KOMPAS.com - Isu lingkungan berkelanjutan terus menjadi pembicaraan di berbagai bidang kehidupan masyarakat. Termasuk soal pilihan makanan.
Pilihan makanan ternyata berdampak pada lingkungan karena berkaitan dengan proses produksinya.
Mengetahui apa, di mana, dan bagaimana makanan diproduksi dapat membuat perbedaan besar dalam upaya mitigasi iklim.
Baca juga: Kata-kata Terakhir Pilot Air India Sebelum Pesawat Jatuh di Permukiman Ahmedabad
Satu studi dari University of Oxford melaporkan, produksi makanan memainkan peran utama dalam emisi gas rumah kaca.
Mulai dari mengubah ekosistem alami dan keanekaragaman hayati hingga meminimalkan ketahanan ekologi.
Semua tahapan dalam rantai pasokan makanan, terutama makanan olahan dapat mengeluarkan gas rumah kaca yang berpengaruh terhadap perubahan iklim.
Baca juga: 5 Makanan dan Minuman yang Bantu Memecah Batu Ginjal, Apa Saja?
Entah itu proses awal, transportasi, distribusi, eceran, dan pengemasan.
Oleh karenanya, beralih ke pola makan makanan utuh yang tidak diproses adalah salah satu cara menyejahterakan diri sendiri dan lingkungan.
Usahakan untuk selalu mengonsumsi makanan yang memiliki jejak karbon rendah guna menjaga keberlangsungan lingkungan.
Baca juga: Ingin Lebih Sehat, Hindari 10 Jenis Makanan Ini
Berikut sembilan makanan dengan jejak karbon lebih rendah.
1. Buah-buahan lokal
Idealnya pilihlah buah yang segar, organik, dan lokal. Misalnya saja apel, pisang, jeruk, jeruk, plum, alpukat, anggur, persik, dan beri musiman.
2. Biji-bijian utuh
Mengonsumsi biji-bijian utuh dapat menahan rasa kenyang lebih lama karena mengandung karbohidrat dan serat yang tinggi.
Baca juga: Fadli Zon Sebut Tak Ada Pemerkosaan Massal Mei 1998, Usman Hamid: Kekeliruan yang Fatal
Pilihan biji-bijian utuh yang dapat dikonsumsi antara lain quinoa, beras hitam, bulgur, millet, dan jagung.