JAKARTA, KOMPAS.com- Presenter Medina Kamil kembali lagi ke Agats, Papua, 19 tahun sejak hilangnya Bagus Dwi, kamerawan Jejak Petualang.
Medina mengunggah foto keberadaannya di Agats dengan latar laut dan matahari terbenam.
"19 tahun berlalu, Ternyata Allah memberi kesempatan saya menginjakan kaki lagi di tempat ini," tulis Medina dikutip dari akun @medinakamil, Sabtu (7/6/2025).
"Banyak sudah yang berubah, tapi senja indah ini tetap sama. Dulu setiap sore kami berlima selalu nikmati senja ini di depan penginapan kami sambil bersenda gurau," lanjutnya.
Medina juga mengunggah foto bersama kru Jejak Petualang lainnya saat mereka terdampar, serta foto Bagus Dwi.
"Kalian yang selalu bertanya 'di mana mas Bagus?' Di sini lah dia berada," tulis Medina.
"Di negeri yang indah di ufuk timur Papua. Di mana alam semesta dan manusia berdampingan dengan segala misterinya," tulisnya lagi.
Presenter kelahiran tahun 1982 itu kemudian menyampaikan bahwa kenangan di sana tidak akan pernah bisa dilupakan.
Baca juga: Kamerawan Jejak Petualang Hilang di Laut Arafuru Sejak 2006, Medina Kamil: Mas Bagus, Pulang Toh
"Kenangan ini tidak pernah dilupakan. Setiap tahun kami slalu berdoa untuk mu.. God always love you mas," tulis Medina.
Kronologi hilangnya kamerawan Jejak Petualang
Hilangnya kamerawan Jejak Petualang terjadi pada tahun 2006.
Saat itu, pagi hari di tanggal 6 Juni 2006, Medina Kamil bersama empat kru Jejak Petualang, Dody Johanjaya (produser), Budi Kurniawan dan Bagus Dwi (kamerawan), Wendy Muhamad Firman (asisten produser) menuju Timika.
Menggunakan long boat kayu, mereka tak hanya berlima, tapi juga ditemani oleh tiga orang warga lokal berangkat dari Agats pukul 08.00 pagi.
"Dari Agats sekitar jam 08.00 pagi, kita naik long boat itu keadaan masih baik-baik aja," kata Medina, dikutip dari YouTube Sang Penyintas.
Baca juga: Baru Pertama Kali Kerja Saat Kamerawan Jejak Petualang Hilang di Papua, Medina Kamil: Kayak Mimpi
"Semakin lama ombak semakin besar. Jadi ketika kita melewati ombak itu kita kayak menanjak ombak, kan ombaknya tinggi kita harus nanjak, tinggi lagi kita nanjak lagi," jelasnya.
Berulang kali menerjang ombak, mesin perahu yang mereka tumpangi mendadak mati.
"Dalam hitungan detik kita langsung tersapu sama ombaknya. Air masuk ke dalam perahu," ujar Medina.
Waktu itu mereka belum melompat keluar perahu. Warga lokal yang mengoperasikan mesin perahu masih berusaha untuk menghidupkan mesin, tapi tidak berhasil.
Karena tidak berhasil, saat ombak kedua datang, Medina bersama produser Jejak Petualang melompat keluar dari perahu.
"Perahu kebalik, kita nyebar kemana-mana," ujar Medina.
Sambil menghapus air mata, Medina menceritakan kejadian yang membuatnya tak pernah berpikir akan kehilangan salah satu kru di hari pertama dia bekerja.
"Enggak kepikiran sama sekali. Kita berempat malah berpikir Bagus duluan yang akan lebih dulu selamat," kenang Medina dengan suara bergetar.
"Karena dia naik ke atas perahu. Ibaratnya lebih aman lah, dan dia didampingi sama tiga orang lokal yang pastinya udah tahu medan sana, udah berpengalaman," imbuhnya.
Medina bersama tiga kru lain saat itu sama sekali tidak mengetahui bahwa Bagus akan hilang.
Mereka hanya bisa berpikir untuk bertahan dalam kondisi berada di pulau tak berpenghuni.
Tim SAR baru menemukan mereka pada 10 Juni 2006 atau sekitar empat hari sejak perahu yang mereka tumpangi diterjang ombak.
Namun keberadaan Bagus dan tiga warga lokal yang sebelumnya terlihat kembali naik ke perahu justru tidak pernah ditemukan.