JAKARTA, KOMPAS.com - CEO sekaligus pendiri Clairmont, Susana Darmawan, mengungkap bahwa perusahaannya pernah ditawari “bantuan” untuk pemulihan nama baik oleh seorang influencer, namun dengan harga yang menurutnya tidak masuk akal yakni Rp 600 juta.
Tawaran tersebut muncul setelah video viral yang diunggah oleh influencer berinisial CB menuding bahwa Clairmont mengirimkan nastar berjamur ke sebuah panti asuhan.
Video itu memicu reaksi publik yang cukup besar, bahkan berujung pada penurunan penjualan dan gangguan arus kas perusahaan.
Baca juga: Cerita Pendiri Clairmont soal Tawaran Bayar Rp 600 Juta Diskon Rp 350 Juta untuk Pulihkan Nama Baik
Clairmont sempat berupaya mengklarifikasi isu tersebut dengan mendatangi CB secara langsung.
Susana mengatakan bahwa pihaknya sama sekali tidak mengenal yayasan yang disebut dalam video tersebut.
“Saya enggak kenal yayasan tersebut dan kita enggak pernah memberikan (nastar),” ujar Susana dalam wawancara di kanal YouTube Grace Tahir.
Ketika menyampaikan bahwa informasi dalam video tersebut tidak benar, CB sempat menunjukkan itikad baik dengan menawarkan bantuan untuk memulihkan reputasi Clairmont.
“Saat kami menyampaikan pada influencer tersebut bahwa beritanya bohong, influencer tersebut merasa bersalah,” kata Susana.
Baca juga: Dirugikan Codeblu Miliaran Rupiah, Ini Latar Belakang Pendidikan Pemilik Clairmont
“‘Dan untuk koreksi situasi ini nanti saya kasih bantuan untuk memulihkan nama baik Clairmont.’ Kita happy dong,” imbuhnya.
Namun, tawaran “bantuan” itu ternyata tidak diberikan secara cuma-cuma.
Pihak influencer kemudian memberikan proposal kerja sama dengan nilai yang mengejutkan, lengkap dengan embel-embel diskon.
“Tapi setelah itu kami dapat penawaran untuk consultant fee Rp 600 juta dengan diskon Rp 350 juta,” jelas Susana.
Tak hanya itu, CB juga menyertakan syarat tambahan yang harus dipenuhi sebelum video hoaks tersebut diturunkan.
“Dengan syarat kita harus melakukan blablabla, baru videonya akan di-take down,” tambahnya.
Baca juga: Ungkap Kronologi Kasus Nastar Berjamur, Pemilik Clairmont: Kami Dapat Penawaran
Susana menilai permintaan tersebut sangat tidak masuk akal dan bertentangan dengan prinsip penyelesaian sengketa secara adil.
“Kami bertemu, dia kasih penawaran. Kami merasa tidak masuk akal,” tegasnya.
Merasa perlu menyelidiki lebih dalam, Clairmont pun melakukan investigasi internal.
Hasilnya mengungkap bahwa nastar yang dikirim ke panti asuhan bukan berasal dari perusahaan, melainkan dari mantan karyawan vendor yang telah diberhentikan karena kasus penipuan.
“R itu menulis bahwa dia karyawan Clairmont, padahal bukan. R ini adalah karyawan vendor Clairmont,” jelas Susana.
Meski video tersebut akhirnya dihapus oleh CB, dampaknya terhadap Clairmont sudah telanjur besar.
Susana menyebut bahwa perusahaan mengalami kerugian sejak video itu viral pada November lalu.
“Loss kami dimulai dari November setelah dia unggah, langsung jadi berita luar biasa,” ungkapnya.
“Drop 30 persen. Sudah loss sale, barang kami segudang tidak terjual, kita dihujat, dibenci. Cash flow kami terdampak untuk gajian, sedangkan kita ada loan yang jatuh tempo,” tutur Susana menjelaskan.
Clairmont kini tengah berupaya bangkit dari krisis reputasi dan keuangan yang dipicu oleh informasi yang tidak benar.
Susana berharap kasus ini menjadi pelajaran tentang pentingnya verifikasi sebelum menyebarkan konten, terutama di media sosial.
Artikel ini telah tayang di KOMPAS.com dengan judul "Cerita Pendiri Clairmont soal Tawaran Bayar Rp 600 Juta Diskon Rp 350 Juta untuk Pulihkan Nama Baik"
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.