Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Review Film Tinggal Meninggal: Kematian dan Perasaan Janggal yang Mengganjal

Baca di App
Lihat Foto
DOK. Imajinari
Poster terbaru film Tinggal Meninggal dari Imajinari.
|
Editor: Tri Susanto Setiawan

KOMPAS.com - Kematian adalah kesempurnaan dalam kehidupan seorang manusia di Bumi.

Tanpa kematian, perjalanan seorang manusia di Bumi ini pasti akan sangat membosankan.

Tema kematian sendiri memang bukan hal baru dalam dunia perfilman.

Baca juga: Film Tinggal Meninggal tentang Apa?

Ada ratusan atau bahkan mungkin ribuan film yang ceritanya bergerak dari kematian, entah itu orangtuanya, teman, kekasih, atau bahkan seseorang yang tak dikenal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian terbukti ampuh menggerakkan roda cerita dalam sebuah film.

Hal tersebut juga digunakan oleh Kristo Immanuel dan Jessica Tjiu dalam film Tinggal Meninggal.

Film ketujuh dari rumah produksi Imajinari ini mengusung tema cerita tentang kematian.

Hanya saja, Kristo dan Tjiu mengolah materi kematiannya dengan cara yang sedikit berbeda, sedikit lebih berani, dan sedikit lebih unik.

Baca juga: Merah Putih: One For All Siap Bersaing dengan La Tahzan dan Tinggal Meninggal di Bioskop

Cerita dimulai ketika Gema (Omara Esteghlal) mendapatkan perhatian dari teman-teman kantornya setelah mendengar kabar sang ayah meninggal.

Gema yang sedari kecil tak pernah mendapat perhatian, sangat menikmati momen kebersamaan dengan teman-temannya itu.

Gema pun berusaha untuk terus mencari cara agar perhatian teman-temannya berpusat kepadanya.

Kabar kematian dari kucing kesayangan hingga kakek-nenek digunakan sebagai alat memancing perhatian.

Baca juga: 5 Fakta Menarik Film Tinggal Meninggal, Surat Cinta untuk Neurodivergent

Puncaknya, Gema ingin memalsukan kematiannya sendiri demi perhatian paling hakiki yang diimpikan.

Break the fourth wall

Tinggal Meninggal mungkin bukan film Indonesia pertama yang menggunakan teknik breaking the fourth wall.

Tokoh Gema bisa berbicara langsung dengan penonton dan mengungkapkan perasaannya.

Sebagai seorang neurodivergent, Gema seringkali berbicara sendiri atau memikirkan sesuatu di otaknya.

Baca juga: Apa Arti Gambar Serangga dalam Film Tinggal Meninggal?

Momen tersebut digunakan oleh Kristo dan Tjiu agar Gema bisa menghancurkan dinding keempat dalam struktur sinema.

Cara ini terbilang unik dan efektif.

Penonton bisa mengerti bahwasanya para neurodivergent terkadang merasa senang berkomunikasi dengan diri sendiri di momen-momen tertentu.

Tinggal Meninggal memberikan perspektif baru baik untuk para neurodivergent ataupun mereka yang tidak mengerti tentang neurodivergent.

Setidaknya, lewat film ini orang-orang yang memiliki teman neurodivergent bisa sadar bahwa perilaku komat-kamit atau hilang fokus itu ada alasannya tersendiri.

Baca juga: Usung Konsep Komedi Getir, Kristo Immanuel Sempat Ragu Tinggal Meninggal Bisa Diterima

Teknik breaking the fourth wall juga memberikan pengalaman sinematik yang berbeda.

Penonton bisa merasa lebih masuk ke dalam cerita karena Gema mengajak berbicara secara langsung di depan layar.

Komedi getir

Satu hal yang tak boleh dilupakan adalah keberanian Imajinari mengangkat komedi getir lewat film Tinggal Meninggal.

Pembicaraan tentang kematian, dukacita, dan kehilangan rasanya akan sangat berbeda jika diutarakan dengan gaya komedi gelap.

Seorang penonton mungkin bisa tertawa terbahak-bahak melihat satu adegan yang dibalut komedi di film ini.

Baca juga: Ada Teaser Trailer Agak Laen: Menyala Pantiku di Film Tinggal Meninggal

Namun respons berbeda bisa ditemukan di penonton sebelahnya.

Inilah yang membuat Tinggal Meninggal menjadi unik dalam urusan pengalaman menonton.

Komedi-komedi gelap yang dilemparkan bisa memberikan respons berbeda kepada setiap penonton.

Ada yang enjoy dan tertawa, tak sedikit yang justru merasa tak nyaman karenanya.

Perasaan janggal yang mengganjal

Tinggal Meninggal meninggalkan perasaan janggal yang mengganjal setelah menonton.

Aftertaste, begitu orang-orang biasa menyebutnya, dari film ini terasa unik.

Perasaan yang muncul bertubi-tubi akan terasa sulit untuk langsung diungkapkan.

Namun pesan utama dari film ini tetap tersampaikan dengan baik tanpa terasa menggurui.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi