JAKARTA, KOMPAS.com- Penyanyi Fanny Soegi atau Fanny Soegiarto tak pernah menduga bahwa dirinya adalah anak adopsi dari kedua orangtuanya.
Fanny bahkan ingat masa kecil juga terasa sangat bahagia.
"Bahagia sekali, berkecukupan sekali," kata Fanny Soegi dikutip dari YouTube Authenticity ID.
"Pernah waktu SD itu sehari uang jajan saya Rp 100.000, antar jemput sopir pribadi, punya suster pribadi," jelasnya.
Baca juga: Masih Berusaha Lunasi Utang Peninggalan Orangtua, Fanny Soegi: Selama Saya Masih Bisa
Fakta bahwa dirinya bukan anak kandung baru diketahui saat Fanny dia menginjak usia 19 tahun, yaitu di tahun 2018. Lima tahun setelah ayahnya meninggal dunia.
"Kakak saya tiba-tiba berubah jadi seseorang beda banget, gampang marah, dari sana saya tanya 'kok Koko jadi kayak gitu sih?'" ucap Fanny.
"Akhirnya mama memberanikan diri untuk cerita itu ke saya," lanjutnya.
Fanny dan kakaknya memberikan respons berbeda atas fakta yang disampaikan ibu mereka itu.
Baca juga: Baru Tahu Statusnya Anak Adopsi di Usia 19 Tahun, Fanny Soegi: Saya Enggak Akan Bisa Marah
"Waktu itu kakak saya mungkin lagi salah jalan, marahnya enggak terbendung. Saya sebetulnya marah," tutur Fanny.
"Kenapa enggak dari dulu kasih tahu kalau saya bukan anak ibu, kenapa yang 2018 yang aku harus berhenti kuliah, kenapa ditambahin masalah kayak gini," tuturnya.
Tapi Fanny yang sempat marah menyadari bahwa dia seharusnya merasa bersyukur karena sudah dibesarkan dengan baik.
Ada ucapan ibunya yang membuat Fanny akhirnya menerima fakta bahwa dia adalah anak adopsi.
"Ibu saya bilang 'melahirkan, mengandung itu susah, tapi yang susah itu membesarkan.' Dari sana saya enggak akan bisa marah, saya harusnya terima kasih sama ibu saya," ucap Fanny.
Diungkap oleh Fanny, dia diadopsi oleh ibunya dari rumah sakit tempat orangtua kandung Fanny melahirkan.
"Dulu di tahun 1999, kelahiran saya, ada dua bayi yang ditinggalkan," ucap Fanny.
"(Adopsi) karena mungkin ibu atau bapak saya enggak bisa punya keturunan, akhirnya ngambil anak," sambungnya.
Ibunda Fanny baru memberitahu status kedua anaknya pada tahun 2018 karena kehidupan mereka berubah drastis sejak ayahnya meninggal dunia pada tahun 2013.
Kesibukan ibunya bekerja untuk menghidupi mereka dan utang-utang mendiang suaminya, membuat Fanny merasa diabaikan dan memprotes hal itu.
"Ngedrop semua, ibu saya juga ngedrop banget," ujarnya.
"(Meninggalkan) utang sih, utangnya lumayan banyak, sampai ada Em-Em an (miliaran), dan itu ibu saya sendiri yang bayar," lanjutnya.
Ibunya yang dulu ibu rumah tangga, berubah menjadi wanita karier demi menghidupi Fanny dan kakaknya, yang juga sama-sama anak adopsi, selain itu dia juga harus membayar utang-utang peninggalan suaminya.
"Setelah saya ngerti 2018, ternyata beban ibu saya sebesar itu, seberat itu, ya saya harus tahu diri," ucap Fanny.