Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Organisasi Pendukung Hak Hewan Korea Curigai Terjadinya Kekerasan Hewan di Film Exhuma

Baca di App
Lihat Foto
Soompi
Para bintang film Exhuma (dari kiri) Lee Do Hyun, Kim Go Eun, Choi Min Sik, dan Yoo Hae Jin.
|
Editor: Rintan Puspita Sari

KOMPAS.com- Organisasi yang mendukung Hak-Hak Hewan Korea (KARA) mengemukakan kecurigaan adanya kekerasan terhadap hewan di film Exhuma.

Film Exhuma, yang melampaui 10 juta penonton, telah terlibat dalam kontroversi penganiayaan hewan sehubungan dengan adegan yang menampilkan berbagai hewan di dalam film tersebut.

Pada tanggal 1 April 2024, organisasi hak-hak hewan Korea Animal Rights Advocates (KARA) memberikan pernyataan mereka. 

"Di Biro Pemantauan Media Partisipasi Hewan (Animal Participation Media Monitoring Bureau), 8 opini mengenai Exhuma didaftarkan hanya dalam satu bulan," kata mereka.

Baca juga: Exhuma Jadi Film Pertama Capai 10 Juta Penonton Korea di Tahun 2024

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Film ini menampilkan adegan di mana berbagai hewan seperti babi, ayam, dan anjing tampak dalam bahaya," lanjutnya.

Dalam hal ini, KARA telah mengirimkan dokumen resmi ke perusahaan produksi Showbox pada tanggal 12 Maret 2024, menanyakan tentang bagaimana pengambilan gambar hewan dilakukan.

Dokumen resmi yang dikirimkan KARA ke Showbox berisi tujuh pertanyaan.

Diantaranya pertanyaannya seperti ada tidaknya hewan yang terluka selama pengambilan gambar, proses perekrutan hewan dan pengembaliannya setelah syuting.

Baca juga: 11 Hari Tayang di Indonesia, Film Exhuma Tembus 1 Juta Penonton

"Apakah ada hewan yang terluka atau mati selama pengambilan gambar?, Jika hewan asli yang digunakan, bagaimana proses perekrutan dan pengembaliannya?, Apakah bangkai babi tersebut asli atau modelnya?"

"Upaya apa yang dilakukan untuk meminimalkan stres dan memastikan keselamatan hewan sebelum dan sesudah penembakan?, Apakah dokter hewan atau ahli hadir di lokasi penembakan?, dan Apakah ada pedoman yang ditetapkan untuk keselamatan hewan?"

Lebih jauh lagi, salah satu anggota Biro Pengawasan Media Partisipasi Hewan mengungkapkan rasa ingin tahunya mengenai apakah sejumlah hewan dalam Exhuma adalah model, grafik komputer, atau hewan asli.

Mereka juga mempertanyakan apakah perlu menyertakan hewan dalam adegan karena sifat genre dan apakah upaya telah dilakukan untuk meminimalkan penggunaan hewan dengan benar.

Namun, Showbox dilaporkan tidak menanggapi pertanyaan apa pun.

Sementara itu, KARA menunjukkan berbagai adegan yang muncul di Exhuma yang menjadi kecurigaan mereka. 

“Di masa lalu, adegan pembunuhan hewan dan percikan darahnya merupakan hal biasa, namun hal itu tidak dapat diterima lagi," kata KARA.

"Di era di mana menyakiti hewan dan memfilmkan bangkai hewan dianggap sebagai kekerasan dan pelanggaran hak terhadap hewan, mengorbankan hewan demi cerita adalah hal yang tidak dapat diterima," sambung KARA.

Secara khusus, KARA mengkritik adegan dalam Exhuma yang melibatkan pemotongan bangkai babi.

"Menikam dan menyayat tubuh babi puluhan kali sama saja dengan penyiksaan," ungkap mereka.

"Sungguh menyebalkan dan kejam memperlakukan hewan yang sudah tak bernyawa dengan cara seperti itu, mengingat kenyataan menyakitkan dari penyembelihan untuk diambil dagingnya," kata KARA.

Lebih lanjut, KARA menunjukkan kegagalan Showbox dalam menanggapi pertanyaan mereka.

KARA berjanji untuk terus melaporkan dan terlibat dalam aktivitas terkait pembuatan film hewan untuk Exhuma.

Terakhir, mereka dengan tajam berkomentar, “Jika ini terus berlanjut, tidak akan ada kemajuan dalam genre okultisme Korea.”

Sehubungan dengan hal ini, pada tanggal 2 April, Showbox mengatakan kepada Asia Economic Daily.

"Sejauh ini kami belum dapat memeriksa email Biro Pengawasan Media Partisipasi Hewan karena keadaan internal. Kami akan merespons setelah mengonfirmasi konten dengan tim produksi," kata mereka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: kbizoom
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi