JAKARTA, KOMPAS.com - Ayah Jerome Polin dan Jehian Panangian, Marojahan Sintong Sijabat, meninggal dunia pada Kamis, 30 Oktober 2025.
Marojahan mengembuskan napas terakhirnya setelah sempat kritis dan dirawat di sebuah rumah sakit di Surabaya.
Dalam ibadah penghiburan pada Sabtu (1/11/2025), sang istri, Chrissie Rahmeinsa, membagikan kronologi meninggalnya Marojahan.
Menurut keterangan Chrissie, semuanya berawal dari keluhan sakit perut mendadak.
Baca juga: Jerome Polin Kenang Memori Indah Bersama Ayahnya: Sedih Banget Pa, Ditinggalin Papa
Pada hari Selasa (28/10/2025), sekitar pukul 19.00, Marojahan dan Chrissie sedang berada di Batu, Malang, untuk keperluan pelayanan.
Marojahan tiba-tiba merasakan perutnya melilit hebat.
Awalnya, rasa sakit itu dianggap sebagai masuk angin biasa.
Namun, Marojahan tak bisa menutupi kesakitan yang semakin menjadi.
Chrissie lalu memutuskan untuk membawa Marojahan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit terdekat di Kota Batu.
Baca juga: Ayah Jerome Polin Meninggal Dunia, Sempat Kritis dan Dirawat di Rumah Sakit
Sayangnya, karena keterbatasan peralatan, pihak rumah sakit belum bisa memastikan penyebab pasti dari sakit yang diderita oleh Marojahan.
"Karena di sana peralatan juga enggak lengkap, jadi enggak terlalu diketahui dengan pasti itu penyebabnya apa. Hanya di-rontgen dan dikasih obat anti nyeri," ungkap Chrissie, dikutip dari Youtube Jehian PS | Influencer Manager, Minggu (2/11/2025).
Keluarga lalu merujuk Marojahan ke National Hospital di Surabaya untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.
Pada Rabu (29/10/2025) sore, hasil CT scan menunjukkan adanya sumbatan di usus yang disebabkan oleh gumpalan darah berbentuk gel atau yang disebut clot.
Tim medis merencanakan tindakan operasi pada keesokan harinya, Kamis (30/10/2025).
Sambil menunggu jadwal operasi, Marojahan dipindahkan ke ruang ICU pada Rabu malam untuk pemantauan intensif.
Baca juga: Ayah Jerome Polin Meninggal Dunia, Jehian: Papa Sudah Tidak Sakit Lagi
Chrissie dan Jehian sempat pulang sebentar untuk mengambil pakaian ganti.
Namun, kondisi Marojahan tiba-tiba dinyatakan kritis.
"Baru sampai rumah, baru mau buka pintu, tiba-tiba Jehian ditelepon oleh perawat. 'Tolong balik lagi ke rumah sakit, papa kritis'," kenang Chrissie.
Kondisi kritis tersebut ternyata dipicu oleh adanya clot lain yang menyumbat pembuluh darah menuju paru-paru, menyebabkan organ vital tersebut tidak mendapat pasokan oksigen.
"Begitu kami masuk ruang ICU, kami langsung melihat suami saya sudah dikelilingi banyak orang, ada yang memompa hidung, ada yang menusuk-nusukkan segala macam untuk dipakai segala alat bantu pernapasan itu. Itu kejadian jam 2, kan, jam 2 pagi," papar Chrissie.
Di tengah kondisi yang semakin genting, Jerome Polin akhirnya pulang ke Surabaya.
Baca juga: Ayah Sakit Kritis, Jerome Polin Batalkan Seluruh Pekerjaan dan Terbang ke Surabaya
Jerome berusaha untuk terus berkomunikasi lewat sambungan video call dengan ayahnya. "Jerome bilang, 'Pak, Bapak tunggu aku ya. Aku akan ke Surabaya subuh ini, jam 5 pagi'. Hari itu seharusnya dia ada acara di UGM, tapi dia cancel," ucap Chrissie.
Kondisi Marojahan tak kunjung membaik meskipun Jerome Polin sudah tiba dan menemani di sampingnya.
Semua upaya medis sudah dilakukan oleh pihak rumah sakit.
Kamis (30/10/2025) sekitar pukul 14.00 WIB, dilakukan pergantian obat.
Namun, pihak keluarga sudah punya firasat bahwa Marojahan akan segera meninggalkan mereka.
Baca juga: Ayah Jerome Polin Meninggal Dunia, Sempat Kritis dan Dirawat di Rumah Sakit
"Tapi saya belum rela, Bapak Ibu. Saya masih bisikkan kalimat-kalimat supaya papa bangun, papa sembuh, papa, kami masih butuh papa," tutur Chrissie dengan nada sendu.
Chrissie akhirnya harus mengikhlaskan kepergian suaminya setelah diminta Jehian.
"Akhirnya saya harus mengucapkan kata-kata perpisahan di telinga suami saya. 'Enggak apa-apa kalau papa mau pulang duluan. Ada Tuhan menjagaku. Ada anak-anak yang akan menjagaku. Aku mencintai papa. Engkau akan selalu di hatiku, enggak akan ada yang bisa menggantikan'," cerita Chrissie sambil menangis.
Setelah berjuang melewati masa kritis, Marojahan Sijabat akhirnya mengembuskan napas terakhirnya dan dinyatakan meninggal dunia pada hari Kamis (30/10/2025) pukul 15.00 WIB.
Jenazah Marojahan Sintong Sijabat disemayamkan di Rumah Duka Grand Heaven Surabaya, Jawa Timur.
Ibadah penghiburan dilakukan pada Sabtu dan Minggu (1-2/11/2025) pukul 18.30 WIB.
Ibadah tutup peti rencananya akan digelar pada Senin (3/11/2025) pukul 9.30 WIB.
Jenazah lalu akan dikremasi di hari yang sama pukul 11.00 WIB di Krematorium Grand Heaven Surabaya lantai 5.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang