Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Tsania Marwa Perjuangkan Hak Asuh Anak, Jadi Saksi di MK hingga Upaya Barter dari Atalarik Syach

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/MELVINA TIONARDUS
Aktris Tsania Marwa usai menjadi saksi sidang judicial review Pasal 330 KUHP tentang Pengambilan Paksa Anak di Mahkamah Konstitusi RI, Senin (18/3/2024).
|
Editor: Andi Muttya Keteng Pangerang

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama tujuh tahun belakangan aktris Tsania Marwa terpisah dengan dua anaknya, SMF dan AS, yang dibawa oleh mantan suaminya, aktor Atalarik Syach.

Padahal Tsania adalah pemegang hak asuh berdasarkan putusan Pengadilan Agama Cibinong setelah ia bercerai dari Atalarik pada 2017.

Sampai kini Tsania masih memperjuangkan hak asuhnya sambil menjadi saksi di Mahkamah Konstitusi RI hingga berupaya bertemu anak-anaknya. Simak kisah selengkapnya.

Baca juga: Cerita Tsania Marwa Kado Ultah untuk Putranya Dikembalikan, Atalarik Syach Minta Barter Paspor

1. Saksi judicial review

Tsania Marwa ditunjuk sebagai saksi oleh Perkumpulan Pejuang Anak Indonesia (PPAI) dalam sidang gugatan judicial review Pasal 330 KUHP tentang Pengambilan Paksa Anak yang diajukan oleh lima ibu nonselebritas yang bernasib serupa dengannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang berlangsung di Mahkamah Konstitusi RI pada Senin (18/3/2024).

"Saya adalah ibu yang sudah terpisahkan dengan kedua anak saya selama tujuh tahun sampai detik ini. Sebagai seorang ibu saya merasa sangat dirugikan," kata Tsania Marwa dalam ruang sidang.

Secara materiel ia mengaku rugi karena harus membayar biaya pendampingan hukum dan konsultasi.

Baca juga: Tsania Marwa Ungkap Reaksi Anak-anaknya Ketika Bertemu di Sekolah

Lalu secara imateriel ia sedih tak mengetahui perkembangan anak-anaknya langsung.

2. Anak dibawa saat usia 1 tahun, air susu belum kering

Tsania mengatakan, saat anaknya dibawa paksa oleh Atalarik, anak keduanya masih berusia 1 tahun yang seharusnya masih mendapatkan ASI darinya.

"Ketika anak saya diambil paksa oleh mantan suami, anak saya yang kedua itu umurnya baru 1 tahun lebih, air susu saya belum kering, Pak," ucap Tsania Marwa sambil menahan tangis saat menjawab pertanyaan dari pihak Kemenkumham.

Bukan anaknya yang dirugikan, Tsania pun harus mendapat pengobatan.

Baca juga: Dipisahkan Saat Anaknya Masih 1 Tahun, Tsania Marwa: Air Susu Saya Belum Kering

"Saya sampai harus datang ke dokter, untuk minta obat supaya susu saya berhenti. Itu anak saya masih 1 tahun," imbuh Tsania Marwa.

3. Hanya bertemu di sekolah

Karena dilarang Atalarik untuk bertemu anak-anaknya, proses eksekusi dari Pengadilan Agama Cibinong pada 2021 pun gagal, Tsania berinisiatif menemui anak-anaknya di sekolah.

Kata dia, itu satu-satunya tempat ia bisa berinteraksi dengan buah hatinya yang sudah berumur 10 tahun dan 9 tahun meski hanya beberapa menit.

Untungnya mereka tidak menolak kehadiran Tsania.

"Saya juga enggak bisa bertanya privat karena saya enggak pernah punya ruang untuk berdua, anak saya selalu dengan teman-temannya. Jadi enggak mungkin juga saya tanya hal yang terlalu sensitif, nanti anak saya malu, 'Oh ternyata enggak tinggal sama ibunya'," tutur Tsania.

Baca juga: Tsania Marwa Hanya Bisa Temui 2 Anaknya di Sekolah sejak Dibawa Atalarik Syach

4. Mau diajak jalan-jalan

Lebih lanjut, Tsania mengatakan bahwa anak-anaknya mau diajak jalan-jalan bersamanya.

"Saya kan bilang, 'Syarif mau enggak jalan sama Umi?', 'Iya mau kok'," cerita Tsania soal jawaban sang putra.

Namun Tsania tak mau memperpanjang bahasan itu lantaran cemas anaknya trauma.

Sebab pada 2021, saat eksekusi putrinya sempat bertanya apakah sang ibu mau menculiknya. Menurut Tsania, pemikiran putrinya merupakan doktrin dari pihak Atalarik.

Baca juga: Jadi Saksi Sidang Judicial Review MK soal Hak Asuh Anak, Tsania Marwa: Saya Sudah 7 Tahun Terpisah

5. Beri kado, minta dibarter

Tsania mengaku memberi kado setiap putra putrinya ulang tahun.

Ia terakhir kali memberi Playstation 5 untuk putranya, dititipkan melalui penjaga rumah Atalarik.

Keesokan harinya PlayStation itu dikembalikan melalui sekolah.

"Habis itu dibalikin lewat sekolah dengan alasan kalau saya kasih PS 5 ke anak saya, saya harus kasih paspor anak saya, jadi barter," ujar Tsania Marwa.

Namun Tsania enggan memberikan paspor mereka karena Atalarik tidak menjalankan kewajibannya.

Dia juga tak tahu apakah Atalarik berencana pindah bersama anak-anaknya ke luar negeri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi