YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Aktor Reza Rahadian mengungkap momen emosional yang ia alami saat proses pengambilan gambar untuk instalasi Eudaimonia, yang dipamerkan dalam program Spotlight di ArtJog 2025.
Reza mengaku, saat itu ia menumpahkan berbagai kenangan menyakitkan yang dialaminya selama 20 tahun berkarier di dunia seni peran.
“Hal-hal yang diingat salah satunya tentu masa-masa berjuang di awal, masa-masa penolakan yang banyak, masa-masa momen-momen kegagalan dalam kekaryaan gitu ya,” ujar Reza di ArtJog, Kota Jogjakarta, Selasa (1/7/2025).
Ia juga mengenang momen-momen pribadi yang tidak pernah dibagikan ke publik.
Baca juga: Ibunda Menangis Lihat Instalasi Eudaimonia, Reza Rahadian: Mama Tahu Persis Apa yang Saya Lalui
“Momen-momen di mana saya bisa saja menjelaskan sesuatu, tapi saya memilih tidak menjelaskan apapun karena ada hal-hal yang menurut saya saya tidak berhutang penjelasan kepada siapapun,” lanjut Reza.
Menurut Reza, ada hal-hal menyakitkan yang tak bisa dibagi, namun tetap meninggalkan luka yang dalam.
Semua emosi itu kemudian ia curahkan ke dalam karya instalasi Eudaimonia.
“Kadang-kadang ada harapan-harapan yang mereka bisa tahu apa yang membuat saya patah atau membuat saya luka,” ucap Reza.
Baca juga: Tanpa Skrip dan Tanpa Pose, Reza Rahadian Tumpahkan Emosi di Instalasi Eudaimonia
“I wish I can share, tapi ya saya memilih untuk tidak share. Ya, ada ingatan-ingatan tentang itu. Lalu dalam momen itu saya ingat banget juga mempunyai hal-hal yang istimewa,” lanjut Reza.
Selain luka dan perjuangan, Reza juga mengenang hal-hal yang membuatnya bahagia, khususnya apresiasi dan prestasi yang ia raih dari masyarakat dan penonton selama berkarier.
“Ya, bentuk-bentuk prestasi yang pernah dicapai, apresiasi dari masyarakat film Indonesia, apresiasi dari penonton,” ucap Reza.
Reza mengakui bahwa bertahan selama dua puluh tahun di industri seni bukanlah perkara mudah.
“Kalau orang tahu, itu sebenarnya sangat tidak mudah. Mencapainya mungkin lain ceritanya, sangat tidak mudah,” ujar Reza.
“Mencapainya mungkin lain cerita ya, tapi mencapai itu kan mungkin di lima tahun pertama ya bentuk-bentuk capaian-capaian apa gitu sebagai batu loncatan. It's another challenge,” lanjut Reza.
Baca juga: Menjajal Eudaimonia, Karya Kolaboratif Reza Rahadian di ArtJog 2025
Pemeran film Habibie & Ainun ini menambahkan, tantangan terbesar dalam menciptakan instalasi ini adalah bersikap jujur kepada dirinya sendiri. “Tadi kan sebenarnya udah disebutkan juga, mungkin challenge-nya di sini kan lebih jujur sama diri sendiri,” ucap Reza.
Pria kelahiran Bogor ini bersyukur karya instalasi ini rampung dan bisa dinikmati publik.
“Buat saya, karya yang baik pada akhirnya adalah karya yang terjadi. Karena sebagus apapun gagasan yang kita miliki, ide yang kita miliki, kalau karya itu tidak terjadi, ya karya itu tidak menjadi karya. Belum menjadi karya setidaknya,” tutur Reza.
Eudaimonia ditampilkan dalam satu ruangan khusus bertanda “ArtJog Spotlight Reza Rahadian”.
Instalasi ini diperuntukkan khusus bagi pengunjung berusia 18 tahun ke atas, karena kontennya yang bersifat personal dan ekspresif.
Karya ini memadukan unsur video, foto, hingga tulisan yang disusun dengan beberapa sudut dalam satu ruangan.
Setiap pengunjung diminta untuk tidak mengambil gambar maupun video saat instalasi berlangsung.
Dalam karya itu digambarkan Reza Rahadian hanya mengenakan celana pendek tanpa baju.
Dalam video itu terlihat Reza menari secara intens, meliak-liukkan tubuhnya seolah menggambarkan isi perasaannya selama kariernya di dunia seni peran.
Suara-suara yang menyertai video seperti “luka” dan “bahagia” menambah kedalaman karya tersebut.
Pada satu momen, Reza terlihat meneteskan air mata, membuat suasana ruang menjadi haru.
Selain video, instalasi ini juga menampilkan 10 foto potret ekspresi emosional Reza serta tulisan yang menggambarkan konsep Eudaimonia.
Karya ini merupakan hasil kolaborasi dengan sejumlah seniman ternama seperti fotografer dan videografer Davy Linggar, arsitek Andra Matin, sutradara Garin Nugroho, koreografer Siko Setyanto, dan komposer Kasimyn (Aditya Surya Taruna).
Tertulis pula definisi Eudaimonia dalam filsafat Yunani kuno yang berarti kebahagiaan sejati atau hidup yang baik—bukan sekadar kesenangan, melainkan kesejahteraan yang dicapai lewat tujuan hidup yang bermakna.
Karya instalasi Eudaimonia dapat dikunjungi oleh publik di Jogja National Museum (JNM) selama penyelenggaraan ArtJog 2025, yakni mulai 20 Juni hingga 31 Agustus 2025.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.