JAKARTA, KOMPAS.com - Sidang lanjutan kasus kematian Dante dengan terdakwa Yudha Arfandi digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada Senin (19/8/2024).
Agenda sidang tersebut, mendengarkan keterangan saksi.
Ada tiga saksi yang dihadirkan dalam sidang itu, yakni Dokter Farah Kaurow SPFM, ahli forensik dari RS Polri.
Lalu, ahli renang, Albert C Sutanto selaku Pengurus Besar Akuatik Indonesia atau Pelatih Renang tim Indonesia, dan ahli digital forensik Polri, Hery Priyanto.
Baca juga: Dante Dibenamkan Yudha Selama 54 Detik, Ahli Renang: Itu Tak Wajar
Kompas.com merangkum beberapa fakta mengenai keterangan saksi ahli hingga tanggapan dari orangtua korban Dante.
1. Dante meninggal karena tenggelam
Dalam kesaksiannya, Farah memastikan bahwa Dante meninggal dunia karena tenggelam.
Diketahui Farah dengan tim forensik Rumah Sakit Polri lain melakukan ekshumasi dan autopsi setelah jenazah Dante dimakamkan selama 10 hari di TPU Jeruk Purut.
Farah mengatakan, saat diperiksa kondisi jenazah Dante dalam kondisi busuk. Farah tidak menemukan luka-luka pada permukaan kulit Dante.
Yang tersisa hanya patah pada tulang belulang dan ditemukan organ-organ tubuh dengan kondisi membusuk.
Farah juga menemukan ganggang atau tumbuhan air di dalam tubuh Dante.
"Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya ganggang dalam sumsum tulang dan organ hati, sebab mati orang ini sesuai dengan kondisi tenggelam," ucap Farah.
2. Kekurangan oksigen
Farah menyatakan bahwa terlihat kebiruan di tubuh Dante pertanda kekurangan oksigen.
"Tampak kebiruan karena anak tidak bisa bernapas di air sekitar dua hingga lima menit, (sehingga menyebabkan) kekurangan oksigen," ucap Farah.
Farah mengatakan, air yang masuk ke dalam paru-paru membuat kondisi paru-paru menjadi rentan cair dan mempercepat jasad Dante membusuk.
Baca juga: Ahli Renang Sebut Perlakuan Yudha Arfandi ke Dante di Kolam Renang Tidak Wajar
Hal tersebut menguatkan tim forensik mengambil kesimpulan bahwa Dante meninggal karena tenggelam.
3. Perlakuan tidak wajar Yudha ke Dante
Sementara, Albert C Sutanto selaku pelatih renang tim Indonesia mengatakan Yudha tidak seperti mengajarkan Dante.
Beberapa perlakuan Yudha ke Dante di kolam renang dinilainya tidak wajar.
“Belajar pernapasan harus ada kesiapan (dari anaknya), itu tahu kita (pelatih tahu) dia (anak) siap (baru kita ajarkan pernapasan). Mengajari anak itu supaya tidak tenggelam,” kata Albert.
Umumnya latihan teknik pernapasan atau biasa disebut blow bubble dalam renang dilakukan pemula dengan durasi waktu lima hingga 10 detik.
Sementara, dari video CCTV kolam renang, Yudha terlihat menenggelamkan Dante dengan durasi berbeda-beda selama 12 kali. Mulai dari dari 2 detik, 26 detik, bahkan ada yang hampir 1 menit.
Albert mengatakan, durasi waktu Yudha menenggelamkan Dante lebih dari 20 detik sama seperti seseorang yang sedang latihan diving atau menyelam.
4. Dante kelelahan
Albert juga mengatakan bahwa belajar teknik pernapasan juga butuh aba-aba, tergantung kesiapan dari murid yang diajar untuk menjag keamanan.
Posisi Yudha mengajarkan pernapasan ada di belakang Dante juga salah. Padahal seharusnya cara yang benar melatih adalah Yudha berhadapan dengan Dante.
Baca juga: Bukan Alami Kekerasan, Ahli Forensik Pastikan Dante Anak Tamara Tyasmara Meninggal Tenggelam
Albert juga melihat Yudha dari CCTV tidak memberikan aba-aba ke Dante. Yudha menenggelamkan Dante 12 kali dengan jarak waktu yang berdekatan.
Hal ini lah yang membuat Dante kelelahan.
“Saya lihat anak itu memang anaknya sudah lelah,” ucap Albert.
Albert merasa Dante tidak bisa melawan karena kolam renang itu kedalamannya lebih tinggi dari tinggi tubuhnya.
Seandainya Dante diajarkan di kolam yang sesuai dengan tinggi badannya, ia bisa menendang kakinya ke lantai kolam renang untuk naik ke atas jika alami kelelahan.
5. CCTV kolam renang kembali diputar
Selanjutnya, ahli digital forensik Polri, Hery Priyanto yang diperiksa. Saat Hery diperiksa, sidang digelar tertutup.
Baca juga: Ahli Forensik RS Polri: Dante Meninggal Dunia karena Tenggelam
Hanya orangtua korban yang boleh hadir di ruang sidang tersebut karena CCTV kolam renang saat Dante berenang bersama Yudha akan diputar.
Usai menonton CCTV dan mendengarkan keterangan ahli, ibu Dante, Tamara Tyasmara ke luar ruang sidang dengan menangis.
Tamara mengaku lemas melihat kembali CCTV tersebut. Ia pun jadi semakin yakin bahwa Yudha sengaja menenggelamkan anaknya.
“Yakin sih. Jangankan aku orang-orang pasti yakin banget. Dari CCTV yang beredar, pasti semuanya yakin sih,” kata Tamara.
6. Yakin Yudha membunuh Dante
Sementara, ayah Dante, Angger Dimas mengaku mual melihat CCTV dan mendengarkan keterangan ahli tersebut.
Ia merasa hal yang dilakukan Yudha pada anaknya bukan perbuatan manusia.
“Kalau tadi lihat CCTV jadi flashback lagi aja, Tamara juga nangis. Gue juga ngelihatnya mual lagi, gitu kan, ya intinya ini sih tadi di CCTV udah jelaslah,” lanjut Angger.
Angger yakin bahwa Yudha melakukan pembunuhan berencana terhadap anaknya. Ia pun berharap dengan sejumlah kesaksian berbagai saksi di persidangan, Yudha mendapat hukuman setimpal.
“Semoga sih gue masih tetap sama, gue masih (yakin) di 340 (pembunuhan berencana) karena kalau tadi dibuka dengan sidang terbuka mungkin semua setuju itu 340,” tutur Angger Dimas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.