Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Cinta Laura Bandingkan Gaji Buruh dan Pejabat: Jurang Kesenjangan Terlalu Jauh

Baca di App
Lihat Foto
Akun Instagram @claurakiehl
Aktris Cinta Laura di Universitas Udayana, Bali saat menjadi pembicara dalam acara PKKMB, 12 Agustus 2025.
Penulis: Disya Shaliha
|
Editor: Tri Susanto Setiawan

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktris Cinta Laura Kiehl mengingatkan kembali publik dan para pemangku kebijakan mengenai kondisi kesejahteraan pekerja di Indonesia.

Melalui sebuah video monolog yang diunggah di akun Instagram-nya, ia menyoroti data resmi yang menunjukkan puluhan juta pekerja masih menerima upah di bawah standar Upah Minimum Provinsi (UMP), sementara di sisi lain para pejabat menikmati pendapatan yang jauh berbeda.

Video tersebut dibuka dengan kritik terhadap gestur para pejabat yang dinilai tidak peka terhadap kondisi bangsa.

Baca juga: Soroti Gaji Guru Honorer dan Peringkat Pendidikan Jeblok, Cinta Laura: Ini Alarm Keras

Cinta kemudian langsung memaparkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai dasar argumennya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"47 persen atau 25 juta dari 53 juta buruh, karyawan, pegawai dibayar di bawah UMP. Itu data resmi BPS, dirangkum Katadata," ujar Cinta dalam video tersebut.

Ia mengajak publik untuk memahami realitas di balik angka tersebut.

Baca juga: Soal Rencana Menikah dengan Arya Vasco, Cinta Laura: Im Ready, tapi...

Cinta menjelaskan bahwa rata-rata UMP nasional yang berkisar Rp 3,1 juta per bulan seringkali menjadi satu-satunya sumber penghasilan untuk menopang kebutuhan satu keluarga.

"Itu gaji untuk satu bulan hidup, yang seringkali bukan hanya untuk satu orang ya, tapi untuk satu keluarga. Bayar kontrakan, listrik, beras, sekolah, dan ongkos kerja," tuturnya.

"Kalian beli matcha latte setiap hari dalam sebulan, udah setengah dari UMP nasional rata-rata," jelas Cinta memberi gambaran.

Baca juga: Soroti Tambang Nikel Raja Ampat, Cinta Laura: Capek Dengar “Demi Kemajuan Bangsa” tapi yang Nikmati Cuma Segelintir Elit

Kondisi tersebut ia sandingkan dengan informasi publik mengenai pendapatan pejabat negara, khususnya anggota DPR, yang menurutnya bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan dari gaji pokok dan tunjangan.

“Akhir-akhir ini ada kalkulator ajaib, 3 juta kali 26 hari sama dengan 78 juta per bulan. Sebuah blunder yang bikin rakyat makin panas, karena bukan hanya salah hitung, tapi salah rasa,” lanjut Cinta.

Cinta berpendapat bahwa kemarahan publik yang meluas saat ini bukanlah didasari oleh rasa iri, melainkan karena rasa keadilan yang terusik oleh kesenjangan yang terlalu jauh antara nasib pekerja dan gaya hidup para pejabat.

“Sadar enggak sih? Guru sekolah dikasih 3 juta per bulan aja udah bersyukur banget. Kalian ngerasa 3 juta per hari itu berat. Rakyat bukan marah karena iri. Rakyat marah karena logika keadilan diinjak-injak,” ungkapnya.

Pada akhirnya, ia berpesan bahwa fokus seorang pemimpin seharusnya tidak hanya pada perhitungan teknis seperti tunjangan, melainkan pada kepekaan terhadap kondisi masyarakat yang dipimpinnya.

"Rakyat enggak butuh pejabat yang jago berhitung tunjangan. Rakyat butuh pemimpin yang jago menghitung nurani," pungkas Cinta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi