JAKARTA, KOMPAS.com- Usai menutup 15 outlet toko kuenya, Lu'miere, penyanyi Ashanty akan segera membuka bisnis mi dan es dengan harga terjangkau.
Bisnis barunya itu masih berlokasi di toko Lu'miere yang terletak di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan dan mulai dibuka pada 11 Agustus 2025.
"Kita cuma jual lima mi, satu nasi," kata Ashanty dikutip dari YouTube The Hermansyah A6, Sabtu (9/8/2025).
Jenis mi yang dijual adalah ramen hingga mi Thailand, sedangkan untuk menu nasi adalah nasi goreng merah.
Baca juga: Berat Putuskan Tutup Lumiere, Ashanty: Ada Banyak Orang Bergantung Sama Kita
Selain menu mi dan nasi, di sana nantinya juga akan dijual beberapa pilihan es.
Mulai dari es campur hingga matcha dengan harga bervariasi dari Rp 25.000 hingga Rp 41.000.
"Karena kita semua pakai bahan yang berkualitas, premium, kita enggak ada yang enggak premium esnya," ucap Ashanty usai mencicipi es yang masih di uji coba.
Ashanty sendiri mengatakan berusaha untuk memberikan harga semurah mungkin tapi tetap dengan kualitas terbaik.
Baca juga: Dulu Populer, 7 Bisnis Kuliner Artis Ini Tutup
"Bagi saya, jangan ambil untung gede," ucapnya.
"Orang juga semua pengin nyobain, rasain. Kita harus bisa lebih murah dari orang tapi lebih enak," lanjutnya.
Dengan dibukanya warung mi ini, Ashanty berharap beberapa karyawannya yang memilih bertahan setelah Lu'miere ditutup, bisa tetap dipertahankan.
"InsyaAllah berkah," harap Ashanty.
"Karena kita membahagiakan karyawan-karyawan kita, jangan sampai mereka dirugikan," imbuhnya.
Lu'miere tutup
Dirintis selama enam tahun, pada 31 Juli 2025 Ashanty mengumumkan menutup gerai Lu'miere.
Menurut Ashanty, keputusan menutup Lu'miere itu bukan karena tidak laku atau penurunan penjualan.
Alasan utama penutupan Lu'miere adalah ketidaksepakatan internal yang berujung pada menurunnya konsistensi mutu produk.
Penutupan itu berdampak pada 200 karyawan. Namun menurut Ashanty, karyawan sudah diberitahu sejak dua hingga tiga bulan sebelum penutupan, sehingga mereka bisa bersiap mendapatkan pekerjaan lain.
Dari jumlah tersebut, 50 orang lain masih memilih bertahan, di mana akhirnya Ashanty berpikir untuk membuka usaha baru.