Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/05/2015, 08:15 WIB

KOMPAS.com - Biasanya, bayi bertubuh gemuk selalu mencuri perhatian, karena terlihat lucu dan menggemaskan. Bahkan, ada yang beranggapan, semakin gemuk bayi, berarti semakin menggemaskan dan semakin sehat. Padahal, bayi yang terlalu gemuk tidaklah sehat, ada bahaya mengancam kesehatan tubuhnya.

Berat badan berlebih atau obesitas pada bayi, umumnya disebabkan oleh dua faktor dominan, yaitu faktor keturunan dan faktor gaya hidup. Kombinasi dari kedua faktor tersebut memperbesar risiko terjadinya obesitas pada bayi. Jadi, orangtua yang obesitas, besar kemungkinannya bayinya mengalami obesitas juga.

Selain itu, obesitas pada bayi juga bisa dipicu akibat pemberian susu formula yang berlebihan. Coba bayangkan, bayi mengonsumsi susu formula dalam jumlah banyak, sementara bayi tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup untuk membakar kalori. Belum lagi, adanya pola konsumsi makanan yang tergolong tidak seimbang. Inilah kondisi yang menyebabkan terjadinya obesitas pada bayi.

Obesitas pada bayi, tentunya bukan tanpa efek negatif. Berbagai risiko gangguan kesehatan menghadang, di antaranya terjadinya gangguan pertumbuhan pada tulang, pergerakan lebih lamban, sehingga akan membuat bayi kurang bereksplorasi. Tak hanya itu, obesitas pada bayi akan menyebabkan terjadinya napas pendek. Hal ini disebabkan oleh pembesaran kelenjar tonsil atau amandel. Hati-hati, ini bisa menyebabkan bayi kekurangan oksigen, karena saluran napas atas tertutup. Bahkan, jika obesitas terus berlanjut, akan memicu terjadinya diabetes dan tekanan darah tinggi.

Jadi, ada baiknya mulai memerhatikan dan membiasakan konsumsi asupan seimbang untuk bayi Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com