Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Kritik dan Pesan Hanung Bramantyo Usai Tonton 'Merah Putih: One for All' di Hari Pertama Penayangan

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Disya Shaliha
Sutradara Hanung Bramantyo saat ditemui usai menonton film Merah Putih: One for All di XXI Kemang Village, Kamis (14/8/2025)
Penulis: Disya Shaliha
|
Editor: Ira Gita Natalia Sembiring

JAKARTA, KOMPAS.com - Sutradara Hanung Bramantyo memberikan tanggapannya usai menonton langsung film animasi Merah Putih: One for All pada hari pertama penayangannya, Kamis (14/8/2025) di kawasan Kemang, Jakarta.

Dari menyebut film tersebut "belum jadi" hingga mempertanyakan alokasi dana produksi, Hanung memaparkan beberapa kejanggalan yang ia temukan sebagai seorang praktisi di industri perfilman.

Berikut adalah rangkuman tanggapan Hanung Bramantyo atas film Merah Putih: One for All.

Baca juga: Sumber Dana Film Animasi Merah Putih: One For All

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

- Sebut Film Belum Jadi, Tolak Beri Penilaian

Poin utama yang ditekankan Hanung dalam tanggapannya adalah film tersebut menurutnya belum matang dan belum siap tayang.

"Seperti yang saya duga bahwa film itu emang belum selesai untuk dibuat ya. Jadi saya merasa bahwa itu terlalu dipaksa, dipaksakan untuk ditampilkan," ujarnya

Karena alasan itu, ia menolak memberikan penilaian dalam bentuk angka atau rating.

"Kan saya bilang, ini film belum jadi. Jadi kalau mau dikasih rate, ya rate-nya rate belum jadi," tegas Hanung.

Menurutnya, jika pun harus ditonton, film ini lebih cocok untuk platform yang berbeda, bukan layar lebar yang menuntut standar kualitas tinggi.

"Mungkin layak ditonton anak-anak, tapi tidak di bioskop. Mungkin di YouTube, nah di YouTube itu pas. Tapi kalau di bioskop, enggak," ujarnya.

Baca juga: Tanggapi Kritik Hanung Bramantyo, Sutradara Film Animasi Merah Putih: Kita Enggak Buru-buru

- Dana Produksi Dipertanyakan, Duga Ada Ketidakjujuran

Hanung secara spesifik menyoroti ketidaksesuaian antara biaya produksi yang dilaporkan mencapai Rp 6,7 miliar dengan kualitas visual dan teknis yang ditampilkan. Menurutnya, hal ini wajar jika menimbulkan kecurigaan publik.

"Ini kesannya kalian membuang uang dan hasilnya tidak sepadan. Jangan salahkan para netizen kalau melihat ada udang di balik batu pada proses pembuatan ini. Ada satu hal yang enggak jujur di sini," kata Hanung.

Ia pun menitipkan pesan, terutama kepada para investor, agar lebih berhati-hati dalam menanamkan modal pada sebuah proyek film.

"Hati-hati untuk menginvestasikan uang. Tolong pilihlah orang-orang atau mereka yang memang punya passion di bidangnya dan sangat kredibel," tambahnya.

Baca juga: Kemenekraf Bantah Danai Film Animasi Merah Putih: One For All

- Duga Ada Pemaksaan Kehendak agar Lolos ke Bioskop

Salah satu pertanyaan besar bagi Hanung adalah bagaimana film dengan kualitas seperti itu bisa mendapatkan jadwal tayang di jaringan bioskop besar.

Ia berasumsi ada faktor non-teknis yang berperan di balik layar.

"Biasanya itu ada diskusi antara pihak bioskop dengan pihak kreator. Mas filmnya kurang begini, musiknya tolong diperbaiki, ada diskusi," jelasnya.

"Kalau ini tiba-tiba ada begini, itu pasti ada yang memaksakan. Itu asumsi saya seperti itu."

- Butuh Waktu 3 Tahun Lagi untuk Matang

Meskipun kritiknya tajam, Hanung menilai film ini masih memiliki potensi jika diberikan waktu pengerjaan yang cukup.

Baca juga: Mengapa Film Animasi Merah Putih: One For All Jadi Sorotan?

Menurut analisisnya sebagai seorang sutradara yang juga pernah menggarap proyek animasi, film ini setidaknya membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun lagi untuk bisa disebut matang.

Ia kemudian memaparkan proses ideal pembuatan film animasi yang umumnya memakan waktu empat tahun.

"Tahun pertama itu membuat previs (pra-visualisasi) dan plotting karakter. Tahun keduanya baru digerakkan. Tahun ketiga baru diedit, dikasih musik, dikasih efek suara. Tahun keempat baru dipasarkan. Enggak kemudian 2 bulan, 3 bulan," pungkas Hanung.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi