MANILA, KOMPAS.com - Pihak militer Filipina mengaku menewaskan 36 anggota kelompok pemberontak yang terkait dengan kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), dalam pertempuran tiga hari.
Militer Filipina melakukan serangan baik dari udara maupun darat. Bentrokan terakhir antara militer Filipina dan anggota kelompok militan berlangsung di Pulau Mindanao.
Pertempuran terjadi sejak hari Jumat (21/4/2017), ketika pasukan Filipina menyerang sebuah markas faksi militan yang dikenal sebagai Maute, yang dijaga oleh sekitar 150 orang.
Baca juga: Diminta Kembali ke Barak oleh 17+8 Tuntutan Rakyat, Ini Respons TNI
"Kami berhasil merebut basis utama mereka," kata komandan divisi militer Brigadir Jenderal Roland Bautista kepada wartawan.
Anggota kelompok pemberontak dari negara tetangga Indonesia dan Malaysia juga diduga kuat bersembunyi di tempat itu.
Sebab, di sana ditemukan paspor Indonesia, beserta senjata, dan bahan peledak.
Baca juga: Anggotanya Dipiting Brimob dan Disangka Pendemo, TNI: Prajurit Tersebut Sedang Cari Makan
Bautista menyebut, pasukan pemerintah menggunakan tembakan artileri dan serangan udara untuk menggempur basis militan tersebut, kata dia.
"Hanya tiga tentara pemerintah yang terluka," tambahnya.
Seorang Juru bicara faksi militan Maute yang dihubungi kantor berita Reuters tidak bersedia memberikan komentar atau pun verifikasi atas klaim militer Filipina itu.
Baca juga: Muncul Petisi Penolakan Pemecatan Kompol Cosmas, Sudah Ditandatangani Lebih dari 130.000 Orang
Jenderal Roland Bautista mengatakan, militan yang masih hidup berpencar menjadi kelompok-kelompok kecil dan melarikan diri.
Kelompok Maute telah berjanji setia kepada ISIS dan dituduh melakukan beberapa serangan bom, salah satunya di kampung halaman Presiden Rodrigo Duterte di Davao City bulan September lalu yang menewaskan 14 orang.
Baca: Bom di Davao Diduga Dipasang oleh Teroris Keturunan Indonesia
Baca juga: Nadiem Makarim: Untuk Keluarga dan Empat Balita Saya, Kuatkan Diri...
Militer Filipina sejak beberapa bulan terakhir melancarkan serangan ke markas-markas militan.
Konflik di Mindanao sudah berlangsung selama beberapa dekade.
Beberapa tahun terakhir dilakukan berbagai upaya perdamaian. Namun beberapa kelompok kecil menolak prakarsa itu dan justru meningkatkan serangan-serangan mereka.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di siniNews
News
Tren
News
Hype
News
News
Tren
News
News
Regional
Prov
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru! Jangan lewatkan update berita dari Kompas.com.