KOMPAS.com – Ariel NOAH menegaskan kembali bahwa penyanyi bukan pihak yang wajib membayar royalti performing rights.
Ariel NOAH pun meminta Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI) untuk menyampaikan permintaan maaf atau klarifikasi apabila keputusan final menyatakan beban pembayaran bukan ditanggung penyanyi.
Baca juga: Ariel Minta Penyanyi Tak Dibebani Royalti Performing Rights, Ahmad Dhani: Manja Banget
Ariel menyampaikan ini dalam rapat konsultasi bersama Kementerian Hukum, Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN), dan Komisi XIII DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Kamis (21/8/2025).
“Ini sebenarnya dimulai setelah sidang Agnes Monica. Karena setelah sidang itu, ada deklarasi yang menyebut pelaku pertunjukan adalah penyanyi, sehingga beban membayar performing rights ada di penyanyi,” kata Ariel seperti dikutip dari tayangan KompasTV, Jumat (22/8/2025).
Baca juga: Velodiva Klaim Bisa Jadi Solusi Polemik Royalti Musik, Harap Ada Atensi Pemerintah
Menurut Ariel, deklarasi tersebut menimbulkan kebingungan. Sebab, selama ini pemahaman yang berlaku adalah izin penggunaan lagu otomatis sah apabila pembayaran dilakukan melalui Lembaga Manajemen Kolektif (LMK).
“Kami tadinya ingin meminta ke asosiasi pencipta, AKSI, apabila sudah diputuskan bahwa (aturannya) bukan penyanyi yang harus membayarnya, kalau memungkinkan ada permintaan maaf, atau minimal ada pernyataan yang menegaskan bahwa bukan penyanyi yang bertanggung jawab,” ujar Ariel NOAH yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Vibrasi Suara Indonesia (VISI).
Baca juga: Unggah Foto Bareng Ariel NOAH Sebelum Konsultasi Royalti di Rapat DPR, Piyu Padi: Biar Harmonis
Ariel menilai klarifikasi dari AKSI penting dilakukan lantaran masih ada penyanyi yang menerima somasi terkait pembayaran performing rights hingga hari ini.
“Menurut kami, itu penting, karena apa? Karena terhitung sampai hari ini, baru tadi pagi masih ada satu somasi lagi ke penyanyi untuk membayarkan performing rights,” kata Ariel NOAH.
Baca juga: Curhat Diminta Bayar Royalti Meski Nyanyikan Lagu Sendiri, Ari Lasso: Saya Bersumpah Ini Nyata
Diketahui, persoalan dan polemik royalti masih terus bergulir, berbagai pihak yang berkaitan terus berupaya membawa ekosistem royalti ke arah yang lebih baik.
Ada pun, asosiasi musisi VISI yang diketuai Armand Maulana dan Ariel NOAH dengan asosiasi musisi AKSI yang dipimpin Piyu Padi dan Ahmad Dhani kerap mewarnai dinamika polemik royalti.
Baca juga: Ingin Transfer Kembali Royalti ke WAMI, Ari Lasso: Ada yang Tau Nomor Rekeningnya?
Meski sama-sama memiliki keinginan memperbaiki sistem dan tata kelola royalti, AKSI dan VISI kerap memiliki pandangan dan cara yang berbeda berkait hal tersebut.
Sebagai informasi, AKSI atau Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia lahir pada Juli 2023.
Asosiasi ini digagas oleh para komposer besar, salah satunya Piyu Padi yang didapuk sebagai ketua umum, serta Ahmad Dhani yang juga ikut mendorong gerakan ini.
Baca juga: Ari Lasso Nyatakan Akan Transfer Kembali Royalti yang Diterima ke WAMI
AKSI hadir dengan semangat memperjuangkan kesejahteraan para pencipta lagu. Salah satu langkah yang mereka dorong adalah penerapan sistem direct license, di mana izin penggunaan lagu bisa diberikan langsung dari pencipta kepada penyanyi atau pihak yang ingin memakainya.
AKSI juga dikenal dengan sikapnya yang tegas, bahkan pernah mendesak agar LMKN dibubarkan bila tidak bisa menunjukkan transparansi dalam mengelola royalti.
Baca juga: Tak Bisa Bongkar Nominal Royalti Pencipta, WAMI: Ada Aturan Itu
Sementara itu, VISI atau Vibrasi Suara Indonesia lahir pada Februari 2025. Berbeda dengan AKSI, VISI lebih banyak diinisiasi oleh para penyanyi papan atas, seperti Armand Maulana, Ariel NOAH, Kunto Aji, hingga Bunga Citra Lestari.
VISI hadir dengan pendekatan yang lebih kolaboratif dan edukatif. Mereka mengajak musisi, publik, dan pemerintah untuk bersama-sama membenahi sistem royalti melalui revisi Undang-Undang Hak Cipta, sekaligus mendorong digitalisasi agar distribusi royalti bisa berlangsung lebih transparan dan adil bagi semua pihak.
Baca juga: Disebut Terima Transfer Royalti Puluhan Juta dari WAMI, Ari Lasso: Gini Ya Cara Mainnya
Meski sama-sama lahir dari keresahan yang sama, yakni carut-marutnya sistem royalti musik, AKSI dan VISI punya pendekatan berbeda.
AKSI lebih frontal dalam menuntut perubahan, sementara VISI memilih jalur diplomatis dengan menekankan edukasi serta dialog.
Baca juga: WAMI Tanggapi Musisi Gratiskan Karya Tanpa Royalti
Diketahui, beberapa tahun terakhir persoalan royalti terus mencuat, polemik royalti menjadi buah bibir mulai dari tata kelola, transparansi, sampai distribusinya yang kerap dipertanyakan.
Lembaga seperti LMK dan LMKN pun kerap disorot berkait tata kelola royalti tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.