Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Kini Jadi Aktor Terkenal, Bryan Domani Bongkar Momen Dipandang Remeh Senior

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Cynthia Lova
Bryan Domani di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (14/3/2024).
|
Editor: Rintan Puspita Sari

JAKARTA, KOMPAS.com- Merintis karier dari bawah, aktor Bryan Domani ungkap pengalaman saat masih menjadi aktor pendatang baru dan dipandang remeh oleh seniornya.

Bintang film Miracle in Cell No.7 itu mengatakan, senior itu mengatakan Bryan tak akan pernah berhasil di dunia hiburan.

"Ada satu orang senior, awal pas stripping, aku inget banget," kata Bryan dikutip dari YouTube Domani Siblings.

"Enggak ada angin, enggak ada apa, tiba-tiba datang ke aku, nunjuk ke aku, dia lebih tinggi, 'lo kalau bisa bertahan di industri ini lebih dari tiga tahun, gue kasih tiga jempol kaki gue ke lo,'" ungkap Bryan.

Baca juga: Bryan Domani Diajari Umay Shahab untuk Dialek di Temurun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bryan juga mengungkap ucapan dari senior itu tentangnya.

"Sebelum take, 'ini anak mah enggak bisa akting, ngapain di calling?'" ujar Bryan.

Masih mengingat ucapan tersebut sampai saat ini, Bryan mengatakan waktu itu dia masih berusia 14 tahun.

"'Lo enggak bakal bisa,' (dibilang begitu sebelum take), gue langsung kayak...," ujar Bryan tanpa melanjutkan perkataannya.

Baca juga: Pernah 2 Tahun Tak Dapat Iklan gara-gara 1 Orang, Prilly Latuconsina: Aku Nangis ke Orangnya

"Waktu itu aku 13-14 tahun, dia 40 tahunan," imbuh Bryan.

Tapi karena kejadian itu, Bryan justru semakin termotivasi untuk bisa sukses di dunia hiburan.

Bahkan menurutnya, meskipun dia termasuk GenZ, tapi karakternya tak seperti Gen Z pada umumnya.

"Aku Gen Z, tapi tumbuh di zaman bukan Gen Z, maksudnya mulai bersosialisasi, tumbuh dikelilingi orang seperti itu," ucap Bryan.

"Jadi kalau sekarang lihat Gen Z baru digertak gitu kok nangis," imbuhnya.

Oleh sebab itu, Bryan berpandangan bahwa karakter seseorang tidak bisa dilihat hanya berdasar dari tahun kelahirannya dan mengelompokkan ke dalam beberapa generasi.

Melainkan perlu dilihat dari cara didik, lingkungan sekitar yang punya andil dalam pembentukan karakter.

"Menurut aku bukan karena umur, tapi mindset orangtua gimana, orangtua mereka tipe yang kalau jatuh 'aduh sayang kasihan,' atau 'udah? Belajar berdiri,'" tutur Bryan.

"Emang aku Gen Z, tapi jujur, aku tidak merasa seperti Gen Z, mungkin karena aku lewatin yang keras-keras," imbuhnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi