JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah berkutat selama beberapa tahun di genre horor, Joko Anwar akhirnya kembali menyelami kolam baru.
Kolam fiksi ilmiah atau sci-fi ternyata sudah menjadi impiannya selama ini.
Mimpi itu diwujudkan oleh Netflix lewat serial Nightmares and Daydreams.
Nampaknya, Joko Anwar adalah sosok sutradara yang tepat untuk menggarap serial bergenre seperti ini.
Imajinasinya liar dengan ceritanya yang tetap membumi agar mengikat penonton.
Baca juga: Penjelasan Joko Anwar soal 4 Jenis Makhluk di Nightmares and Daydreams
Genre baru yang segar
Tujuh episode yang ditawarkan oleh Nightmares and Daydreams terasa segar bagi penikmat sinema Indonesia.
Setiap episode menyajikan kisah seru, latar belakang karakter menarik, serta konflik-konflik yang tak terduga.
Kejelian Joko Anwar dalam menulis cerita tentu saja terletak pada isu-isu sosial politik yang diangkat.
Baca juga: Joko Anwar Yakin Genre Sci-fi Supernatural Punya Potensi di Indonesia
Banyak hal yang bisa Anda temukan dari Indonesia ketika binge-watching serial Nightmares and Daydreams.
Agharta
Fenomena-fenomena aneh yang terjadi di bumi, biasanya akan disimpulkan oleh orang Indonesia lewat penjelasan ilmiah atau supernatural.
Kesempatan itu akhirnya digunakan oleh Joko Anwar untuk memperkenalkan genre sci-fi supernatural dalam serial terbarunya.
Baca juga: Apa Arti dari Lambang Segitiga di Nightmares and Daydreams?
Namun hal utama yang sebenarnya diangkat oleh Joko Anwar lewat cerita ini adalah teori konspirasi Hollow Earth atau Bumi Berongga.
Bumi Berongga adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa planet Bumi sepenuhnya berongga atau memiliki ruang di bagian dalam.
Teori ini dinyatakan oleh Edmond Halley pada akhir abad ke-17.
Alih-alih menggunakan makhluk ruang angkasa, Joko Anwar justru memilih mereka yang tak terlihat di bawah tanah sebagai karakternya.
Joko Anwar percaya bahwa ada kehidupan lain di bawah lapisan Bumi yang bernama Agartha.
Para Agarthan, sebutan untuk makhluknya, lalu merangsek naik ke permukaan untuk menguasai Bumi.
Sebagai bentuk perlawanan, manusia di Bumi pun memiliki antibodi demi melawan para Agarthan yang sudah naik.
Kisah para antibodi ini yang sebenarnya diangkat oleh Joko Anwar lewat cerita-cerita di setiap episode Nightmares and Daydreams.
Baca juga: Joko Anwar Bocorkan Inspirasi dalam Pembuatan Serial Nightmares and Daydreams
Nightmares and Daydreams tentunya akan membuat sebagian orang yang menonton bertanya-tanya di awal, "Apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh Joko Anwar?".
Namun pertanyaan itu baru bisa terjawab secara perlahan hingga episode terakhir PO Box.
Penonton juga dibuat penasaran di setiap episodenya.
Secara konsep ceritanya, Nightmares and Daydreams benar-benar menawarkan sesuatu yang baru dan segar.
Namun Joko Anwar masih memiliki "PR" dalam segi visual.
Beberapa gambar-gambar penting, seperti penampakan Agartha, masih terasa "kasar".
Padahal elemen visual adalah salah satu hal penting dalam tontonan bergenre sci-fi.
Semoga Netflix bisa lebih memperhatikan elemen visual jika memang serial ini dilanjutkan ke musim keduanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.