KOMPAS.com- Park Jae Sang atau PSY, penyanyi Korea Selatan ini menanggapi kabar penyitaan vila mewah miliknya karena denda yang belum dibayar.
P Nation, agensi Psy, merilis pernyataan pada tanggal 25 November KST menanggapi laporan tentang penyitaan vila mewah Psy di Hannam-dong, Seoul.
"Psy tidak pernah membuat perubahan atau perluasan apa pun pada bangunan tersebut. Ia menyadari adanya perluasan ilegal yang dilakukan selama pembangunan awal," kata agensi.
"Denda penegakan hukum itu terlambat karena pemberitahuannya terlambat diterima, tetapi sekarang sudah dibayar lunas. Psy dan penghuni vila lainnya saat ini sedang mempersiapkan diri untuk menyewa perusahaan konstruksi guna memperbaiki perluasan ilegal tersebut," jelas mereka.
Baca juga: Jungkook BTS Samai Rekor PSY di Billboard Hot 100
Tanggapan ini muncul setelah adanya laporan bahwa vila Psy di UN Village disita karena denda yang belum dibayar terkait pelanggaran tata bangunan.
Denda itu dikeluarkan sebagai hukuman penegakan hukum karena tidak menangani pelanggaran selama lebih dari setahun.
Untuk informasi, Psy membeli vila mewah tersebut pada tahun 2008 dengan harga sekitar 2,2 miliar won (Rp 25 miliar) dan tinggal di sana bersama istrinya selama 17 tahun.
Properti yang berada di kawasan elit UN Village di Hannam-dong, Seoul itu kemudian ia gabungkan dengan gedung perkantoran di dekatnya yang dibeli seharga 372 juta KRW (Rp 3,7 miliar).
Namun, pengaduan diajukan ke Kantor Distrik Yongsan terkait perluasan vila yang tidak sah.
Baca juga: PSY Umumkan Tanggal Rilis Album Baru
Karena pasangan itu telah menghubungkan tangga bersama antara dupleks dan ruang kantor, menggunakannya sebagai tempat tinggal tunggal.
Setelah pemeriksaan, kantor distrik mengonfirmasi pelanggaran tersebut dan mengeluarkan perintah untuk mengembalikan properti ke keadaan semula.
Pada bulan Desember tahun berikutnya, ditemukan konstruksi ilegal tambahan yang melibatkan beton bertulang.
Pelanggaran tersebut melanggar undang-undang konstruksi dua kali, satu kali untuk perubahan penggunaan yang tidak sah dan yang lainnya untuk penambahan struktural yang tidak disetujui.
Kantor Distrik Yongsan meminta musisi tersebut untuk mengambil tindakan perbaikan karena perluasan yang tidak sah, seperti perubahan ruang publik dan bangunan baru. Pihak berwenang juga mengenakan biaya kepadanya, yang tidak dibayarnya selama setahun penuh. Akibatnya, pihak berwenang menyita properti tersebut.
Meskipun PSY membayar denda lima bulan kemudian, dan mencabut penyitaan, perbaikan yang diperlukan belum dilakukan.
Pada bulan Mei tahun ini, Kantor Distrik Yongsan menyita properti tersebut setelah PSY dan istrinya gagal membayar denda yang dijatuhkan karena tidak mematuhi perintah restorasi.
Meskipun jumlah denda yang tepat masih dirahasiakan karena alasan privasi, diyakini bahwa denda dan biaya tambahan yang terkumpul selama 16 tahun sejak 2008 cukup besar.
Catatan menunjukkan bahwa PSY dan istrinya melunasi denda pada tanggal 28 Oktober, dan mencabut penyitaan setelah lima bulan. Namun, vila tersebut tetap diklasifikasikan sebagai properti yang tidak patuh karena pelanggaran yang tidak ditangani.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.