Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Kapal Menuju Gaza Tertunda karena Serangan Drone, Wanda Hamidah Tidur di Luar Pelabuhan Tunisia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/FIRDA JANATI
Mantan politikus Partai Golkar Wanda Hamidah saat ikut demo kawal putusan MK di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis (22/8/2024).
Penulis: Andika Aditia
|
Editor: Andika Aditia

 

KOMPAS.com – Aktris sekaligus aktivis kemanusiaan, Wanda Hamidah, tengah berada di Tunisia dalam rangka misi kemanusiaan menuju Gaza.

Namun, keberangkatannya bersama ratusan relawan dari berbagai negara terpaksa tertunda akibat kondisi keamanan di pelabuhan setempat.

Dalam video yang diunggah melalui akun Instagram pribadinya pada Kamis (11/9/2025), Wanda mengungkapkan bahwa rombongan sejatinya dijadwalkan berangkat sore hari itu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Madonna Serukan Solidaritas Dunia untuk Anak-Anak Gaza

Namun, keberangkatan terhambat setelah dua hari berturut-turut pelabuhan tempat kapal mereka bersandar diserang drone.

“Sejatinya kami berangkat sore hari ini, tapi karena satu dan lain hal bahwa dua hari berturut-turut kapal-kapal di pelabuhan ini dijatuhi drone. Ada beberapa kendala yang tidak bisa dirincikan Global Sumud, tapi kami memahami sekali perkembangan yang terjadi, pasti banyak tekanan yang berusaha menghambat keberangkatan kami,” kata Wanda.

Baca juga: Lisa BLACKPINK Jual Pakaian dan Aksesori Miliknya untuk Disumbangkan ke Gaza dan Myanmar

Aktivis Dunia Menunggu

Meski tertunda hampir satu minggu, ratusan aktivis dari berbagai negara disebut tetap bersabar menanti keberangkatan kapal.

Para relawan, termasuk dari Indonesia, bahkan memilih tidur di area luar pelabuhan untuk menjaga stamina.

“Walaupun keberangkatan ini sudah lewat lebih dari beberapa hari, hampir satu minggu, alhamdulillah ratusan aktivis kemanusiaan dari seluruh dunia tetap sabar menanti. Aktivis dari Indonesia, kami memilih untuk tidur di luar pelabuhan untuk menjaga tenaga dan energi kami, agar kami siap berlayar," jelas Wanda.

Baca juga: Kondisi Tak Memungkinkan, Zaskia Adya Mecca dan Rombongan Batal Lanjutkan Misi ke Gaza

Ia menambahkan, hingga kini belum ada kepastian soal jadwal keberangkatan. “Kapan kami berlayar? Wallahualam, tapi kami berharap satu atau dua hari lagi. Lagi-lagi kesabaran kami di daratan diuji,” ungkapnya.

Komitmen untuk Gaza

Dalam pesannya, Wanda menegaskan komitmennya untuk tetap bertahan hingga kapal benar-benar bisa berangkat menuju Gaza. Ia mencontohkan kesabaran rakyat Palestina yang terus bertahan di tengah penderitaan akibat konflik.

“Insyaallah kalau rakyat Palestina dan Gaza bisa sabar dengan genosida yang terjadi pada hari ini, hari demi hari, kami juga akan istikamah bersabar, bersama rakyat Gaza dan Palestina. Kami akan menunggu sampai kapanpun kapal siap berlayar," tutur Wanda.

Baca juga: Setelah Dirikan Masjid Darurat, Zaskia Adya Mecca Siapkan Iftar untuk Masyarakat Gaza

Tentang Global Sumud

Gerakan Global Sumud Flotilla (GSF) kini menjadi sorotan dunia internasional, terutama sejak ratusan aktivis kemanusiaan dari berbagai negara—termasuk Indonesia—berkumpul di Tunisia untuk berlayar menuju Gaza.

Gerakan ini merupakan koalisi global yang dibentuk pada Juli 2025 dengan menggabungkan sejumlah organisasi, seperti Freedom Flotilla Coalition, Global Movement to Gaza, Maghreb Sumud Flotilla, hingga Sumud Nusantara dari Indonesia.

Baca juga: Film GAZA Hayya 3 Tayang Minggu Ini, Dibintangi Cut Syifa hingga Oki Setiana Dewi

Misi utama GSF adalah menembus blokade Israel terhadap Jalur Gaza dan membuka jalur kemanusiaan agar bantuan berupa pangan, obat-obatan, dan kebutuhan darurat bisa sampai ke rakyat Palestina.

Dari Indonesia, partisipasi dilakukan lewat Sumud Nusantara yang mengirim relawan, tenaga medis, hingga jurnalis untuk ikut serta dalam pelayaran berisiko tinggi ini.

Baca juga: Paramore Galang Bantuan untuk Gaza, Tegaskan Sikap Menentang Genosida

Namun, perjalanan mereka dari pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia, sempat tertunda akibat insiden serius. Kapal utama bernama Family Boat dilaporkan terbakar usai ledakan yang oleh pihak GSF disebut akibat serangan drone.

Akibat ketegangan itu, jadwal keberangkatan tertunda. Ratusan aktivis memilih tetap bertahan di sekitar pelabuhan.

Baca juga: Prihatin dengan Kondisi Jalur Gaza Jadi Alasan MTV EMA 2023 Batal Gelar Malam Puncak Penghargaan

Dari Indonesia, salah satunya Wanda Hamidah yang membagikan kisahnya melalui media sosial. Ia menuturkan bagaimana dirinya bersama relawan lain tidur di luar pelabuhan demi menjaga stamina sambil menunggu kapal bisa berlayar.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi