Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penasihat Turki: AS adalah Rekan yang Tidak Bisa Diandalkan

Kompas.com - 14/01/2019, 20:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

ANKARA, KOMPAS.com - Seorang penasihat Turki mengkritik pendekatan inkonsistensi yang dilakukan Amerika Serikat(AS) terhadap Suriah.

Yasin Aktay, penasihat Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, masalah antara AS dan Turki terjadi akibat kebingungan dan hiruk pikuk antar pemangku kepentingan di AS.

"AS adalah rekan yang tidak bisa diandalkan bagi Ankara," terang Aktay dalam wawancaranya dengan Al Jazeera, dilansir Senin (14/1/2019).

Baca juga: Trump Ancam Bakal Hancurkan Ekonomi Turki jika Turki Serang Kurdi

Menurut Aktay, Presiden AS Donald Trump terjebak ketika mengumumkan keputusan untuk menarik pasukan dari Suriah pada Desember lalu.

Trump berada di antara opini publik yang mempertanyakan keberadaan pasukan AS di Suriah, dan poltisi maupun sekutu seperti Israel yang menentang penarikan tersebut.

Keputusan Trump untuk memulangkan tentara awalnya diharapkan berlangsung mulus. Namun tenggat waktunya menjadi kabur dengan sejumlah syarat harus dibuat.

Baca juga: Ibu dan Bayi Dipaksa Turun dari Taksi Online, Kapolresta Tangerang ke Opang: Jangan Emosi

Salah satunya adalah terkait masa depan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).

Aliansi tersebut dengan pelatihan dan sokongan militer dari AS menjadi garda terdepan kampanye mengalahkan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Washington memerangi kelompok teroris Daesh (akronim ISIS). Sementara di sisi lain, mereka melindungi teroris lain," sindir Aktay.

Baca juga: Bupati dan Walkot di Jabar Bolehkan "Study Tour", Dedi Mulyadi: Pendidikan Harus Bebas dari Eksploitasi Siswa

"Inkonsistensi dalam kebijakan seperti itulah yang menurunkan reputasi AS sebagai negara adidaya dunia," lanjut Aktay.

Dia menjelaskan, AS tak mengindahkan ancaman yang dibuat YPG kepada Turki, dan kerap menyamakan kelompok itu sebagai Kurdi Suriah.

Aktay menyatakan YPG terdiri dari berbagai etnis yang bekerja dalam sebuah organisasi teroris. Namun AS kerap menyebutnya sebagai Kurdi.

Baca juga: Canggung tapi Tetap Berdampingan dengan Aldi Bragi Saat Menikahkan Anak, Ikke Nurjanah: Buat Kebahagiaan Dira

"Sebagai sekutu NATO, kebijakan AS yang mendukung dan bekerja sama dengan ancaman yang kami terima menunjukkan mereka adalah rekan yang tak bisa diandalkan," kecamnya.

Ankara memandang YPG dan Partai Persatuan Demokratik Kurdi (PYD) berhubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

PKK merupakan organisasi yang dianggap teroris karena mereka menyebabkan kekacauan di Turki sejak 1980-an silam.

Pekan lalu, Erdogan berujar pemerintah AS sudah salah kaprah dengan bekerja bersama YPG. Sementara Trump mengancam bakal menghancurkan ekonomi Turki jika menyerang Kurdi.

Baca juga: Diancam oleh Trump, Begini Balasan Turki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau