Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLO Serukan Penyelidikan Internasional Terkait Kematian Arafat

Kompas.com - 07/11/2013, 18:04 WIB
RAMALLAH, KOMPAS.com â€” Seorang pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Kamis (7/11/2013), menyerukan agar dunia internasional menggelar penyelidikan terkait "pembunuhan" pemimpin Palestina Yasser Arafat.

Seruan ini disampaikan sehari setelah para ilmuwan Swiss mengatakan Arafat kemungkinan besar meninggal karena racun polonium.

"Penelitian itu membuktikan Arafat diracun menggunakan polonium, dan zat ini hanya dimiliki negara bukan perorangan. Artinya kejahatan ini dilakukan sebuah negara," kata Wasel Abu Yusef, anggota komite eksekutif PLO.

"Seperti halnya komite yang menyelidiki pembunuhan (PM Lebanon) Rafiq Hariri, harus dibentuk sebuah komite internasional untuk menyelidiki kematian Presiden Arafat," tambah Abu Yusef.

Sebelumnya, tim forensik Swiss mengatakan, pemimpin Palestina Yasser Arafat mungkin meninggal dunia akibat diracun bahan radioaktif polonium. Catatan medis Araffat menunjukkan bahwa dia meninggal pada 2004 karena serangan stroke yang disebabkan gangguan darah.

Namun, jenazah Arafat diangkat tahun lalu untuk diperiksa kembali karena adanya dugaan bahwa dia dibunuh.

Laporan forensik Swiss ini mengatakan, tes yang dilakukan pada jenazah menunjukkan "kandungan polonium-210 yang cukup tinggi", kata "cukup" digunakan untuk mendukung dugaan itu.

Para ilmuwan dari Vaudois University Hospital Centre (CHUV) mempelajari catatan medis Arafat dan meneliti sisa-sisa jenazah, termasuk tulang belulang dan contoh tanah di makamnya.

Mereka menegaskan tidak bisa mencapai kesimpulan yang lebih pasti karena jangka waktu kematian yang cukup lama. Sampel yang terbatas juga menjadi penghambat.

Polonium-210 adalah zat radioaktif yang secara alami diperoleh dari makanan dan tubuh dengan dosis rendah. Namun, senyawa ini bisa mematikan jika tertelan dalam dosis tinggi.

Prof Paddy Regan, seorang pakar deteksi dan pengukuran radiasi di University of Surrey, Inggris, mengatakan bahwa temuan tersebut merupakan "pernyataan yang sangat kuat".

"Mereka mengatakan, hipotesis yang menunjukkan bahwa Arafat diracun dengan polonium-210 adalah valid, dan teori ini belum bisa dipatahkan oleh data. Namun, mereka tidak mengatakan secara pasti jika dia dibunuh."

Banyak warga Palestina dan lainnya percaya bahwa Israel meracuni Arafat. Yang lain menduga bahwa kematian Arafat disebabkan oleh penyakit AIDS atau kanker.

Israel sejauh ini konsisten membantah keterlibatannya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, penyelidikan yang dilakukan oleh Swiss ini tak ubahnya seperti "sinetron, daripada pembuktian ilmu pengetahuan".

Sementara itu, berbicara di Paris, janda Arafat, Suha, mengatakan, temuan ini mengungkap "tindak kriminalitas, pembunuhan politis".

"(Hasil) Ini telah menghapus keraguan kita. Telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan bahwa Arafat tidak meninggal secara alami, dan kami memiliki bukti bahwa pria ini dibunuh," kata Suha.

Reuters mengatakan, Suha tidak menyebut siapa yang mungkin membunuhnya. Namun, ia menyadari bahwa suaminya memiliki banyak musuh.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau