Pendapat Rachel Vennya hingga Taskya Namya tentang Tulang Punggung Keluarga

JAKARTA, KOMPAS.com - Para cast film horor "Hutang Nyawa" memberikan pendapatnya tentang tulang punggung keluarga.

Salah satunya adalah Rachel Vennya yang memerankan Tri, seorang buruh pabrik yang bekerja untuk menghidupi keluarganya.

Di dunia nyata pun, Rachel tak menampik bahwa ia juga bisa dibilang tulang punggung keluarganya.

Baca juga: Rachel Vennya Ungkap Tantangannya Pertama Kali Main Film Horor di Hutang Nyawa

Rachel mengatakan, menjadi tulang punggung keluarga adalah hal yang berat, sebab harus mendahulukan kepentingan keluarga dibanding kepentingan sendiri.

“Pengin mikirin diri sendiri tapi enggak tega juga, belum lagi omongan orang. Karena ternyata masih banyak di Indonesia, misalnya anak udah besar itu, dia enggak ngirim uang ke ibunya dianggap durhaka,” ujar Rachel Vennya di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2024).

“Jadi menurutku jadi tulang punggung itu pastinya berat,” lanjut Rachel.

Baca juga: Klarifikasi Salim Nauderer Soal Dugaan Selingkuh dengan Azizah Salsha dan Putus dari Rachel Vennya

Meski rasanya berat sebagai tulang punggung keluarga, Rachel mengatakan, pasti akan ada rasa puas jika berhasil membuat kehidupan keluarganya nyaman atas kerja kerasnya.

“Walaupun di balik dari beban itu ada suatu hal yang memuaskan, kita puas lihat anak atau orangtua bahagia,” kata Rachel Vennya.

Sementara itu, Taskya Namya, cast lain "Hutang Nyawa" yang memerankan karakter Erwina, seorang ibu muda sekaligus tulang punggung keluarga, berpendapat bahwa siapa pun yang menjadi tulang punggung keluarga sangatlah keren.

Sebab di dunia nyata, Taskya merasa ia belum tentu kuat.

“Aku enggak ngerasa aku mampu untuk dikatakan seperti itu, tapi kayak misal Rachel atau Muhammad Khan menjadi tulang punggung keluarga itu kan enggak gampang,” ucap Taskya.

Baca juga: Rachel Vennya Mendadak Unggah Instagram Story dengan Azizah Salsha

“Dan kadang jadinya di beberapa orang, enggak semua itu jadi menyampingkan kesenangannya sendiri. Dia enggak tahu apa yang mau dia lakukan,” lanjut Taskya.

Taskya kemudian berpesan kepada semua tulang punggung keluarga bahwa tak masalah untuk mementingkan diri sendiri lebih dulu.

Setelah diri sendiri sudah terselamatkan, maka bisa membahagiakan keluarga.

“Kayak misalnya karakter Erwina ini, dia enggak tahu apa yang bisa bikin dia happy, dia enggak bisa bersuara karena dia terlalu memikirkan orang lain dibanding dia sendiri. Semoga orang di luar sana bisa bahagia dulu sama dirinya sendiri, baru bisa bahagiakan yang lain,” tutur Taskya.