Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Kelly Tandiono Jawab Kontroversi Top 16 Miss Universe Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Disya Shaliha
National Director Miss Universe Indonesia 2025, Kelly Tandiono saat dijumpai di Plaza Indonesia, Rabu (20/8/2025)
Penulis: Disya Shaliha
|
Editor: Andi Muttya Keteng Pangerang

JAKARTA, KOMPAS.com - National Director Miss Universe Indonesia, Kelly Tandiono, akhirnya angkat bicara mengenai keputusan mendadak mengubah jumlah finalis dari Top 15 menjadi Top 16.

Kelly menjelaskan, keputusan tersebut diambil karena adanya satu kontestan potensial yang dinilai sangat disayangkan jika tidak lolos, di tengah persaingan yang sangat ketat.

Hal ini disampaikannya untuk menjawab keraguan publik mengenai transparansi proses seleksi yang sempat menjadi perbincangan.

Baca juga: Kirana Larasati Bawa Misi Kesejahteraan Anak ke Miss Universe Indonesia 2025

"Jadi gini, pas kita meeting, saya rasa tuh kayak ada satu yang menurut kita tuh sayang banget kalau kita enggak masukin," kata Kelly Tandiono saat ditemui di Plaza Indonesia, Rabu (20/8/2025).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelly mengakui bahwa kualitas para kandidat tahun ini sangat kuat, sehingga proses seleksi untuk menyaring finalis menjadi sangat sulit.

"Ini kandidatnya banyak sekali yang sangat kuat. Jadi pas kita lagi narrow down pun juga, terus terang kayak sedih juga gitu karena banyak sekali talenta yang menurut kita tuh sangat bagus," ujarnya.

Baca juga: Kirana Larasati Percaya Diri Ikut Miss Universe Indonesia 2025: Saya Punya Pengalaman

Menanggapi keraguan publik soal transparansi, terutama terkait sistem voting, Kelly menegaskan, sejak awal penilaian tidak pernah 100 persen berdasarkan voting publik.

Ia menjelaskan bahwa komposisi penilaian dibagi secara adil antara juri dan publik.

"Sebenarnya kalau dari voting-nya sendiri, memang dari awal saya sudah bilang voting-nya itu akan 50 persen dari voting, 50 persennya dari juri," kata Kelly.

Menurut dia, sistem ini diterapkan untuk menjaga keadilan, sebab perolehan suara bisa sangat dipengaruhi oleh popularitas atau jumlah pengikut seorang kontestan.

Baca juga: Alasan Kirana Larasati Ikut Audisi Miss Universe Indonesia di Usia 37 Tahun

Lebih lanjut, Kelly juga mengungkap bahwa pihak MUID secara proaktif memantau perkembangan para kontestan.

Bahkan, mereka sempat menghubungi beberapa kandidat yang perolehan suaranya rendah untuk mendorong mereka lebih giat mempromosikan diri.

Respons dan usaha para kontestan setelah mendapat masukan tersebut, kata Kelly, turut menjadi salah satu poin evaluasi penting bagi dewan juri.

"Nah, itu yang kita lihat, dan banyak sekali kita ngelihat mereka yang ternyata dengerin apa yang kita, masukan yang kita kasih, dan akhirnya melakukannya. Itu juga salah satu evaluation yang memang kita berikan," tuturnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi