Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali "Hustle Culture", Gila Kerja yang Bisa Berujung Kematian

Kompas.com - 23/08/2021, 08:57 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Bekerja memang menjadi sudah menjadi rutinitas yang dilakukan sehari-hari untuk memenuhi kesejahteraan hidup. Namun, tak sedikit pekerja yang pada akhirnya mengorbankan waktu dan kesehatannya demi pekerjaan mereka.

Fenomena ini disebut hustle culture. Hustle culture adalah kondisi yang terjadi karena seseorang memiliki motivasi untuk bekerja melebihi batas waktu demi meraih kesuksesan. Bahkan mereka seolah ingin bekerja keras lebih banyak daripada waktu normal.

Gaya hidup hustle culture pada akhirnya dapat merusak keseimbangan kehidupan dan pekerjaan (work life balance) seseorang serta berdampak buruk terhadap kesehatan mental dan emosional.

"Tren hustle culture ini hampir dialami oleh sebagian besar pekerja di berbagai perusahaan, terutama kalangan fresh graduate."

"Tuntutan kebutuhan hidup yang banyak mengharuskan mereka bekerja lebih keras supaya mendapatkan penghasilan besar
meskipun mengesampingkan kesehatan diri sendiri."

Demikian diungkapkan oleh psikolog sekaligus tim konselor dari aplikasi konseling karyawan, Riliv, Graheta Rara Purwasono, M.Psi, seperti dikutip Kompas.com dari keterangan tertulis.

Baca juga: 8 Cara Mengatasi Burnout, Tak Selalu Berhenti Kerja

Faktor eksternal juga bisa membuat seseorang semakin terpacu untuk menerapkan hustle culture. Misalnya, kutipan atau cerita dari para orang sukses yang membuat mereka semakin ingin bekerja keras demi mendapatkan hasil maksimal.

"Memang tidak salah dengan mengonsumsi hal itu, tapi apabila sampai salah pemahaman, maka akan berakibat pada pemaksaan diri sendiri untuk gila bekerja," tuturnya.

Selain itu, beberapa dampak buruk hustle culture yang berisiko terjadi seperti burnout (stres berat), kelelahan, hingga yang lebih berbahaya lagi dapat menyebabkan kematian. Menurut Graheta, sudah banyak kasus kematian yang terjadi akibat hustle culture dalam dunia kerja.

Perubahan mindset berikut diyakini dapat membantu mengurangi hustle culture, di antaranya:

1. Bekerjalah untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja

Sebagian orang mendedikasikan hidupnya untuk bekerja secara totalitas. Namun, jika berlangsung di luar batas, waktu kita akan terbuang secara cuma-cuma tanpa sempat memenuhi aktivitas lainnya.

Jadi, selesaikan pekerjaan dengan tepat waktu, tak perlu berlebihan, dan gunakan waktu luang selepas bekerja untuk beristirahat dan melakukan aktivitas lainnya.

Sebab, tubuh juga memiliki batasan ketika sudah mencapai batas lelah.

Baca juga: Kenali Produktivitas Toksik, Sumber Kelelahan dan Bosan Bekerja

2. Berhenti membandingkan diri

Apapun pencapaian selama bekerja, syukurilah. Kita tak perlu membandingkan diri dengan apa yang didapatkan oleh orang lain karena itu hanya akan menambah rasa iri yang berujung ambisi tanpa memikirkan risiko.

Cobalah melihat kembali ke belakang, masih banyak orang yang belum tentu bisa mendapatkan pencapaian hasil pekerjaan seperti kita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com