KOMPAS.com- TikTok tidak lagi dapat diakses di Amerika Serikat hingga Sabtu malam (18/1/2025), sesaat sebelum larangan nasional terhadap aplikasi media sosial populer ByteDance mulai berlaku.
Pada Sabtu malam, aplikasi tersebut menampilkan keterangan.
"Maaf, TikTok tidak tersedia saat ini karena undang-undang yang melarang TikTok diberlakukan di Amerika," demikian keterangan yang tertera.
Sekitar 170 juta pengguna TikTok di negara tersebut, termasuk para kreator konten TikTok mengungkap rasa sedih mereka.
Baca juga: Aktris Kamilla Belyatskaya, Meninggal Dunia Tersapu Ombak Saat Yoga
Alix Earle, seorang kreator konten dengan 7,2 juta pengikut yang menjadi terkenal di aplikasi TikTok pada tahun 2022, mengunggah video penuh air mata yang menggambarkan kesedihannya atas platform tersebut.
"Saya merasa seperti sedang mengalami patah hati," kata Earle dalam sebuah video.
"Bagi saya, platform ini lebih dari sekadar aplikasi atau pekerjaan. Saya punya banyak kenangan di sini," lanjutnya.
Earle sudah menggunakan TikTOk selama enam tahun, dan telah banyak berbagi tentang keluarga, teman, hubungan bahkan rahasianya di aplikasi itu.
Baca juga: Kronologi Meninggalnya Kamilla Belyatskaya Usai Tersapu Ombak Saat Yoga
Beberapa pengguna sebelumnya juga mengunggah video satir yang mengucapkan selamat tinggal kepada 'mata-mata China' mereka.
Ini adalah lelucon dari pengguna TikTok di Amerika terkait pelarangan aplikasi tersebut yang dinilai menjadi agen pemerintah China untuk memata-matai mereka melalui aplikasi.
"Ada begitu banyak nostalgia dan kenangan di sana," kata Marc D'Amelio tentang aplikasi tersebut dalam sebuah wawancara minggu ini.
Pada tahun 2020, putrinya Charli D'Amelio menjadi pengguna TikTok dengan pengikut terbanyak di dunia karena mengunggah video dirinya sedang menari di rumahnya, mencapai 100 juta pengikut.
Minggu ini, ia mengunggah ulang beberapa video tarian lamanya dan para pengikut meninggalkan komentar yang meratapi berakhirnya sebuah era.
"Menyelesaikan apa yang kita mulai," tulis banyak komentator di video Ms. D'Amelio, sebagai penghormatan kepada statusnya sebagai salah satu bintang yang paling awal bersinar di platform tersebut.
Meski sedih, humor khas TikTok tetap hadir. Seperti yang dilakukan Markell Washington, seorang kreator konten berusia 27 tahun di Los Angeles.
Markell Washington menyelenggarakan pemakaman tiruan untuk aplikasi tersebut di rumahnya bersama sekelompok teman.
Ia mengubah meja kopinya menjadi peti mati darurat, memotong logo TikTok berukuran besar dari papan poster dan menaruhnya di dalamnya.
Kelompok tersebut mengenakan pakaian serba hitam bersama dengan Washington, yang memberikan pidato penghormatan untuk aplikasi tersebut.
Namun, hilangnya TikTok bukanlah hal yang bisa dianggap enteng, kata Washington yang sebelum meraih kesuksesan lewat aplikasi tersebut, pernah bekerja di toko roti lapis Subway.
Aplikasi tersebut memberinya "kebebasan finansial," katanya.
"Saya merasa terpukul, tetapi tidak terasa nyata karena hal itu berdampak besar dalam hidup saya," kata Washington.
"Rasanya seperti kehilangan seorang saudara," sambungnya.
Pengguna lain mengunggah ucapan selamat tinggal, berterima kasih kepada penggemar dan penonton kontennya, serta menyebutkan platform media sosial lain tempat mereka masih bisa diakses, seperti Instagram dan YouTube.
Bagi sebagian orang, platform video China bernama RedNote yang telah populer beberapa hari ini termasuk di antaranya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.