Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Ingin Harmonis Hidup Bertetangga, Jangan Lupa Silahturahmi"
Kehidupan bertetangga dalam hubungan bermasyarakat sangatlah kompleks. Selain karena perbedaan karakter dan pembawaan. Sehingga, tidak menutup kemungkinan jika antar tetangga sering kali konflik dan berselisih. Lantas, bagaimana menciptakan harmonisasi dalam hidup bertetangga?
Sebagai makhluk sosial, individu tidak dapat hidup sendiri dan sudah seharusnya dapat menjalin hubungan baik pada semua orang, salah satunya dengan tetangga.
Baca juga: Siapa Pemilik Aquviva yang Ramaikan Persaingan Merek Air Mineral?
Dalam hidup bertetangga, interaksi positif seperti tenggang rasa, rasa saling menolong, dan juga sikap menghargai perlu diterapkan.
Meski hubungan harmonis tak bisa diharapkan lahir secara ujug-ujug. Tetapi, semuanya harus diupayakan, dibina, dan dikembangkan menjadi sebuah hubungan yang tidak sekadar saling kenal, namun hubungan yang saling membutuhkan seperti saudara dekat.
Tentu hal tersebut pemandangan indah jika antar tetangga saling tolong-menolong saat ada yang membutuhkan bantuan maupun pertolongan.
Baca juga: Kisah di Balik Qatar Tak Balas Serangan Iran, Ada Pesan Berantai
Menyadari betapa pentingnya arti dan peran tetangga dalam kehidupan bermasyarakat, tentunya menjaga hubungan baik dengan tetangga perlu dilakukan agar selalu terjalin harmonis.
Namun, kenyataannya semua itu tidak mudah. Perbedaan karakteristik, kebiasaan, pola pikir, tingkat sosial ekonomi, dan lain sebagainya nyatanya dapat menimbulkan kendala atau hambatan dalam bersosialisasi.
Hal tersebut pernah saya alami sendiri. Kebetulan di kompleks tempat tinggal saya, saya dipercaya sebagai ketua RT. Dan sepanjang pengalaman menjabat sebagai ketua RT lebih dari 20 tahun, persoalan antara tetangga itu tidak pernah sepi, alias selalu saja ada, mulai dari hal yang sepele hingga yang lumayan berat.
Baca juga: Kala Prabowo Kaget Ada Tomy Winata di Peresmian Industri Baterai Listrik: Harus Saya Sapa
Meski masalah terlihat sepele, namun jika diselesaikan dengan baik dan cepat, pasti akan berkembang menjadi lebih rumit.
Kejadian bermula, ketika saya didatangi warga yang melapor jika si A dan si B bertengkar hebat, dikarenakan si A memasang semacam jaring penangkap sampah di selokan di bawah plat beton jalan masuk ke rumahnya.
Jaring penangkap sampah yang terpasang itu memang cukup rapat, sehingga sampah menumpuk dan ketika hujan sedikit saja menyebabkan air meluber sebagian ke jalan dan ke rumah tetangga sebelahnya.
Baca juga: Bahlil ke Prabowo: Tanggal Merah Sudah Tidak Ada di Kabinet yang Bapak Pimpin
Keduanya datang menghadap saya membawa keluhannya dengan sama-sama merasa benar.
Kedua tetangga ini kesehariannya memang selalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ada yang berprofesi sebagai pedagang, sedangkan yang satunya ialah suami istri yang berprofesi sebagai pegawai negeri yang juga cukup sibuk dengan pekerjaannya.
Salah satu yang menjadi persoalan dalam bertetangga itu adalah jika komunikasi antar tetangga itu terputus sama sekali.
Baca juga: Kondisi Perwira TNI AL Usai Dikeroyok Jupang di Malang, Harus Operasi Wajah dan Alami Patah Tulang