JAKARTA, KOMPAS.com – Hening menyelimuti Auditorium Abdulrahman Saleh, Gedung RRI Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Ratusan pasang mata terpaku ke arah panggung ketika petikan gitar khas Ebiet G Ade mulai terdengar. Lagu “Untuk Kita Renungkan” membuka konser bertajuk Senandung Nusantara: Ebiet G Ade.
Alunan lembut itu segera memecah keheningan dan menghadirkan refleksi yang mendalam. Syair yang penuh makna tentang bencana dan kemanusiaan terasa kian relevan, seakan mengingatkan penonton bahwa karya Ebiet tak lekang oleh waktu.
Bagi banyak orang, Ebiet G Ade memang bukan sekadar penyanyi. Ia adalah penyair yang suaranya mengiringi perjalanan bangsa sejak 1970-an. Dengan lirik yang kerap menjadi renungan, karya-karyanya tak hanya menghibur, tetapi juga menyentuh sisi terdalam manusia, baik tentang alam, Tuhan, maupun kehidupan.
Di usianya yang matang, ia masih mampu menampilkan konser penuh makna. Malam itu, Ebiet membawakan 13 lagu yang pernah menjadi hits dalam perjalanan panjang kariernya. Sebut saja, “Berita Kepada Kawan”, “Titip Rindu untuk Ayah”, dan “Camelia II”.
Baca juga: Terungkap, Ini Kepanjangan Huruf G dalam Nama Ebiet G Ade
Setiap lagu diiringi kisah dan cerita yang ia bagi sebelum bernyanyi sehingga menjadikan konser ini bukan hanya pertunjukan musik, melainkan juga catatan perjalanan spiritual dan kultural.
“Ini pertama kali saya bernyanyi di acara seperti ini. Ini menjadi konser yang sangat berkesan bagi saya,” ujar Ebiet penuh rasa syukur.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Kebudayaan dan Yayasan Harmoni Nusantara Emas yang telah memberinya kesempatan tampil dalam acara tersebut
Kolaborasi dengan generasi muda
Tak hanya tampil sendiri, Ebiet ditemani dua putranya, Adera dan Segara. Keduanya turut menyanyikan beberapa lagu lama sang ayah dengan nuansa musik kekinian. Perpaduan itu membuat karya-karya Ebiet kian terasa relevan bagi generasi muda.
Aransemen baru yang dibawakan Adera dan Segara memberi sentuhan segar pada lagu-lagu klasik, sekaligus menjaga esensi syair yang penuh makna. Penonton lintas usia pun hanyut bersama. Mereka menyanyikan bait demi bait yang dikenal sejak lama.
Salah satu penonton, Siwi Utami (48), asal Cikarang, Jawa Barat, mengaku malam itu terasa begitu istimewa. Siwi datang bersama tiga kakaknya, mewakili keluarga besar mereka yang terdiri dari delapan bersaudara. Semua, katanya, tumbuh besar bersama lagu-lagu Ebiet.
“Event seperti ini jarang sekali ada. Jadi, kami memang sengaja datang untuk bernostalgia. Dari dulu keluarga saya suka sekali lagu-lagu Mas Ebiet,” ujar Siwi.
Dari rangkaian lagu yang dibawakan, ia menyebut “Cinta Kandas di Rerumputan” menjadi favoritnya malam itu. Menurutnya, lagu tersebut memiliki tempo yang riang, tapi liriknya tetap menyentuh.
“Tanpa dihayati pun bikin baper. Rasanya campur aduk antara senang dan haru,” tambahnya.
Ia berharap, konser sejenis bisa lebih sering digagas agar generasi sekarang dapat ikut merasakan kehangatan karya musisi legendaris Indonesia.
Baca juga: Peluncuran Buku Sejarah Indonesia Baru Mundur, Fadli Zon Pilih Momen Hari Pahlawan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon juga mengaku memiliki ikatan emosional dengan karya-karya Ebiet yang sudah menemani perjalanan hidup banyak orang.
“Sekali dalam 100 tahun lahir seorang seniman, musisi, sekaligus penyair seperti Mas Ebiet. Lagu-lagunya sangat menginspirasi, refleksi hubungan dengan Tuhan, alam, dan sesama yang begitu kuat. Beliau ini memang seorang penyair, hanya saja menyanyikan puisi-puisinya sendiri,” tutur Fadli.
Ia menilai karya Ebiet memiliki kekuatan “bertutur rasa” yang jarang dimiliki musisi lain. Lirik-liriknya, menurut Fadli, seperti sihir kata yang menyentuh hati karena lahir dari kejujuran perasaan.
Puncak konser tak hanya berhenti pada musik. Yayasan Harmoni Nusantara Emas memberikan penghargaan khusus kepada Ebiet G Ade atas kiprahnya dalam mengharmonisasi seni dan budaya.
Penghargaan itu dianggap sejalan dengan visi misi yayasan dalam mengangkat nilai seni, budaya, kemanusiaan, dan spiritualitas.
Ketua Yayasan Harmoni Nusantara Emas Iis Sugianto menilai karya Ebiet bukan sekadar musik, melainkan juga ajakan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, mencintai sesama, dan menumbuhkan cinta kepada Tanah Air.
“Dengan lagunya, Mas Ebiet mengajarkan kita mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan lagunya, beliau mengajarkan kemanusiaan dan cinta kepada Tanah Air,” ujar Iis.
Ia menambahkan, Ebiet yang tampil bersama putra-putranya menjadi simbol kolaborasi lintas generasi. Hal itu juga mencerminkan semangat yayasan dalam menggabungkan peran senior dan junior di bidang seni dan budaya.
Yayasan Harmoni Nusantara Emas sendiri baru saja diluncurkan bersamaan dengan konser ini. Iis menjelaskan, yayasan tersebut dibangun dengan empat pilar utama, yakni seni dan budaya, pendidikan, kesehatan, serta sosial.
Menurutnya, seni dan budaya harus dijaga agar tetap relevan, salah satunya melalui kolaborasi lintas generasi.
“Senior memerlukan wadah untuk terus berkarya, sedangkan generasi muda perlu belajar dari pengalaman para senior. Itulah semangat yang kami bawa melalui yayasan ini,” kata Iis.
Baca juga: Ebiet G Ade Duet Bareng 2 Anaknya di Lagu Elegi Esok Pagi
Selain seni, yayasan ini juga berencana mengembangkan program di bidang pendidikan, termasuk lomba karya tulis ilmiah bagi mahasiswa yang bekerja sama dengan Universitas Paramadina. Tujuannya, agar generasi muda mampu membaca persoalan di sekitarnya sekaligus mencari solusi.
“Kami ingin anak muda berpikir untuk lingkungannya, kemudian untuk negaranya. Dari sana akan tumbuh rasa cinta Tanah Air. Itu yang ingin kami bina,” jelas Iis.
Acara tersebut bukan sekadar konser nostalgia. Formatnya memadukan musik dengan arsip, dokumentasi, serta dialog budaya. Di area lobi auditorium, pengunjung bisa menikmati pameran piringan hitam, kaset, dan foto-foto perjalanan karier Ebiet.
Dengan pendekatan itu, Yayasan Harmoni Nusantara Emas berupaya menghadirkan konser dengan pengalaman emosional yang menyentuh hati sekaligus menambah wawasan. Penonton tidak hanya bernyanyi, tetapi juga diajak menyelami perjalanan panjang seni musik Indonesia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.