KOMPAS.com – Penyanyi Ari Lasso mengungkapkan kekecewaannya kepada Lembaga Manajemen Kolektif Wahana Musik Indonesia (WAMI).
Ari Lasso merasa WAMI “curi start” dengan menyampaikan angka royalti ke media tanpa sepengetahuannya, padahal sebelumnya sudah ada pembicaraan dengan pihak internal.
Baca juga: Disebut Terima Transfer Royalti Puluhan Juta dari WAMI, Ari Lasso: Gini Ya Cara Mainnya
Melalui unggahan di Instagram pada Rabu (20/8/2025), Ari Lasso menceritakan percakapannya dengan Adi Adrian selaku Direktur WAMI.
Dalam percakapan tersebut, Adi disebut mengakui adanya kesalahan dari timnya. Ari pun mengaku bersedia meminta maaf jika memang ada kesalahan terkait penerimaan transfer royalti.
Baca juga: Royalti yang Diterima Ternyata Hanya Rp 400.000, Ari Lasso: Lebih Baik Saya Lapar...
“Mas Adi bilang, ‘lu terima puluhan juta rupiah lho’. Saya jawab, ‘oh ya? Kalau begitu saya minta maaf, saya gentle akan akui kalau saya tidak sadar ditransfer’. Tapi Mas Adi bilang, ‘gak usahlah, apalagi sampai sebut angka, gak enak’,” tulis Ari Lasso.
Namun, Ari Lasso kecewa karena justru sehari setelahnya pihak WAMI berbicara ke media dan menyebutkan soal angka royalti yang diterimanya.
Baca juga: WAMI Klaim Sudah Transfer Royalti Puluhan Juta, Ari Lasso: Kena Prank Deh Gue
“Anda nyolong start dengan membalikkan keinginan minta maaf saya. Kena prank deh gue,” kata Ari.
Ari Lasso kemudian mengaku memang pernah menerima Rp 40 juta dan bersyukur atas hal itu.
Meski demikian, Ari Lasso menegaskan tetap menuntut kejelasan terkait asal-usul angka yang disebutkan WAMI.
Baca juga: Polemik Royalti dengan Ari Lasso, WAMI: Seakan-akan Kami Enggak Bisa Kerja
“Ok saya sekali terima Rp40 juta, puji Tuhan. Itu dari performing atau digital, atau gabungan keduanya? Saya lampirkan itung-itungannya dari @badaithepianoman. Kami tetap menuntut penjelasan dari mana asal angka puluhan juta dan ratusan ribu itu,” tegasnya.
Awal Mula Protes Ari Lasso
Sebelumnya, Ari Lasso menyoroti tata kelola royalti di WAMI lewat unggahan di akun Instagram pribadinya.
Ari Lasso mengajak para musisi dan pihak WAMI untuk duduk bersama membahas transparansi distribusi royalti.
Protes itu muncul setelah WAMI mengirimkan surat resmi dan permintaan maaf kepadanya terkait perbedaan data email yang disebut sebagai kendala teknis.
Meski menganggap hal itu mungkin hanya kesalahan kecil, Ari Lasso menegaskan bahwa inti persoalan adalah soal tata kelola dan pembagian royalti yang dinilai janggal.
Sorotan Nominal yang Diterima Musisi
Ari Lasso mempertanyakan mengapa dari total royalti yang mencapai puluhan juta rupiah, jumlah yang sampai ke tangan musisi hanya ratusan ribu rupiah.
“Masalahnya bukan cuma soal email, tapi kenapa nilainya bisa jauh banget. Ini perlu dibicarakan terbuka,” tulis Ari di Instagram.
Ari Lasso heran dirinya hanya mendapatkan royalti sebesar Rp 765.594 dan salah transfer.
Kemudian, setelah diverifikasi, Ari Lasso ternyata hanya mendapatkan royalti sekitar Rp 400.000.
Tentang WAMI dan LMK
Wahana Musik Indonesia (WAMI) merupakan salah satu LMK di Indonesia yang berfokus pada pengelolaan hak ekonomi pencipta, pemegang hak cipta, dan pemilik hak terkait di bidang musik.
LMK berperan mengumpulkan dan mendistribusikan royalti atas karya musik yang digunakan secara komersial.
Namun, seperti disampaikan Ahmad Dhani, LMK bukanlah lembaga negara, melainkan entitas yang dikelola dan dimiliki oleh label atau pihak swasta sesuai fungsi dan tujuannya.
Profil Singkat WAMI
Wahana Musik Indonesia (WAMI) adalah salah satu Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) yang mengelola hak cipta di bidang musik dan lagu di Indonesia.
WAMI fokus pada hak terkait performing rights, yakni hak ekonomi pencipta, penulis lagu, dan penerbit musik ketika karya mereka digunakan secara komersial, seperti diputar di kafe, hotel, stasiun TV, radio, hingga konser.
Sebagai LMK, WAMI memiliki tugas mengumpulkan, mendistribusikan, dan mengawasi royalti dari para pengguna musik.
Sistem ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, yang mewajibkan setiap penggunaan karya secara komersial untuk membayar imbalan kepada pencipta atau pemegang hak cipta melalui LMK.
Berdiri sejak 2006, WAMI telah menjadi representasi resmi banyak musisi dan penulis lagu di Indonesia, termasuk yang bekerja sama dengan penerbit musik internasional.
Meski demikian, transparansi dan mekanisme distribusi royalti sering menjadi sorotan para anggota, termasuk dari kalangan musisi senior seperti Ari Lasso.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang