Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

5 Fakta Menarik dari Serial Zona Merah

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Cynthia Lova
Sidharta Tata dan Fajar Martha Santosa di konferensi pers Zona Merah di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (8/10/2024).
Penulis: Cynthia Lova
|
Editor: Tri Susanto Setiawan

JAKARTA, KOMPAS.com - Vidio original series berjudul Zona Merah akan segera tayang perdana pada 8 November 2024.

Zona Merah adalah produksi Screenplay Films yang disutradarai oleh Sidharta Tata dan Fajar Martha.

Zona Merah adalah series Indonesia pertama yang mengangkat soal zombie (yang disebut Mayit) di Indonesia.

Zona Merah mengisahkan tentang perjuangan seorang wanita bernama Maya dalam mencari adiknya di kota Rimbalaya yang sudah dipenuhi dengan wabah zombie. Maya dibantu oleh seorang jurnalis yang juga ingin kabur dari Rimbalaya.

Baca juga: Sebut Peran Maria Theodore di Zona Merah Rumit, Sidharta Tata: Penciptaan Karakternya Kompleks

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zona Merah dibintangi beberapa artis terkenal Tanah Air, yakni Aghniny Haque, Maria Theodore, Andri Mashadi, Lukman Sardi, Haru Sandra, dan Devano Danendra.

Dalam wawancara bersama awak media pada Selasa (8/10/2024) kemarin, Aghniny Haque, Sidharta Tata hingga Fajar Martha menceritakan di balik produksi serial Zona Merah ini.

Kompas.com merangkumnya sebagai berikut.

1. Zombie yang melokal

Zona Merah adalah serial yang bertemakan zombie.

Zona Merah menyebut zombie dengan kata Mayit. Mayit adalah bahasa lain dari kata mayat dalam Bahasa Indonesia.

Sutradara Zona Merah, Fajar Martha Santosa mengatakan, penggunaan kata mayit tujuannya adalah untuk lebih melokal dan menunjukkan ciri khas budaya Indonesia.

Baca juga: Jadi Tulang Punggung Keluarga di Serial Zona Merah, Aghniny Haque Merasa Ada Kesamaan

“Kita tidak perlu membuat kerumitan lain soal Zombie. Nah, kami juga ingin kita punya zombie kita sendiri, maka dipilihlah nama yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia yaitu, Mayit," kata Fajar, di Senayan, Jakart Pusat, Selasa (8/10/2024).

2. Terinspirasi dari elite politik dan masyarakat

Serial ini kata Sidharta Tata terinspirasi dari kisah nyata berkaitan dengan elite politik dan masyarakat yang terus berjibaku dengan hidupnya.

“Bersama rekan saya Fajar Martha Santosa dan kawan-kawan dari Penakawan, kami menggarap cerita yang terinspirasi dari kisah nyata tentang kejahatan terstruktur dari kelompok elite, yang kemudian digabung dengan cerita urban legend," kata Sidharta Tata.

Tata mengatakan, serial ini memberikan nuansa baru dalam dunia genre Action dan Thriller.

Sebab Tata dan Fajar menambahkan sedikit bumbu horor dan komedi dalam penyajiannya.

3. Tantangan garap 100 figuran per hari

Sementara, Fajar mengatakan, ada banyak tantangan yang dilaluinya selama proses penggarapan serial ini.

Salah satunya menyediakan ratusan pemeran figuran atau ekstras dengan proses syuting yang berlangsung setiap hari.

"Tantangannya banyak banget. Setiap hari kita bahkan mengerjakan minimal scene dengan seratus orang pemeran figuran. Entah itu jadi mayit, entah jadi warga, atau keduanya, dan kejar-kejaran," kata Fajar.

Baca juga: Ungkap Tantangan Garap Serial Zona Merah, Sidharta Tata dan Fajar Martha: Satu Hari Ada 100 Ekstras

Tantangan lainnya juga datang dari cuaca ketika mereka syuting. Ada juga dari makeup ekstras yang menjadi tantangan. Di mana makeup mereka harus dibenahi ketika adegan tidak berjalan dengan baik.

Selain itu, jarak lokasi syuting dengan monitornya juga menjadi tantangan untuknya. Mengingat latar tempat dari Zona Merah sangat luas.

Sehingga butuh waktu untuk ia dan Sidharta Tata untuk bolak-balik lokasi syuting dan melihat layar.

4. Kesulitan cari karakter Maria Theodore

Sidharta Tata mengatakan, ada kesulitan untuknya mencari karakter yang diperankan Maria Theodore.

Maria memerankan Ella, seorang anak kota yang harus pindah ke kota Rimbalaya.

Ella adalah selebgram yang sukses, namun harus beralih profesi karena suatu peristiwa yang terjadi pada hidupnya.

“Nah proses penciptaan karakter itu sangat kompleks karena semuanya punya kompleksitasnya masing-masing,” ujar Tata.

“Dia punya sesuatu yang memang kadang (membuatnya) meledak-ledak. Kadang-kadang harus dia simpan (perasaannya) karena memang trauma-trauma yang muncul, kemudian masuk ke dalam hidupnya. Itu harus digerakkan dengan cara yang sangat spesifik,” lanjut Sidharta Tata.

Meski demikian, ia bersyukur semua cast tak terkecuali Maria bisa memerankan karakternya dengan sangat baik.

5. Aghniny punya kesamaan dengan karakternya

Aghniny Haque memerankan karakter Maya dalam serial ini. Aghniny Haque merasa punya kesamaan dengan karakter Maya. Maya dan Aghniny adalah sama-sama tulang punggung keluarga.

Sehingga tak kesulitan mendalami karakternya.

Namun, memerankan karakter Maya menjadi tantangan sendiri untuknya.

Selain staminanya yang kuat, Maya juga membuatnya banyak berimajinasi bagaimana jika benar ada mayit hidup di sekelilingnya.

Untungnya, situasi yang ada di lokasi syuting mempermudahnya menghidupkan tokoh Maya.

“Kayak gimana temen-temen bisa percaya bahwa mayit-mayit ini sungguh mematikan dan ya berimajinasi itu bukan hal yang mudah,” tutur Aghniny.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi