KOMPAS.com – Komika dan pengamat musik Soleh Solihun mempertanyakan sikap musisi Ahmad Dhani yang terkesan hanya menyerang penyanyi seputar persoalan royalti.
Padahal, Soleh Solihun melihat, lembaga terkait seperti LMK (Lembaga Manajemen Kolektif) yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan royalti juga tak kalah penting untuk dikritisi.
Baca juga: Persoalan Royalti Merambat ke Fans Base, Ahmad Dhani: Jadi Hilang Obyektivitasnya
“Kenapa yang diserang enggak lembaga yang ngumpulin royalti bertahun-tahun, jangan penyanyinya aja, ini kan bagaimana,” ucap Soleh Solihun dalam tayangan Q&A MetroTV, dikutip Rabu (16/4/2025).
Mendengar pernyataan Soleh Solihun, Ahmad Dhani pun meresponsnya.
Ahmad Dhani mengatakan, dirinya tak pernah pilih-pilih dalam mengkritik suatu hal, terlebih hal yang ia perjuangkan seperti royalti.
Baca juga: Judika Buka Suara soal Tuduhan ‘Maling’ oleh Ahmad Dhani hingga Skema Direct License
Ahmad Dhani menyebut dirinya juga kerap mengkritik lembaga yang berkaitan dengan sistem royalti.
“Lembaga saya serang, saya serang semua,” kata Ahmad Dhani.
Hanya saja, kata Ahmad Dhani, dirinya belakangan kerap menyentil beberapa penyanyi seputar royalti lantaran penyanyi-penyanyi itu menjadi pihak yang dirasa terlalu kontra dengan pembenahan sistem royalti yang ia gagas bersama asosiasi musisi AKSI.
Baca juga: Judika: Walaupun Ahmad Dhani Bilang Saya Nyolong, Saya Enggak Ambil Pusing
“Cuma kan yang out loud justru malah penyanyinya yang out loud,” sahut Ahmad Dhani.
Sebelumnya, beberapa penyanyi seperti Agnez Mo, Ariel NOAH, dan Judika menjadi penyanyi yang kerap diserang Ahmad Dhani pandangannya.
Ini lantaran perbedaan soal penyikapan soal penerapan sistem royalti di industri musik Indonesia.
Isu soal royalti dan hak cipta memang bukan hal baru di industri musik Tanah Air.
Beberapa tahun terakhir, topik ini kembali mencuat seiring munculnya dorongan untuk membenahi ekosistem musik di Indonesia, terutama soal mekanisme royalti dan aturannya.
Sebagai informasi, Ahmad Dhani, musisi, produser, dan pendiri grup Dewa 19, dikenal tidak hanya sebagai sosok kontroversial dalam dunia hiburan, tetapi juga sebagai figur vokal yang memperjuangkan hak-hak komposer dan pencipta lagu di Indonesia.
Baca juga: Telanjur Tersinggung, Judika Absen dalam Diskusi Royalti Musik Bareng Ahmad Dhani
Ahmad Dhani sering kali menyuarakan sistem pembagian royalti yang berlaku di industri musik Tanah Air.
Sebagai seorang komposer dengan puluhan lagu hit sejak 1990-an, Ahmad Dhani merasa sistem yang berlaku selama ini tidak memberikan keadilan bagi para pencipta lagu.
Baca juga: Telanjur Tersinggung, Judika Absen dalam Diskusi Royalti Musik Bareng Ahmad Dhani
Dalam berbagai kesempatan, Ahmad Dhani mengkritik lembaga manajemen kolektif (LMK) yang dinilainya kurang transparan dalam pendistribusian royalti.
Menurutnya, banyak komposer yang tidak menerima haknya secara layak, terutama jika dibandingkan dengan pihak penyanyi atau label rekaman.
Baca juga: Tanggapi Penyanyi Tak Hadir Diskusi Royalti tapi Bicara ke Publik, Ahmad Dhani: Makanya Saya Smash
Dhani juga pernah menyatakan bahwa lagu-lagu ciptaannya—yang sangat populer dan sering diputar di berbagai media dan tempat umum—seringkali tidak memberikan pengembalian royalti yang sesuai.
Ahmad Dhani menilai hal ini sebagai bentuk ketidakadilan struktural dalam sistem musik Indonesia.
Peran Ahmad Dhani di AKSISebagai bentuk konkret dari komitmennya, Ahmad Dhani turut membentuk dan aktif dalam AKSI (Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia).
AKSI merupakan organisasi yang bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak komposer secara lebih tegas dan transparan.
Organisasi ini didirikan oleh para komposer ternama, termasuk Piyu Padi Reborn dan lainnya, yang merasa perlu adanya perubahan signifikan dalam sistem manajemen royalti.
Ahmad Dhani termasuk salah satu penggerak utama AKSI dan menjadi Ketua Dewan Pembina kerap bersuara lantang soal perlunya pembagian royalti yang lebih adil antara pencipta lagu, penyanyi, dan label.
Serta reformasi sistem LMK dan Lembaga Pengelola Royalti (LPR) agar lebih transparan dan akuntabel.
Perlindungan hukum yang kuat bagi pencipta lagu atas hak kekayaan intelektual mereka.
AKSI juga mendorong adanya satu pintu pengelolaan royalti dan sistem digital yang memungkinkan pelacakan pemutaran lagu secara akurat agar royalti bisa dihitung secara adil.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.