Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Batik Jambi yang Identik dengan Warna Merah...

Kompas.com - 02/10/2019, 06:30 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Batik bukan milik satu daerah semata di Indonesia.

Keberadaannya menjadi kebanggan pada setiap daerah yang mengangkatnya, termasuk Jambi yang mempunyai ciri khas batik tersendiri.

Pegiat batik Jambi sekaligus pemilik Rumah Batik Zmiah, Bagus Priyono menuturkan, perkembangan batik di daerahnya memiliki beberapa versi.

Hipotesa abad ke-13, misalnya, tak lepas dari ekpedisi Pamalayu di mana Raja Singasari, Kertanegara, mengirimkan pasukan bantuan ke Kerajaan Melayu.

Baca juga: Melihat Gadis-gadis Cantik Portugis dalam Balutan Kain Batik...

Sementara itu, menurut Bagus dalam buku Batik Jambi yang ditulisnya, ditandai oleh adanya makam Keluarga Pakubuwono III tahun 1787 di Desa Lubuk Landai.

Ada pun Pakubowono III disebut-sebut hijrah bersama keluarga dan pengikutnya dari Jawa Tengah dengan membawa serta perajin batik.

"Namun, (batik Jambi) mulai diproduksi pada abad ke-18."

"Beberapa imigran dari Jawa, seperti Jogja, Solo dan Demak pindah ke sana dan mengenalkan tradisi batik (ke) Jambi," kata Bagus saat berbincang dengan Kompas.com beberapa waktu lalu.

Motif batik Jambi, menurut Bagus, lebih sederhana. Beberapa motif yang umum ditemukan adalah ceplok dan bulat.

Motif-motif tersebut tak muncul dengan sendirinya. Menurut Bagus, selama ini batik Jambi kental pengaruh sejumlah elemen--India, China, Jawa, dan Islam.

India, misalnya, muncul dalam motif ceplok-ceplok yang tampak sederhana. Sementara China dari sisi floral.

Menjelang Idul Fitri, sejumlah perajin memproduksi batik untuk pakaian gamis. Hal itu untuk menyiasati pemasaran agar tetap stabil di masa Lebaran. Siti Hajir, perajin di sentra batik kawasan Seberang, Kota Jambi, menjemur hasil pewarnaan batik, Jumat (16/6/2017).KOMPAS/IRMA TAMBUNAN Menjelang Idul Fitri, sejumlah perajin memproduksi batik untuk pakaian gamis. Hal itu untuk menyiasati pemasaran agar tetap stabil di masa Lebaran. Siti Hajir, perajin di sentra batik kawasan Seberang, Kota Jambi, menjemur hasil pewarnaan batik, Jumat (16/6/2017).
Ada pun Jawa memiliki keterikatan seperti motif Merak Ngeram di Jambi yang menyerupai Babon Angkrem di Jawa.

Lalu pengaruh Islam dalam batik Jambi ditandai dengan tidak memunculkan motif figuratif, seperti hewan dan manusia.

"Pengaruh Islam juga ada motif seperti huruf (bernafas) Islam, tapi tidak kentara," kata dia.

Kekhasan lain dari batik Jambi adalah warna merah.

Baca juga: Indahnya Batik yang Dibuat dari Daur Ulang Limbah

Rumah batik besutan Bagus, misalnya, didominasi dengan kain batik warna merah yang menjadi ciri khas.

Bahkan, untuk mencapai warna merah alami, para pendahulu batik Jambi memakai campuran khusus, seperti buah rotan dan sejumlah kayu khas daerah di Pulau Sumatera tersebut.

Sayangnya, karena keterbatasan buah rotan dan kayu-kayu campurannya, pewarnaan alami pun mulai langka.

"Warna merah gini (kain batik Jambi) memang belum pakai pewarnaan alam," ujar Bagus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com