Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Pembalut dan Diapers Bisa Dijadikan Benang dan Pot, Coba Simak

Kompas.com - 27/11/2019, 15:29 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahukah kamu, jika wanita menjadi penyumbang sampah terbesar? Mulai dari sampah komestik, dapur, kebutuhan khusus perempuan seperti pembalut, dan lainnya.

Isu besar ini dijadikan salah satu fokus bahasan di Poppins Bazaar yang digelar selama tiga hari di pusat perbelanjaan PVJ, Bandung.

Dengan menggandeng Bank Sampah Bersinar, puluhan ribu perempuan pengunjung bazaar belajar cara memilah sampah. Salah satunya, sampah pembalut dan diapers.

“Selama ini kita aware terhadap sampah, tapi pemahaman terhadap sampah sangat sedikit,” ujar tim Poppins, Natalie Koswara kepada Kompas.com di Bandung, Senin (25/11/2019) lalu.

Sampah pembalut dan diapers -misalnya. Selama ini, orang-orang hanya melipat, membungkus, kemudian membuang sampah tersebut ke tong sampah bersama sampah lainnya.

Baca juga: Menstrual Cup Sama Efektifnya dengan Pembalut dan Tampon

Ternyata, sampah pembalut dan diapers itu sangat berbahaya. Bahkan tergolong dalam limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

“Sampah pembalut dan diapers ini bisa diolah, dibuang bakterinya, dipanaskan. Nantinya sampah wanita ini bisa dijadikan benang dan digunakan kembali untuk dibuat pot,” tutur dia.

Tentunya, peran para perempuan rumah tangga tidak sampai ke pengolahan. Namun para perempuan ini bisa membantu memilah sampah sejak dari rumah.

Misal, dengan memisahkan sampah pembalut ataupun diapers di kotak yang berbeda dengan sampah lainnya.

“Bersihkan pembalut, kemudian bungkus dan pisahkan antara sampah pembalut, diapers, botol-botol bekas skincare, dan sampah lainnya seperti sampah makanan,” ucap dia.

Sampah yang sudah dipisahkan tersebut bisa langsung dikirimkan ke Bank Sampah atau Bank Sampah yang menjemputnya ke rumah.

Selain pemilahan sampah dari kaum wanita, pengunjung bazaar juga diajarkan bagaimana cara memilah sampah botol minuman, terutama saat jalan-jalan ke mal.

Baca juga: Apakah Pembalut Berpewangi Sehat?

Sampai sekarang, masih ada yang membuang botol minuman berisi. Padahal cara yang tepat adalah, buang dulu minumannya. Kemudian sampah botol keringnya dibuang ke tong sampah.

“Dengan begitu kita sudah membantu Kota Bandung mengurangi sampah,” ungkap Natalie.

Ke depan, edukasi soal sampah ini akan terus digenjot. Ia bersama timnya akan mengundang lebih banyak perempuan untuk aware terhadap sampah.

“Kami memang belum bisa zero waste. Tapi, kami berupaya untuk less waste, sehingga ke depan sampah yang kami hasilkan ke TPA jauh berkurang,” tutup Natalia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Gaya Megawati Hangestri dan Dio Novandra Saat Akad Nikah, Serba Putih
Gaya Megawati Hangestri dan Dio Novandra Saat Akad Nikah, Serba Putih
Fashion
4 Tanda Anak Kecanduan Gadget yang Harus Diwaspadai Orangtua
4 Tanda Anak Kecanduan Gadget yang Harus Diwaspadai Orangtua
Parenting
Wulan Guritno Bagikan Rahasia Kulit Awet Muda di Usia 40-an
Wulan Guritno Bagikan Rahasia Kulit Awet Muda di Usia 40-an
Beauty & Grooming
Seperti Olla Ramlan, Ini Cara Kelola Emosi Saat Pacaran dengan Pria Lebih Muda
Seperti Olla Ramlan, Ini Cara Kelola Emosi Saat Pacaran dengan Pria Lebih Muda
Relationship
Gaya Jefri Nichol di Paris Fashion Week 2025, Modis Bareng Ameera Khan
Gaya Jefri Nichol di Paris Fashion Week 2025, Modis Bareng Ameera Khan
Fashion
Bahagia atau Sekadar Bertahan? Ini 4 Cara Mengetahui Hubungan Tidak Sehat
Bahagia atau Sekadar Bertahan? Ini 4 Cara Mengetahui Hubungan Tidak Sehat
Relationship
Pengasuhan Responsif, Fondasi Ketangguhan Keluarga
Pengasuhan Responsif, Fondasi Ketangguhan Keluarga
Parenting
Inspirasi Gaya Agnez Mo yang Kasual dan Keren, Tak Ragu Tampil Beda
Inspirasi Gaya Agnez Mo yang Kasual dan Keren, Tak Ragu Tampil Beda
Fashion
Anak Kecanduan Gadget, Ini Dampak dan Cara Mengatasinya
Anak Kecanduan Gadget, Ini Dampak dan Cara Mengatasinya
Parenting
Cara Menghadapi Stigma Saat Berpacaran dengan Pria Lebih Muda
Cara Menghadapi Stigma Saat Berpacaran dengan Pria Lebih Muda
Relationship
Negara yang Melarang Para Siswa Bawa Gawai ke Sekolah
Negara yang Melarang Para Siswa Bawa Gawai ke Sekolah
Parenting
Pacaran dengan Pria Lebih Muda, Bagaimana Mengatasi Sifat Kekanakannya?
Pacaran dengan Pria Lebih Muda, Bagaimana Mengatasi Sifat Kekanakannya?
Relationship
Belajar dari Stephanie Poetri, Apa Dampak Positif dan Negatif Keputusan Childfree?
Belajar dari Stephanie Poetri, Apa Dampak Positif dan Negatif Keputusan Childfree?
Wellness
Deretan Promo di Jakarta X Beauty 2025, dari Skincare hingga Parfum 
Deretan Promo di Jakarta X Beauty 2025, dari Skincare hingga Parfum 
Wellness
Cinta Beda Usia seperti Olla Ramlan, Ini Kata Psikolog soal Rentang Usia Ideal
Cinta Beda Usia seperti Olla Ramlan, Ini Kata Psikolog soal Rentang Usia Ideal
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Konfirmasi Usia
Kami ingin memastikan iklan yang tampil sesuai dengan usia pembaca. Beberapa iklan memerlukan konfirmasi usia 21 tahun ke atas
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau