Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Makanan Terasa Lebih Enak ketika Perut Lapar

Kompas.com - 18/10/2019, 12:19 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat berbupa puasa atau ketika kita sedang merasa lapar dan akhirnya mendapatkan makanan, entah mengapa makanan tersebut terasa jauh lebih enak daripada saat kita tidak lapar.

Bahkan, makanan yang tidak terlalu kita sukai pun terasa begitu nikmat.

Ternyata, berlipatnya kepuasan kita terhadap makanan itu bukan cuma karena rasa lapar yang terpenuhi. Perut kosong dan lapar sebetulnya membuat makanan terasa lebih manis.

Sebuah riset dari National Institute for Physiological Sciences di Jepang melakukan eksperimen terhadap tikus dan menemukan bahwa ada dua sirkuit saraf spesifik yang bertanggung jawab atas kondisi ini.

Tikus yang sebelumnya berpuasa memiliki preferensi besar terhadap hal-hal manis dan mengalami penurunan sensitivitas terhadap rasa yang sebelumnya tidak disukai, yang biasanya datang dari makanan dengan rasa pahit atau asam.

Mengapa hal itu bisa terjadi?

Para peneliti menemukan bahwa tipe sel otak spesifik, yaitu Agouti-related peptide (AgRP), bertanggung jawab atas perubahan minat pada rasa yang disebabkan oleh rasa lapar.

Penulis utama studi, Ou Fu menjelaskan, neuron yang mengeskresikan AgRP ditemukan dalam hipotalamus yaitu daerah otak yang memegang peran penting dalam mengatur nafsu makan.

Baca juga: 6 Fakta Seputar Gula, dari Jenis hingga Batas Konsumsinya

Tim peneliti sengaja mengaktifkan neuron-neuron tersebut dan melakukan observasi apakah persepsi terhadap rasa benar-benar terpengaruh setelah berpuasa atau lapar dalam jangka waktu lama.

Setelah neuron AgRP diaktifkan, neuron-neuron glutamat pada hipotalamus menyebabkan perubahan rasa di dua jalur berbeda.

Pertama, neuron glutamat yang terproyeksikan ke dalam septum lateral (bagian otak yang terkait dengan sinyal hadiah) meningkatkan minat pada rasa manis.

Kedua, neuron glutamat yang terproyeksikan ke dalam habenula lateral (bagian otak yang biasanya diaktifkan oleh peristiwa yang tidak menyenangkan) bekerja untuk mengurangi sensitivitas tikus terhadap rasa pahit.

Dengan dikenalinya kedua jalur dalam otak itu, para peneliti berharap dapat mengembangkan cara untuk mengontrol preferensi rasa. Terutama untuk menangkal penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup dan pola makan.

"Langkah selanjutnya adalah menyelidiki apakah jalur neuron hipotalamus berubah dalam kondisi patofisiologis, seperti diabetes dan obesitas," kata penulis lainnya dalam studi ini, Yasuhiko Minokoshi.

Mengingat fakta bahwa saat ini dunia menghadapi wabah diabetes dan obesitas, temuan ini bisa memberi dampak kesehatan yang besar.

Orang dengan obesitas pada umumnya memiliki preferensi kuat terhadap rasa manis. Kondisi tersebut mungkin berkaitan dengan perubahan dalam aktivitas yang diproyeksikan oleh neuron glutamat ke septum lateral.

Untuk saat ini, setidaknya kita tahu apa yang menyebabkan makanan terasa lebih nikmat ketika kita lapar.

Temuan ini juga bisa menjelaskan mengapa banyak pelaku intermittent fasting melaporkan bahwa menjalani pola makan tersebut membuat mereka mampu memilih pilihan makanan yang lebih sehat dan lebih mengapresiasi makanan.

Baca juga: Menyeruput Bikin Rasa Kopi Lebih Nikmat, Apa Alasannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
pada saat lapar, kita laper mata dan makan yang banyaaaakkk #jernihberkomentar


Terkini Lainnya
Intip Gaya Fashion Anne Hathaway untuk The Devil Wears Prada 2
Intip Gaya Fashion Anne Hathaway untuk The Devil Wears Prada 2
Fashion
Mengenal Sifat Zodiak dengan Elemen Tanah, Stabil dan Realistis
Mengenal Sifat Zodiak dengan Elemen Tanah, Stabil dan Realistis
Wellness
Mau Beli Perhiasan Emas? Ini Kadar yang Paling Disarankan dan Menguntungkan
Mau Beli Perhiasan Emas? Ini Kadar yang Paling Disarankan dan Menguntungkan
Fashion
Kandungan Skincare yang Sering Dikira sebagai Penyebab Jerawat, Apa Saja?
Kandungan Skincare yang Sering Dikira sebagai Penyebab Jerawat, Apa Saja?
Beauty & Grooming
5 Zodiak yang Paling Manja, Ada Taurus dan Leo
5 Zodiak yang Paling Manja, Ada Taurus dan Leo
Relationship
Sebanyak 27 Anak Binaan LPKA Kelas II Jakarta dapat Remisi Hari Anak Nasional
Sebanyak 27 Anak Binaan LPKA Kelas II Jakarta dapat Remisi Hari Anak Nasional
Wellness
4 Cara Mencegah Rambut Beruban di Usia Muda Menurut Dokter
4 Cara Mencegah Rambut Beruban di Usia Muda Menurut Dokter
Beauty & Grooming
AI di Dunia Medis, Cepat Diagnosis dan Kurangi Waktu Tunggu Pasien
AI di Dunia Medis, Cepat Diagnosis dan Kurangi Waktu Tunggu Pasien
Wellness
Sayur Sebaiknya Dimakan Dulu, Karbohidrat Terakhir
Sayur Sebaiknya Dimakan Dulu, Karbohidrat Terakhir
Wellness
Mengenal Wardah Skinverse Clinic 2025, Pakai AI dan Suara untuk Perawatan Kulit
Mengenal Wardah Skinverse Clinic 2025, Pakai AI dan Suara untuk Perawatan Kulit
Beauty & Grooming
5 Outfit Sheila Dara di Film Sore, Tetap Keren Pakai Baju Cowok
5 Outfit Sheila Dara di Film Sore, Tetap Keren Pakai Baju Cowok
Fashion
Cerita RN Sabar Menanti Sang Anak Bebas dari LPKA, Bersyukur Dapat Remisi Hari Anak Nasional
Cerita RN Sabar Menanti Sang Anak Bebas dari LPKA, Bersyukur Dapat Remisi Hari Anak Nasional
Parenting
Pakai Skincare Baru Malah Jerawatan, Ini Beda Purging dan Breakout Menurut Dokter
Pakai Skincare Baru Malah Jerawatan, Ini Beda Purging dan Breakout Menurut Dokter
Beauty & Grooming
Kenapa Rambut Beruban Tidak Boleh Sering Dicatok atau Dipanaskan?
Kenapa Rambut Beruban Tidak Boleh Sering Dicatok atau Dipanaskan?
Beauty & Grooming
Batik Oey Soe Tjoen Pernah Wajib Jadi Mahar Pernikahan Peranakan
Batik Oey Soe Tjoen Pernah Wajib Jadi Mahar Pernikahan Peranakan
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prabowo Akui Alot Negosiasi dengan Trump, "Heran" Ada yang Nyinyir Usahanya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Konfirmasi Usia
Kami ingin memastikan iklan yang tampil sesuai dengan usia pembaca. Beberapa iklan memerlukan konfirmasi usia 21 tahun ke atas
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau