Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Bukan di Negara Asalnya, Aisar Khaled Ungkap Alasan Lebih Sering Buat Konten Berbagi di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Instagram @aisar_khaledd
Aisar Khaled
|
Editor: Rintan Puspita Sari

JAKARTA, KOMPAS.com- Kreator konten asal Malaysia, Aisar Khaled menjelaskan alasan lebih sering membuat konten berbagi di Indonesia dan bukan di negara asalnya.

Aisar yang memiliki perusahaan di Malaysia itu mengatakan awalnya memang membuat konten berbagi di Malaysia.

Tapi, Aisar juga mengaku sulit untuk menemukan orang susah di Malaysia.

"Di Malaysia susah mau cari orang yang betul-betul susah," kata Aisar dikutip dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Jumat (9/5/2025).

Baca juga: Sosok Aisar Khaled, YouTuber Malaysia yang Kini Dikabarkan Dekat dengan Fuji

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ada orang susah, tapi susah untuk cari orang yang betul-betul susah. Jujur," imbuhnya.

Sementara di Indonesia, Aisar melihat lebih mudah menemukan orang hidup susah.

"Jadi di Indonesia lebih banyak maksudnya orang susah?" tanya Denny Sumargo.

"Jujur, lebih banyak orang susah. Betul ini, saya cerita semua reality-nya," jawab Aisar.

Namun Aisar juga menyadari, mungkin di Indonesia lebih banyak terlihat orang hidup susah karena jumlah penduduknya yang jauh lebih besar dibanding negaranya.

Memberikan contoh kecil, Aisar tak pernah melihat ada gerobak di pinggir jalan Malaysia, atau rumah-rumah kecil di negara asalnya.

Baca juga: Penghasilan Willie Salim, Kreator Konten yang Heboh Kehilangan Rendang 200 Kg

Walaupun mungkin hal itu bisa ditemukan di Malaysia, tapi jauh dari pusat kota.

Tapi di Indonesia, Aisar melihat hal itu sudah seperti pemandangan umum yang mudah ditemukan.

"Deket sini banyak rumah-rumah kecil, di Malaysia emang susah mau cari orang-orang seperti itu. Ada, tapi di provinsi yang jauh-jauh baru ada," kata Aisar.

"Kalau di Indonesia everywhere tampak orang susah," lanjutnya.

Selain alasan itu, Aisar juga mengaku senang saat melihat respons orang Indonesia menerima uang darinya.

"Kalau di Malaysia, saya bagi Rp 100.000, Malaysia cuma 'oh terima kasih,' tapi kalau Indonesia 'Bang terima kasih,' beda," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi