Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini... Jurus Tahan Kenyang di Jam-jam "Kritis" Berpuasa!

Kompas.com - 17/06/2017, 08:58 WIB
Dimas Wahyu

Penulis

Sumber kompas.com

KOMPAS.com – Puasa pada bulan Ramadhan seperti yang dijalani umat Muslim pada Mei-Juni 2017 ini berarti tidak menerima asupan makanan dari subuh hingga maghrib. Biasanya, “jam-jam kritis” akan terasa, yakni pada sore hari menuju waktu berbuka puasa.

Kenapa rasa lapar dan lemas muncul pada “jam-jam kritis”?

Pada saat puasa, tubuh beraktivitas sehingga menyerap energi dari makanan yang kita peroleh saat sahur. Sejalan dengan itu, stok sebagian energi dari makanan sudah terserap ke dalam sel-sel tubuh sehingga ada sensor untuk menyatakan lapar.

Baca juga: Dedi Mulyadi Mantap Tolak KJA, Susi Pudjiastuti: Hatur Nuhun Pak Gubernur

“Karena energi sudah terserap, maka organ-organ yang menjadi sensor, seperti hati, jantung, memberikan komando untuk melakukan penghematan sehingga kita merasa (lemas dan) mengantuk,” ujar dr Ram Choudhary dari Rajasthan Medical Council dalam tanya jawab di healthcaremagic.com pada artikel “Why do We Feel More Sleepy and Tired During Fasting”.

Maka dari itu, seperti juga dikatakan dr Ram Choudhary, ilmu teologi menunjukkan bahwa proses tersebut membuat kita terkontrol untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak perlu.

Di samping kontrol sikap, puasa pun sejatinya berefek serupa dengan diet. Dokter dari UCLA Longevity Institute, Min Wei, bersama rekan-rekannya menguji efek diet dengan meniru puasa, lalu memantau pengaruhnya pada berbagai faktor risiko diabetes, penyakit jantung, kanker, dan penyakit-penyakit lain.

Baca juga: Iwan Kurniawan Bicara Saat Dibawa ke Rutan: Saya Tidak Terlibat!

Baca: Puasa Lima Kali Sebulan Terbukti Menyehatkan

Takaran makan

Pada saat sahur tubuh membutuhkan 40 persen dari jumlah asupan makanan dalam sehari. Sisanya yang sebesar 60 persen bisa dipenuhi saat berbuka puasa, seperti dikatakan Fiastuti Witjaksono, dokter spesialis gizi klinis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Makanan sahur sendiri sebaiknya yang mencukupi cadangan kalori dan protein tinggi, seperti telur, keju, atau kacang-kacangan.

Baca juga: Istana Ungkap Respons Prabowo soal Bupati Pati Sudewo yang Bikin Kisruh

Lalu bagaimana caranya memanfaatkan takaran itu agar tetap kenyang saat puasa, terutama pada “jam-jam kritis”?

Saat makan sahur, porsikan makan besar sebanyak 30 persen, sementara 10 persen lainnya adalah camilan atau snack, seperti disarankan dr Fiastuti Witjaksono pada artikel "Strategi Jitu Menjalankan Pola Makan Sehat saat Puasa Ramadhan" di laman Soyjoy.co.id.

Camilan mengandung karbohidrat yang dikonsumsi sebaiknya yang mengandung karbohidrat kompleks. Jenis karbohidrat ini membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, berbeda dengan karbohidrat sederhana.

Baca juga: Telkomsel Rilis Paket Simpati "Terbaik Untukmu", Tawarkan Kuota Anti-hangus

"Lebih baik konsumsi karbohidrat kompleks saat sahur ketimbang karbohidrat sederhana karena karbohidrat kompleks akan dipecah perlahan-lahan dan tidak menyebabkan lonjakan gula darah. Ini juga membuat tubuh tidak merasa kelaparan,” ujar Samuel Oetoro, dokter spesialis gizi klinis MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dalam artikel yang sama.

Jadi, saat sahur, makanlah seperti biasa, dilanjutkan dengan snack tinggi serat, seperti Soyjoy, yang berbahan kedelai.

Baca: Agar Sehat, Jangan Lupa Konsumsi Serat

Dengan kenyang lebih lama lewat jurus atur konsumsi saat sahur, maka “khayalan” di jam kritis, seperti keinginan untuk mengonsumsi karbohidrat, macam nasi, mi, atau roti, bisa berkurang dengan sendirinya.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Mengenal Manchild, Ketika Laki-laki Tak Mau Tumbuh Dewasa
Mengenal Manchild, Ketika Laki-laki Tak Mau Tumbuh Dewasa
Relationship
2 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah agar Tetap Lembap
2 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah agar Tetap Lembap
Beauty & Grooming
Apa Saja yang Tak Boleh Dilakukan Setelah Facial? Simak Kata Dokter
Apa Saja yang Tak Boleh Dilakukan Setelah Facial? Simak Kata Dokter
Beauty & Grooming
8 Camilan yang Tak Bikin Gemuk Menurut Ahli Gizi, Bisa Dinikmati Tanpa Rasa Bersalah
8 Camilan yang Tak Bikin Gemuk Menurut Ahli Gizi, Bisa Dinikmati Tanpa Rasa Bersalah
Wellness
2 Faktor Penyebab Seseorang Menyimpan Barang Lama Menurut Psikolog
2 Faktor Penyebab Seseorang Menyimpan Barang Lama Menurut Psikolog
Wellness
Pria Ini Keracunan Setelah Minta Saran Medis dari ChatGPT
Pria Ini Keracunan Setelah Minta Saran Medis dari ChatGPT
Wellness
Kenapa Percaya Diri Bisa Menentukan Hasil Manifesting? Ini Kata Psikolog
Kenapa Percaya Diri Bisa Menentukan Hasil Manifesting? Ini Kata Psikolog
Wellness
Mengapa Orang Sulit Membuang Barang Lama? Ini Kata Psikolog
Mengapa Orang Sulit Membuang Barang Lama? Ini Kata Psikolog
Wellness
20 Pantun Kemerdekaan 17 Agustus, Penuh Makna Rayakan HUT Ke-80 RI
20 Pantun Kemerdekaan 17 Agustus, Penuh Makna Rayakan HUT Ke-80 RI
Wellness
Siapa DJ Patricia Schuldtz? Perempuan yang Dilamar Darma Mangkuluhur, Putra Tommy Soeharto
Siapa DJ Patricia Schuldtz? Perempuan yang Dilamar Darma Mangkuluhur, Putra Tommy Soeharto
Wellness
Mengapa Kaki Bisa Bau? Ini 4 Penyebab yang Perlu Diwaspadai
Mengapa Kaki Bisa Bau? Ini 4 Penyebab yang Perlu Diwaspadai
Wellness
Cara Efektif Bentuk Otot Tanpa Harus Tiap Hari ke Gym
Cara Efektif Bentuk Otot Tanpa Harus Tiap Hari ke Gym
Wellness
Bolehkah Bayi Usia 1 Tahun Memakai Pelembap Newborn? Ini Penjelasannya
Bolehkah Bayi Usia 1 Tahun Memakai Pelembap Newborn? Ini Penjelasannya
Parenting
Padelates, Tren Olahraga Baru yang Memadukan Padel dan Pilates untuk Cegah Cedera
Padelates, Tren Olahraga Baru yang Memadukan Padel dan Pilates untuk Cegah Cedera
Wellness
12 Cara Mengenali Pembohong Menurut Ahli, Bahasa Tubuh hingga Perilaku
12 Cara Mengenali Pembohong Menurut Ahli, Bahasa Tubuh hingga Perilaku
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Konfirmasi Usia
Kami ingin memastikan iklan yang tampil sesuai dengan usia pembaca. Beberapa iklan memerlukan konfirmasi usia 21 tahun ke atas
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau