KOMPAS.com – Musisi sekaligus pendiri Dewa 19, Ahmad Dhani, kembali menyoroti persoalan tata kelola royalti musik di Indonesia yang kerap menuai polemik.
Menurut Ahmad Dhani, selama sistem pengelolaan tidak berbasis teknologi digital, masalah transparansi dan akurasi pembagian royalti akan sulit terselesaikan.
Baca juga: Enggan Komunikasi dengan Pengurus Baru LMKN, Ahmad Dhani: Malas, Saya Pesimis
“Selama tidak berbasis IT (teknologi digital), ya enggak akan beres,” ujar Ahmad Dhani kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Rabu (14/8/2025).
Ahmad Dhani mengatakan, sejak dulu ia tidak pernah menerima rincian detail terkait jumlah royalti yang diterimanya.
Baca juga: Ari Lasso Protes ke WAMI soal Transparansi Royalti, Ahmad Dhani: Dia Belum Paham LMK Milik Label
Sistem manual yang masih digunakan dalam penghitungan dan distribusi royalti dinilai membuka celah ketidakjelasan.
“(Dari dulu tiap terima royalti) enggak ada rincian,” tegasnya.
Sorotan Musisi terhadap LMK dan Tata Kelola Royalti
Pernyataan Ahmad Dhani ini muncul di tengah sorotan sejumlah musisi terhadap Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) dan tata kelola royalti di Tanah Air.
Baca juga: Kritik Ahmad Dhani untuk WAMI dan Sistem Royalti Indonesia
Salah satunya datang dari Ari Lasso yang baru-baru ini mengungkap kebingungannya terkait besaran royalti yang diterima.
Persoalan bertambah karena royalti milik Ari Lasso ditransfer ke nomor rekening milik orang lain yang bukan miliknya.
Baca juga: Badai Eks Kerispatih Protes ke WAMI, Komplain Ari Lasso Direspons Cepat, Sementara Dirinya Tidak
Ari Lasso mempertanyakan mengapa dari total royalti yang mencapai puluhan juta rupiah, jumlah yang sampai ke tangan musisi hanya ratusan ribu rupiah.
Ari Lasso juga mengajak para musisi dan pihak LMK untuk duduk bersama membahas transparansi sistem yang berlaku.
Baca juga: Sorot Transparansi Pengelolaan Royalti, Ari Lasso Ajak Para Musisi dan LMK WAMI Duduk Bareng
Sejumlah pihak menilai, akar masalahnya terletak pada mekanisme distribusi yang masih mengandalkan laporan manual dari para pengguna musik, sehingga data yang terkumpul kerap tidak akurat.
Perlu Reformasi Digital
Ahmad Dhani menilai, solusi mendasar untuk mengatasi persoalan ini adalah penerapan sistem digital yang terintegrasi.
Baca juga: Gratiskan Lagunya Diputar di Kafe, Ari Lasso: Percuma Bayar Royalti kalau Pengelolaannya Begini
Dengan begitu, data pemutaran lagu hingga penggunaan musik dapat terekam secara real time dan otomatis, sehingga pembagian royalti bisa dilakukan lebih transparan dan adil.
Hingga kini, perdebatan mengenai tata kelola royalti masih berlangsung di kalangan pelaku industri musik.
Baca juga: WAMI Sebut Hajatan Kena Royalti, Bagus NTRL Langsung Bikin Lagu
Dorongan untuk memperbaiki sistem berbasis teknologi semakin menguat, mengingat digitalisasi telah menjadi standar di industri musik dunia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.