Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Idap Kista, Kiky Saputri Keguguran di Usia Kehamilan 10 Minggu

Baca di App
Lihat Foto
YouTube Kiky Saputri Official
Kiky Saputri
|
Editor: Rintan Puspita Sari

JAKARTA, KOMPAS.com- Komika Kiky Saputri sampaikan kabar duka kehilangan calon buah hati pertamanya di usia kehamilan 10 minggu.

Awalnya ingin merahasiakan kabar tersebut, Kiky akhirnya terbuka menceritakan bahwa dia telah kehilangan calon bayinya di usia 2,5 bulan. 

"Usia kehamilan itu sampai hari ini 3,5 bulan, seharusnya," ucap Kiky dikutip dari YouTube Kiky Saputri Official.

"Tetapi Qadarullah, takdir Allah menentukan kita harus berpisah dengan bayi aku, janin aku di usia kandungan 2,5 bulan, 10 minggu, di mana itu sebulan yang lalu," lanjutnya.

Diakui Kiky, kelelahan menjadi salah satu faktor yang disesalinya. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Nikita Willy Keguguran Calon Anak Kedua di Usia Kandungan 7 Minggu

"Penyebab pastinya ada, ditambah faktor lain, kecapekan. Aku pikir selama ini aku kuat, aku kerja sana sini," ungkap Kiky.

"Ternyata di dalam perut aku enggak sekuat aku," imbuhnya sambil menangis.

Tapi, selain karena terlalu lelah, Kiky mengungkap ada kista yang menjadi penyebab janin dalam kandungannya tidak berkembang.

Kiky sebenarnya sudah tahu ada kista di luar dinding rahim dan berencana untuk membersihkannya sebelum hamil. Hanya saja saat akan melakukan rencana tersebut, Kiky hamil.

"Di luar dinding rahim, waktu itu masih 3,8 cm. Waktu itu rencana kita pulang dari London mau berobat untuk pembersihan kistanya," ujar Kiky.

Baca juga: Hamil Anak Pertama, Kiky Saputri Kurangi Jadwal Syuting

"Tapi Masyaallah, Allah kasih kita rezeki ada si baby. Kata dokter enggak apa-apa, ini enggak ganggu, jadi lanjutin aja kehamilannya," sambung Kiky.

Tanpa Kiky tahu, seiring perkembangan janin, ternyata kista juga ikut berkembang.

Dari yang awalnya berukuran 3,8 cm menjadi 4,6 cm.

"Seiring berjalannya waktu, janin berkembang, maka kista juga berkembang. Ternyata menekan ke area dinding rahimnya, kistanya membesar, saat aku keguguran itu dia udah 4,6 cm," kata Kiky.

"Sari-sari makanan untuk janin itu diambil oleh kistanya," sambung suami Kiky, Muhammad Khairi.

Dua minggu sebelum kehilangan calon bayinya, Kiky masih periksa ke dokter dan mendengar detak jantungnya.

Itu sebabnya saat memeriksakan diri ke dokter dan diberitahu bahwa tak ada lagi detak jantung setelah terjadi flek dan pendarahan, Kiky sempat tak percaya.

"Dua minggu sebelumnya kenceng (detak jantungnya). Itu juga sampai 10 kali lebih dokter mencoba untuk ngecek, ternyata detak jantungnya udah enggak ada. Aku masih enggak percaya waktu itu," ucap Kiky.

Kiky dan suami bahkan sempat pulang ke rumah dan tak langsung mengambil tindakan hari itu. Mereka baru kembali ke rumah sakit keesokan harinya.

"Kita pulang dulu karena masih belum percaya. Besoknya lagi kita ke dokter, dicek lagi, udah enggak ada detak jantungnya," ujar Khairi.

"Dan ternyata fleknya makin keluar, dan sepertinya janinnya kayak menyusut. Kalau secara perkembangan bayi masuk 10 minggu itu ukuran sudah 3 cm, tapi kemarin 1,5 cm," kata Kiky.

Beberapa minggu setelah menjalani tindakan kuret, Kiky kembali ke rumah sakit karena merasakan sakit luar biasa di bagian bawah perut.

Ternyata setelah diperiksa, ukuran kista Kiky membesar.

"Dicek kistaku semakin membesar, 5,2 cm, habis kayak gitu dokter memutuskan untuk diangkat kistanya karena takutnya berbahaya, udah nempel ke falopi kiri," jelas Kiky.

Rupanya, kista tersebut juga telah menyelimuti ovarium kiri, sehingga ovarium kiri Kiky juga harus diangkat.

"Ternyata ovarium kiri Kiky itu udah diselimuti kistanya, udah menggerogoti ovarium sebelah kiri Kiky, ada peradangan di situ," ujar Khairi.

"Kalau enggak diangkat, kistanya akan berkembang ke tempat yang lain. Dokter bilang ini opsi terakhir," lanjutnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi