BARCELONA, KOMPAS.com - Pemerintah Spanyol menolak desakan untuk mediasi terkait upaya Catalonia merdeka. Kedua faksi pun tampaknya memilih untuk berhadapan dalam pertarungan lain.
Uni Eropa mendesak digelarnya dialog demi mengurangi kebuntuan antara faksi separatis di wilayah timur laut dan faksi Madrid.
Namun para pemimpin Catalonia mengatakan, mereka dapat secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan mulai Senin.
Baca juga: Kementerian Lingkungan Hidup: PT GAG Nikel Boleh Menambang di Raja Ampat
Baca: Catalonia Proklamasikan Kemerdekaan dalam Hitungan Hari
Nada dari krisis tersebut dipertajam dengan dengan pernyataan Presiden Catalonia yang mengecam intervensi Raja Felipe VI.
Baca: Pidato di TV, Raja Spanyol Kecam Penyelenggaraan Referendum Catalonia
Baca juga: Tak Hanya Prabowo, Pengurus Baru PKS Juga Akan Temui Anies
Selanjutnya, Pemerintah Spanyol pun menolak perundingan untuk mencari solusi dalam polemik ini.
"Pemerintah tidak akan menegosiasikan sesuatu yang ilegal dan tidak akan menerima pemerasan."
Demikian pernyataan tertulis dari kantor Perdana Menteri Mariano Rajoy yang dikutip kantor berita AFP, Kamis (5/10/2017).
Baca juga: Ketegangan di Los Angeles, Trump Kerahkan 2.000 Garda Nasional
"Negosiasi dalam demokrasi hanya memiliki satu cara, jalan hukum," demikian penegasan dalam pernyataan itu.
Perselisihan tersebut adalah krisis politik terburuk di Spanyol dalam beberapa dasawarsa.
Sementara, aksi polisi Spanyol yang mengalahkan tentara Catalan yang tidak bersenjata saat mengambil bagian dalam referendum, memicu kekhawatiran global.
Baca juga: Cerita 3 Pasien Rasakan Gejala Awal Kanker Otak, Apa yang Mereka Alami?
Presiden Catalonia Carles Puigdemont menyebut kebijakan pemerintah pusat sebagai bencana.
Dia memandang, para pemimpin wilayah tersebut yang terus berupaya untuk melepaskan diri dari Spanyol, membuat Madrid marah, dan meningkatkan risiko kerusuhan lebih lanjut.
Baca: Referendum Catalonia, 90 Persen Suara Memilih Merdeka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.