaan penonton pun dibawa sangat jauh dengan gambar-gambar yang menyakitkan dan mengiris hati.

Melihat tokoh utama melalui tindak kekerasan seksual yang sebenarnya ada di sekitar kita begitu menyiksa.

Penulisan naskah dan visualisasi yang apik semakin disempurnakan oleh para pemainnya.

Meskipun 98 persen pemainnya belum pernah main film, Women from Rote Island tetap solid secara akting.

Baca juga: Linda Adoe, dari ASN di Kecamatan hingga Main Film Women from Rote Island

Linda Adoe dan Irma Rihi tampil memukau dengan kemampuannya masing-masing.

Irma bahkan sangat mencuri perhatian lewat tatapannya kosong yang dihantui oleh rasa trauma mendalam.

Tanpa adanya bintang besar di jajaran pemain, penonton justru menjadi fokus untuk masuk dan mengikuti kisah pilu dari Indonesia Timur ini.

Pengalaman menonton film Women from Rote Island terasa getir dan membuat hati sesak.

Film ini memang pantas untuk mendapatkan Piala Citra sebagai Film Terbaik.

Pesan besar tentang setop kekerasan seksual yang diusung seharusnya bisa sampai ke penonton yang menyaksikannya.

Biarlah pengalaman pahit itu berhenti di Martha dan keluarganya. Jangan sampai ada Martha-Martha lain yang harus merasakan besarnya rasa trauma dari kekerasan seksual baik terhadap perempuan atau laki-laki.

Saksikan film Women from Rote Island di bioskop mulai 22 Februari 2024.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi