JAKARTA, KOMPAS.com - Ayah Sarwendah, Hendrik Lo, meninggal dunia pada Sabtu (19/7/2025) pagi.
Hendrik Lo meninggal dunia di usia 63 tahun.
Almarhum sempat mengalami batu empedu yang kemudian berkembang menjadi komplikasi gagal ginjal, gagal jantung, dan gagal pernapasan.
Baca juga: Suasana Rumah Duka Ayah Sarwendah Jelang Malam Kembang
Jenazah Hendrik Lo dikremasi pada Rabu (23/7/2025), dan abunya direncanakan akan dilarungkan di perairan Green Bay, Pluit, Jakarta Utara.
Sebelum prosesi kremasi, keluarga Sarwendah mengadakan serangkaian upacara penghormatan terakhir.
Kompas.com merangkumnya sebagai berikut.
Jalani Prosesi Malam KembangSarwendah mengikuti prosesi malam kembang, sebuah upacara penghormatan terakhir sebelum kremasi yang dipimpin oleh sejumlah biksu.
Acara diawali dengan doa-doa perlindungan untuk mendoakan ketenangan dan kebahagiaan mendiang.
Pelayat terlihat berdiri dan duduk beberapa kali selama acara berlangsung.
Setelah itu, teman-teman almarhum juga mempersembahkan pujian sebagai bentuk penghormatan terakhir.
Baca juga: Giorgio Antonio Hadiri Malam Kembang Ayah Sarwendah
Di samping peti jenazah Hendrik Lo, tampak rumah-rumahan berisi perlengkapan simbolis seperti emas-emasan, mobil-mobilan, baju, sepatu, hingga uang arwah.
Rumah-rumahan tersebut melambangkan penghormatan anak kepada orangtua, sesuai nilai filial piety dalam budaya Tionghoa.
Ini mencerminkan kepercayaan bahwa kematian bukan akhir, melainkan perpindahan tempat tinggal ke dunia lain.
Giorgino Antonia Dampingi SarwendahPengusaha Giorgino Antonio turut hadir dalam malam kembang sebagai bentuk dukungan kepada Sarwendah.
Ia mengenakan kemeja dan masker hitam, serta langsung menuju ruang duka untuk menghindari sorotan media.
Di dalam ruang duka, Giorgino duduk bersama keluarga Sarwendah.
Ia bahkan tampak menggendong putri Sarwendah, Thania Putri Onsu, dan sempat berbincang dengan Sarwendah.
Baca juga: Duka Ruben Onsu saat Ayah Sarwendah Meninggal Dunia
Giorgino dan Thania kemudian meninggalkan lokasi tanpa memberikan pernyataan kepada media.
Ketegaran SarwendahSejumlah sahabat turut hadir untuk memberikan dukungan, termasuk Asty Ananta, Edric Tjandra, Catheez, Lee Jeong Hoon, dan istrinya, Monique “MOA” Oktaviani.
Asty Ananta menyampaikan kekagumannya terhadap ketegaran Sarwendah yang mampu mengatur seluruh rangkaian acara penghormatan sang ayah.
"Kalau saya sebagai orang luar ya melihat situasi seperti ini betul-betul bisa meng-handle dengan sangat baik," ujar Asty di Pluit, Jakarta Utara, Selasa.
Baca juga: Jenazah Ayahnya Pakai Jas Warna Biru, Sarwendah: Dia Baru Fitting Buat Ulang Tahun
"Saya aja yang orang awam melihatnya, beliau sangat kuat. Keluarga ini sangat mengerti bagaimana berusaha untuk menata hati," lanjut Asty.
Asty menambahkan bahwa proses kehilangan memang membutuhkan waktu, tetapi ia menyaksikan sendiri kekuatan dan ketulusan keluarga Sarwendah dalam menghadapi momen berat ini.
"Kalau kehilangan itu butuh waktu untuk berduka, tapi saya juga melihat betapa kuatnya, tangguhnya, sabarnya, ikhlasnya," ucap Asty.
Ia juga memuji bagaimana keluarga besar Sarwendah tetap membagi perhatian kepada tamu yang datang melayat.
Tutupi KesedianMeski terlihat tegar di depan publik, Sarwendah tidak dapat menyembunyikan kesedihannya di balik unggahan Instagram Story.
Ia mengungkapkan betapa ia merindukan sang ayah.
Sarwendah pun mengenang sang ayah yang selalu memberikan nasihat dan pesan manis untuknya. “Di malam hari yang paling ditakutkan... Biasa kalau Papi nginep dia suka masuk kamarku malam-malam ngecek udah pada tidur belum, dan kalau belum pasti ngobrol,” tulis Sarwendah. “Selalu yang Papi bilang adalah… 'U jangan kecapean, U jangan sedih. Kalau U sedih, gue juga sedih.' Miss you Papi @yeveconstruction," tutur Sarwendah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.